Akhirnya aku bisa merasakan degup jantungku berdebar karena cinta
Betapa tenang diriku saat tubuh ini memeluk hangatnya, mencium aroma tubuhnya, mendengarkan suara lembutnya, dan menikmati usapan-usapan manja yang ia berikan
Dia masih pria yang sama, pria yang dulu pernah hadir dalam pikiran dan hatiku
Seorang pria yang mampu mengikis sedikit demi sedikit perihnya luka di hati ini, dan menghapus segala memori kelamku.
Kau yang terindah suamiku, kau yang terbaik karena hanya dirimulah yang pantas untuk menjadi seorang suami untuk Zahra
Sekarang dan selamanya.....
*************
Zahra duduk dengan tegang menanti detik-detik pengikraran pernikahannya, meskipun ini adalah yang kedua kalinya menghadapi momen tersebut, tapi rasa gugup itu masih saja menghinggapinya bahkan kali ini rasanya jauh lebih hebat. Beberapa kali ia terlihat menghela nafas untuk menenangkan diri, hingga terlintas kembali sentuhan sang bunda di saat dulu ia berada di posisi yang sama, dan kali ini ia sangat merindukannya dan membutuhkannya.
Tanpa ia sadari setitik air mata jatuh ke atas gaun pengantinnya, dan di saat ia masih bergulat dengan kenangan di masa lalu. Suara ketukan pintu mengejutkan dirinya.
" Zahra pengantin pria akan masuk " Suara seorang wanita terdengar dari balik pintu.
" Baik bibi, aku sudah siap " Zahra menghapus air matanya dan berusaha melihat bayangan senyumnya di cermin. Hingga sesosok pria ikut muncul di cermin itu, dan menyentuh pundaknya.
Zahra segera membalik tubuhnya dan berhadapan langsung dengan suaminya. Mereka tidak mengucapkan satu patah kata, hanya tatapan mata keduanya dan senyuman yang terukir di bibir mereka cukup membagi apa yang ada di hati mereka saat ini. Ragu-ragu Zahra mendekatkan telapak tangannya untuk menyentuh wajah sang suami. Pelan-pelan ia menelusuri setiap sudut wajah pria itu.
" Ini terasa nyata " Ucap Zahra disambut tawa kecil dari keduanya.
Sekarang Zahra mendekatkan kepalanya dengan ragu ke atas dada pria itu.
" Jantungmu berdegup sangat cepat sama sepertiku " Pria itu tersenyum sedikit, dan meraih wajah Zahra dengan kedua tangannya. Diatatapnya lembut wanita itu.
" Kau benar-benar seorang malaikat Zahra, dan betapa beruntungnya aku bisa menjadi suamimu " Ucapan lembut suaminya itu seolah membuat dirinya bagaikan es yang dibuat meleleh.
" Aku yang harusnya lebih beruntung, karena Allah telah menjadikan dirimu sebagai suami untukku " Keduanya saling menatap dengan intens, dan suaminya mulai mendekatkan wajah Zahra ke arahnya tergoda untuk mencium wanitanya.
Namun Zahra menahannya
" Ssst.....jangan sekarang karena kita harus shalat sunnah dulu oke " Pria itu tersenyum lalu mencubit ujung hidung Zahra gemas.
Setelah itu mereka saling menyatu dalam doa dan keikhlasan bersujud menghambakan dirinya kepada Tuhan yang telah menyatukan cinta mereka. Di keheningan doa mereka relung hati itu tak berhenti mengucap beribu syukur.
Setelah selesai Zahra segera merapikan mukenahnya, dan bersiap untuk keluar kamar dan menyambut tamu. Tetapi sang suami justru menahannya, dan memaksa Zahra untuk saling menatap meneliti sorot mata masing-masing. Hingga sebuah sentuhan manis yang begitu menyenangkan jatuh di atas kulit pipinya yang kemerahan, menciptakan sensasi menggelitik di perut Zahra seolah banyak kupu-kupu sedang berterbangan di dalamnya.
Sebuah ciuman lembut nan hangat pun mendarat di atas bibir merahnya, membuat tubuh Zahra sedikit menegang, namun pria itu tetap sabar dan lembut menuntunnya hingga akhirnya Zahra dapat menikmatinya. Keduanya begitu larut dalam lembut dan manisnya pagutan mereka, tetapi Zahra tiba-tiba menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband For Zahra
Romance" bunda aku memang selalu memimpikan diriku untuk menikah, tapi tidak dengan cara seperti ini bu, aku mohon....sadarlah bunda..ini tidak baik...ini sama saja kau menjual diriku !!!" Zahra menangis terisak-isak suara gerungan tangisannya terdengar be...