Smile, Ravi

228 24 3
                                    

Saat Ravi melihat Hongbin dan merasa ia sudah tertangkap basah, hal pertama yang Ravi pikirkan adalah 'kabur secepatnya dari sini'.

Tapi, hei, apa pedulinya? Lagipula toh Ravi sudah terlanjur terhina di depan teman-teman sekolahnya. Lalu cepat atau lambat, musuh abadinya alias Hongbin juga akan tau. Dan ia memutuskan untuk tak perduli. Life must goes on, man.

"Kalo kalian gak ada urusan sama gue, mending minggir. Kalian cuma menghalangi para penonton gue." ujar Ravi dingin, dan tentu saja dengan gaya dibuat se-cool mungkin.

Hongbin dan Hyeri berpandangan. Kemudian Hongbin berkata sambil tersenyum tipis, "Oke, kita pergi. Ngomong-ngomong, permainan gitarmu oke juga."

Ravi mengangkat alisnya, agak terkejut. "Thanks."

"Ayo Hyeri." Hongbin menarik Hyeri keluar dari lingkaran kerumunan. Ravi menatap kepergian mereka berdua dengan ekor matanya, lalu melanjutkan kegiatannya bermain gitar dan mengumpulkan lebih banyak uang.

Sekitar 30 menit kemudian Ravi dan Byeol sudah berada di kedai ice cream. Dengan sedikit menyombongkan diri Byeol berkata ingin mentraktir Ravi karena sudah membantu pekerjaannya hari ini.

Dering ponsel membuat Ravi merogoh sakunya. Di situ tertera nomor tak di kenal mengirim pesan padanya. Dibukanya pesan itu yang isinya:

Ravi, ini aku Hyeri. Cepatlah pulang karena kau harus membantu-bantu di Cafe.

Ravi mengetikkan balasan pada Hyeri.

Kenapa harus aku?

Jujur setelah kejadian tadi Ravi malas bertemu Hyeri. Pasti gadis itu akan mencerca nya dengan segudang pertanyaan.

Datang balasan dari Hyeri.

Bertanya nya nanti saja. Sekarang lebih baik kau bergegas sebelum ibuku marah-marah.

Ravi memutar matanya. Sepertinya ia harus menuruti Hyeri, kalau sampai ibunya marah Ravi bisa kehilangan tempat tinggal. Dan itu sama sekali bukan ide yang bagus.

"Byeol, hyung pergi duluan ya." Ravi mencangklong tasnya seraya berdiri.

"Loh, mau kemana? Es klim nya belum habis tuh." Ucap Byeol yang lidahnya cadel.

"Buat kamu aja. Dah." Ravi berbalik pergi. Byeol menggendikkan bahu sambil melahap sisa es krim Ravi.

Saat Ravi masih di perjalanan pulang, datang lagi sebuah pesan singkat. Ravi merutuk dalam hati, kenapa Hyeri bawel sekali sih?

Kalau kamu lewat bangunan dengan banner Starish Cafe langsung masuk saja kesana, tak usah pulang ke rumah.

"Err, gadis ini maunya apa? Tadi gue di suruh pulang, sekarang berubah lagi." Ravi mempercepat langkahnya. Kalau tak salah ia pernah lihat Cafe yang dimaksud Hyeri.

Karena Ravi berlari, ia bisa sampai di depan Cafe 10 menit kemudian. Ia membungkuk bertumpu pada lutut sambil ngos-ngosan. Setelah mengatur napas, dia langsung melangkah masuk ke dalam dan menatap seluruh penjuru cafe.

"Oh! Akhirnya kau datang juga. " Hyeri menghampiri Ravi dengan napas terengah dan wajah lelah. Kedua tangannya memegang nampan berisi makanan dan minuman untuk di antar ke meja.

Sekalipun Ravi tergiur dengan makanan itu karena sejak siang tadi ia belum makan, namun penampilan Hyeri yang berubah total membuat pria itu melongo dan melupakan si makanan. Ditatapnya Hyeri yang telah bertransformasi menjadi maid dengan pakaian pelayan ala jepang nya. Rambut nya tak lagi di kepang dua, namun dibiarkan tergerai. Hyeri juga melepas kacamata tebalnya entah kemana.

(On Hold) Lovely GengstaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang