"Harus ku katakan kalau hasilnya seri..?"
Tanggapan sang komentator dari balik pengeras suara. Penonton bersorak 'hoooo' entah karena kecewa atau ingin membuat suasana ramai saja.
"Tidak, lihatlah!" seru komentator satunya. Menunjuk layar yang menayangkan detik terakhir dua runner yang menembus garis finish.
"Si pria berambut biru dan pasangannya yang lebih dulu melewati finish."
Perbedaan nya sangat tipis. Si komentator pertama membetulkan letak kacamata nya dan menyipitkan mata.
"Sepertinya kau benar. Baiklah, tepuk tangan yang meriah untuk pemenang kita- peserta nomor 01009!"
"Chukkae!!"
Ravi membentangkan tangan dan mendongak dengan senyum lebar. Confetti melayang di udara menyambut kemenangannya.
Letih yang ia rasakan telah terbayar oleh keberhasilan ini. Ravi tau ia tidak sia-sia.
"Selamat~"
"Ini juga karena lo." Ravi melirik Hyeri yang masih ada di atas punggung nya. Ia mengatakan dengan tulus, bahwa Hyeri adalah pembawa keberuntungan nya.
"Kau tidak akan turun dari sana?" suara sang rival mengganggu kesenangan Ravi. Hyeri tersentak salah tingkah dan cepat-cepat ia turun dari punggung Ravi.
"Selamat buat kalian berdua." Hongbin tersenyum tak rela. Ia menyodorkan tangan kepada Ravi namun segera ditepis.
"Ravi oppa~~ Kenapa kau meninggalkan ku? Seharusnya ini kemenangan kita berdua!" Hayoung menghambur ke pelukan Ravi dan menangis tersedu-sedu.
"Hyeri-ya, ayo ikut aku. Mereka harus kita tinggalkan berdua, iya kan?"
"I- iya.."
"Sebentar! Hyeri lo jangan pergi sama dia!" Ravi meraung seperti singa yang tak mau masuk kandang. Hayoung masih saja lengket padanya, membuat ia tak bisa mengejar Hyeri.
"Maaf karena tak bisa menjaga mu dari Ravi," ujar Hongbin.
"Eh? Seharusnya aku yang minta maaf karena sudah mengingkari janji. Aku tak bisa menjadi partner mu."
"Hmm... Itu bukan salah mu."
Hongbin menyodorkan sebotol air mineral. Hyeri menggeleng, menolak.
"Gwaenchana? Wajahmu pucat." Hongbin menyentuh pipi Hyeri.
"Aku baik-baik saja... Sepertinya butuh ke toilet." Hyeri berdiri.
"Mau ku antar?"
Hyeri tersenyum kikuk. "Tidak usah, sunbae. Aku takkan lama."
"Baiklah."
Hyeri melangkah dengan tergesa kearah toilet umum. Debaran jantungnya tak mau diatur, gelisah meliputi hatinya. Pergi bersama Hongbin tak bisa menenangkan jiwa, yang ada ia risih dapat perhatian sang kakak kelas.
Masa sih ia gelisah karena Ravi dipeluk Hayoung?
Apakah ia sudah gila?
Sebelum sampai ke toilet umum, seseorang mencegat. Hyeri melihat sosok di depannya sedang menyeringai dan ia tau itu pertanda tak bagus.
"Gue lihat loh tadi lo sama Ravi. Selamat ya?"
"M- makasih." Hyeri menunduk menghindari tatapan Junhyung.
"Lo gak usah takut gitu... Gue kesini beneran cuma mau ngucapin selamat!" tawanya terdengar seperti petir di telinga Hyeri.
"Kalau begitu, aku permisi." Hyeri melangkah ragu. Junhyung menghalangi jalannya lagi, merasa urusannya belum selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
(On Hold) Lovely Gengsta
Fanfic{Cover - @yoon-hana's artwork} "Kaya, tampan, terkuat, berpengaruh. Disini aku yang paling berkuasa!" -Kim Ravi Pria yang memiliki segalanya. Hampir di butakan gemerlap dunia. Hingga suatu hari dirinya harus percaya bahwa bumi selalu berputar, dan i...