Chapter 31

17.9K 852 47
                                    

Hujan mewarnai kabut kesenduan di atas pemakaman sang bunda. Selama prosesi Zahra tampak masih berdiri dengan tatapan kosong, bahkan tubuhnya terasa lunglai tanpa tulang hingga Zain harus menopangnya dengan dekapan.

Kini kedua orangtuanya telah terbaring tenang berdampingan di bawah gundukan tanah berhiaskan nisan. Satu-persatu langkah para pelayat mulai menghilang meninggalkan kedua saudara itu berdiri menatap makam.

" Zahra...ayo kita pulang " saat Zain mencoba mengajak tubuh Zahra untuk mengikutinya, tiba-tiba wanita itu mengelak.

" Pulang saja duluan aku masih ingin disini "

" Tap...

" Kau tahu sepuluh langkah aku meninggalkan bunda disini, maka malaikat akan segera datang menemuinya, aku hanya tidak ingin bunda kaget ketika ia baru memasuki alam barzah, beri aku waktu untuk menemaninya sebentar " Zahra segera menghentikan ucapan Zain, membuat pria itu hanya bisa diam dan ikut menemani Zahra berdiri di samping makam.

Mereka berdua hanya terdiam dengan pikiran mereka masing-masing sambil menatap makam sang bunda, tanpa sadar kalau sekarang ada seseorang yang sedang menatap mereka dari kejauhan.

Pria itu hanya berdiri berlindung di bawah lindungan bayangan pohon, menatap kedua bersaudara itu dan menunggu hingga kedua sosok itu hilang dari lingkungan pemakaman. Dengan perlahan sosok itu berjalan mendekati makam Sarah, tanpa perduli tetesan air hujan yang membasahi mantel hitamnya.

Pria itu terus melangkah hingga kakinya berhenti tepat di samping makam Sarah, dan dengan lutut yang gemetar ia mencoba untuk merendahkan tubuhnya hingga ia bisa menyentuh tanah kubur yang masih basah itu.

" Kau beruntung Sarah ! Kali ini kau sudah mengalahkanku ! Kau beruntung karena Tuhan sudah menitipkan seorang malaikat di dalam rahimmu, Zahra adalah seorang malaikat yang berhasil meleburkan hatiku..." Pria itu menghentikan kata-katanya karena menahan bibirnya yang bergetar.

" Zahramu sudah berhasil merubah seorang Derian ! Dan kau tau cukup sulit bagiku untuk memikirkan dan menyesali ini semua, karena sekarang akibat kebodohan diriku malaikatmu telah kehilangan kedua sayapnya dan pergi jauh dariku dengan keadaan penuh rasa sakit "

" Entah apa jadinya diriku nanti jika tanpa dia di sisiku " Derian menunduk menatap kedua telapak tangannya seolah sedang menimbang kata-kata.

" Terima kasih meskipun aku tahu ini sudah terlambat, tapi setidaknya aku mengucapkannya ya kan ? " Derian tersenyum pahit saat mengucapkannya.

" Terima kasih karena kau sudah mengirimkan seorang Zahra padaku "

Ucapan itu seolah telah membelah langit mendung dan menjadikan secercah cahaya mengintip di baliknya menerangi dirinya yang masih tertunduk seorang diri, dan perlahan hujan menghilangkan jejaknya.

**************************

Derian POV ( flashback saat kematian Sarah )

Saat aku berhasil membawa Zahra ke tempat hina ini, membuat darahku terpompa cepat mengisi relung-relung kosong di tubuhku. Membayangkan kemenangan dan kebahagiaan yang sebentar lagi menyambut di hadapanku.

Aku sengaja meninggalkan Zahra seorang diri dan menikmati pertunjukkan itu dari balik pintu. Tapi, entah kenapa hati ini terasa sedikit nyeri ketika melihat setiap penggalan adegan pertemuan keduanya di hadapanku. Hingga tiba saat Sarah tiba-tiba merobek nadinya sendiri, membuat Zahra menggerung dalam tangisannya.

Membuat seluruh sendiku menjadi kaku, jantungku berdegup dengan cepat membuatku sesak.

Tidak ! Bukankah aku harus bahagia melihatnya mati ! Tapi kenapa ? Kenapa ini terasa menyakitkan ?

Husband For ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang