Jatuh Cinta Yang Tak Terduga

244 24 6
                                    

Suasana di kamar inap Taekwoon mendadak ceria ketika Hyeri dan dua bodyguard nya (re: Ravi dan Hongbin) datang. Hyeri loncat kesana-kemari, berlagak seperti suster mengecek keadaan Taekwoon.

"Diantara mereka, siapa yang jadi kekasihmu?" celetuk Taekwoon tiba-tiba. Sikap Hyeri yang riang gembira mendadak berubah drastis.

"Apa maksudmu?" tanya Hyeri galak seraya melirik dua pria yang setia berdiri di sampingnya.

"Kau suka yang mana? Well, kau kan tidak bisa pilih keduanya." sahut Taekwoon terus terang.

"Oppa! Apasih yang kau pikirkan?" Hyeri menyenggol kaki ber-gips Taekwoon yang di gantung di udara. Sontak pria itu berteriak kesakitan.

"Ampun... Kaki ku ini masih sakit!" Keluh Taekwoon.

"Makanya jangan bicara macam-macam, kakak ku sayang." Hyeri mencubit pipi Taekwoon.

"Ehm," Hongbin berdeham. Ia menatap ponselnya lalu beralih kepada Hyeri dan Taekwoon. "Maaf sekali aku tidak bisa menemani kalian lama-lama. Tiba-tiba aku di panggil ke sekolah."

"Tidak apa-apa kok sunbae!" kata Hyeri.

"Baiklah, aku pamit. Sampai jumpa di sekolah besok." Hongbin mengacak-acak rambut Hyeri. Ia lontarkan senyum menawannya untuk Hyeri, lalu tak lupa menjabat tangan Taekwoon sebelum berlalu dari kamar inap.

Baguslah dia pergi. Kenapa gak dari tadi aja? Batin Ravi.

"Tumben kau diam saja, Ravi?" tanya Taekwoon. "Aku bahkan tak menyadari kehadiranmu."

"Eh, hyung!" Ravi tertawa salah tingkah sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tak gatal. "Gimana keadaannya?"

"Sudah merasa lebih baik. Ngomong-ngomong kalian tau berapa lama lagi aku bisa keluar dari sini?"

Hyeri dan Ravi berpandangan. "Entahlah hyung, dokter belum bilang apa-apa."

"Lagipula oppa baru saja sadar 2 jam yang lalu! Kau takkan bisa keluar paling tidak sampai kakimu sembuh."

"Hyeri-ya.. Jangan menakuti ku. Pemulihan kaki itu berbulan-bulan!"

Hyeri menjulurkan lidah. "Kalau begitu nikmati saja."

Taekwoon melotot sedangkan Hyeri terkekeh.

"Hyung tau tidak yang paling enak di rumah sakit adalah apa?"

"Apa?"

"Makanannya!"

Gema tawa Ravi dan Hyeri memenuhi kamar Taekwoon. Mereka ber-high five karena berhasil membuat Taekwoon keki.

"Kau mau ku lempar keluar dari jendela? Makanan Rumah Sakit adalah yang paling buruk!" Taekwoon menatap keduanya dengan tatapan are-you-fucking-kidding-me?

"Tidak, terima kasih hyung. Lebih baik aku turun lewat tangga daripada lewat jendela."

Tok tok tok

Hyeri membuka kan pintu. Senyumnya mengembang saat melihat siapa yang datang. "Ayo masuk, oppa pasti senang melihatmu."

Hyeri kembali dengan Hyeah di sebelahnya, menenteng satu set bekal di tangan. "Annyeong haseyo."

Bukan main gugupnya Taekwoon saat melihat kehadiran Hyeah. Ia terdiam sebentar sebelum membalas sapaan Hyeah.

"Aku.. Aku lega oppa sudah sadar." Hyeah tersenyum tipis.

"Terima kasih, Hyeah."

"Aku rasa kita harus meninggalkan mereka berdua." bisik Hyeri pada Ravi. "Mungkin mereka canggung karena ada kita disini."

(On Hold) Lovely GengstaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang