Author POV
Zahra berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar Derian dengan wajah panik bercampur gelisah, mulutnya kelihatan komat-kamit sambil sesekali menggigit kuku-kuku di jemarinya yang lentik. Sudah dari kemarin siang Zahra belum bisa menemukan sosok Derian di manapun, pria itu tiba-tiba saja menghilang seolah ditelan oleh sebuah pintu ajaib.
Sudah ratusan kali Zahra mencoba mengetuk pintu kamar Derian namun belum juga ada jawaban dari dalam. Ia juga sudah menelfon Derian,menanyakan kepada Roger keberadaan suaminya, bahkan menelusuri setiap sudut ruangan di rumah Derian tapi hasilnya tetap nihil. Zahra menjadi sangat khawatir, karena Derian sudah melewatkan jadwal makan dan minum obatnya dari kemarin siang. Ia takut kalau ternyata Derian sedang jatuh pingsan atau meregang nyawa di suatu tempat mengingat kondisi pria itu belum pulih betul.
Merasa bingung dan lelah ia kembali dengan langkah yang terhentak-hentak berjalan menuju dapur, dan mulai membuat secangkir kopi dan menata beberapa piring sarapan. Perutnya sudah terasa keroncongan sejak kemarin siang belum sempat ia isi karena khawatir menunggu Derian.
" Kenapa sih dengan dia ! Seharusnya kalaupun ia pergi beritahu aku ! " Zahra menyuap beberapa potong roti ke dalam mulutnya dengan kasar, lalu membanting garpu ke atas piring hingga bunyinya terdengar nyaring.
Brakkkk !
Suara pintu yang dibanting keras mengejutkan Zahra hingga tubuhnya terjengat kaget, dan benar saja tak lama kemudian muncul sosok Derian di hadapannya, berdiri diam terpaku dengan nafas yang naik turun seolah siap menyantap Zahra hidup-hidup.
" Kau kemana saja ? " Zahra bertanya dengan nada yang kesal.
Derian hanya mendecih lalu berjalan menuju meja " Bukan urusanmu ! Tidak usah pura-pura khawatir !" Ia tampak enggan untuk menatap Zahra, dan lebih tertarik untuk menyeruput kopi di atas meja.
" Pura-pura khawatir katamu ! Kau sudah melewatkan jadwal makan dan minum obatmu, dan kau belum benar-benar pulih, lalu kau diam menghilang begitu saja tanpa kabar, apakah itu tidak membuatku khawatir Derian ! Lalu kalau kau tiba-tiba sakit kepala hingga pingsan atau meregang nyawa sendirian di dalam kamar dan hanya ada aku di rumah ini yang jelas orang tau aku sebagai istrimu ! apa itu bukan menjadi urusanku Derian ! " Zahra berbicara dengan nada tinggi. Tapi Derian hanya diam dan menatap sekilas wajah Zahra lalu membuang muka, membuat wanita itu menjadi semakin geram. Tanpa sadar mungkin karena refleks akibat rasa khawatir dan kesal yang sudah ia pendam, Zahra menggebrak meja dengan keras dan berdiri sambil mencondongkan tubuhnya ke depan Derian.
" Sebenarnya ada apa denganmu Derian ? Sejak kemarin kau bertingkah seolah aku tidak ada di hadapanmu ! Kalau memang hanya karena aku yang meninggalkanmu cukup lama karena tertidur di taman apakah harus semarah ini ?! Kau benar-benar membuatku bingung Derian sedetik kemudian kau seolah menginginkan aku tapi sedetik sesudahnya kau seperti ingin membuangku ! Katakan padaku Derian apa maksud tingkahmu ini ! "
Derian ikut menggebrak meja dengan lebih keras dan secara kasar menarik baju di bagian leher Zahra, hingga wanita itu terangkat sedikit." Itu karena aku membencimu ! " Derian mencengkram kuat baju Zahra, dan wanita itu kelihatan tercekik kesakitan. Melihat ekspresi wajah Zahra yang meringis dan mulai memucat Derian melepaskan genggamannya dan membalik tubuhnya hendak pergi.
" Kenapa ?! Kenapa kau bisa membenciku ! " Zahra bertanya di tengah nafasnya yang sesak, menjadikan Derian menyurutkan niatnya dan berdiri terpaku tanpa mengatakan apapun, dari balik punggungnya yang menegang suara gemelutuk giginya yang saling beradu menunjukkan bahwa pria itu sedang menahan marah.
" Kenapa Derian ! Katakan padaku ! Kenapa ?! " Zahra berteriak frustasi. Derian sekarang membalik tubuhnya berhadapan kembali dengan kedua bola mata Zahra yang mulai memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband For Zahra
Любовные романы" bunda aku memang selalu memimpikan diriku untuk menikah, tapi tidak dengan cara seperti ini bu, aku mohon....sadarlah bunda..ini tidak baik...ini sama saja kau menjual diriku !!!" Zahra menangis terisak-isak suara gerungan tangisannya terdengar be...