Chapter 21

13.3K 652 9
                                    

Derian POV

Suara musik yang keras dan segelas wishki sudah menjadi obat penawar paling ampuh bagi kegalauan hatiku. Entah kenapa sejak memantapkan diriku untuk membenci Zahra, hatiku sering merasa nyeri seolah aku tidak rela melakukannya. Wanita itu dengan sejuta pesonanya memang sudah banyak mempengaruhiku. Tubuhku ini selalu merindukan kenikmatan saat aku menyentuhnya, ia terasa berbeda. Ia memiliki sensasi rasa yang mampu membuatku mabuk kepayang, aku memang tidak bisa memungkiri kalau aku sudah kecanduan untuk menyentuh wanita itu.

Aku menjadi menyesali perbuatanku yang tidak bisa menahan diri hingga harus melumat bibir suci seorang Zahra yang bagaikan buah khuldi untukku. Dan setiap detik yang kulewati bersamanya selalu membuat nafasku menjadi sesak karena degupan keras jantungku. Ini gejala yang aneh pada tubuhku, aku belum pernah merasakan sensasi seaneh ini sebelumnya bahkan dengan beberapa wanita one night stand ku.

" Argggghhhhhh "

Andai saja ia tidak pernah terlahir dari rahim seorang Sarah Purnama, maka aku akan segera melabelnya menjadi milikku.

Aku harus mempercepat permainanku, agar aku bisa segera menyelesaikan pembalasanku, dan pergi meninggalkan wanita itu jauh dari kehidupanku.

Dia sudah sangat mengganggu pikiranku, aku benci pada diriku sendiri, aku seolah menjadi terlalu lemah di hadapannya.

Aku tidak bisa mencintainya atau pun membencinya, aku harus menutup mata dan hatiku untuknya meski itu akan sangat sulit untukku.

Sarah POV

Setelah kepulangan Zahra aku memutuskan untuk pergi ke pemakaman Adrian suamiku, tubuhku terasa bergetar saat air mata tidak mau berhenti mengalir dari sudut mataku. Isi kepalaku terlalu berkabut, betapa menyesalnya diriku akan semua keegoisan yang telah aku lakukan kepada putriku.

" Maafkan aku sayang, kesalahanku sudah terlalu banyak padamu, aku telah banyak mengecewakanmu, aku bukanlah seorang ibu yang baik untuk putri kesayanganmu..." aku terduduk di samping makamnya dengan bibirku yang bergetar dalam gerungan tangisku.

Betapa buruknya aku sebagai seorang wanita, sudah aku tidak bisa menjadi istri yang baik karena mengkhianati suamiku, sekarang aku tidak juga berubah malah menjadi semakin parah dengan memaksakan kehendakku pada putriku. Seharusnya bukan Zahra yang merasakan penderitaan atas penebusan kesalahanku kepada Derian.

Benar kata Zain putra pertamaku, aku adalah seorang wanita yang sangat egois. Dan akibat keegoisanku, satu persatu aku harus merelakan kehilangan orang-orang terdekatku.
Andai saja waktu dapat berputar kembali ke masa lalu, maka aku tidak akan semenderita ini.

Kembali terputar dalam ingatanku saat kami masih hidup bahagia dalam keluarga kecil yang aku dan Adrian bangun bersama. Semua ingatan itu bagaikan pisau yang menyayat hatiku, begitu dalam dan menyakitkan. Aku sangat merindukan masa-masa lalu kami yang indah itu, tapi itu akan menjadi angan-angan kosong untukku saat ini.

Sarah POV ( flashback )

" ayahhh lihat aku..." Zain kecil terlihat tertawa bahagia sambil menghentak-hentakkan kakinya di atas pasir dan deburan ombak.

" Jangan terlalu ke tengah nak nanti kau hilang ! " Adrian berteriak keras, hingga menulikan pendengaranku, sedari tadi hanya dia yang kelihatan seperti seorang ayah yang sangat panik dan kalang kabut,membuatnya menjadi pusat perhatian dan bahan tertawaan beberapa pengunjung. Aku sebenarnya sedikit malu melihat tingkahnya yang berteriak-teriak seperti tante-tante, tapi ketika ia berlari dan mengomel kerepotan dengan tingkah Zain membuatnya semakin lucu dan menggemaskan.

" Hahhhhh " Adrian kelihatan sangat lelah dengan nafasnya yang terengah-engah membawa Zain di dalam pelukannya.

" Upsiii suamiku pasti kelelahan sekali mengurus putraku yang paling tampan ini ! " Aku segera mengulurkan kedua tanganku, dan bocah itu kelihatan melonjak-lonjak kegirangan tidak sabar untuk berada dalam gendonganku.

Husband For ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang