BFF

226 23 15
                                    

1 tahun yang lalu

Penerimaan siswa baru Sekolah Menengah Atas Anyang.

Pagi itu, Ravi nyaris saja telat. Dia berlari sekuat tenaga menyusul gerbang yang akan ditutup satpam. Sebagai siswa baru dia tak mau melewatkan upacara pembukaan MOS. Apalagi sampai disetrap dan masuk ke ruang bimbingan konseling.

Lolos dari keterlambatan, Ravi masih harus beradu dengan waktu untuk mencapai Aula. Di Lobby yang penuh sesak tiba-tiba seorang lelaki tersungkur di depannya dan menubruk tubuh Ravi.

"Cupu, jangan coba-coba kabur!"

Lelaki itu tergesa-gesa bangkit. Tak Ravi sangka si cupu akan mencengkram bahunya sambil menatap memelas agar Ravi membantunya lolos dari para berandalan.

"Tolong bantu aku!" pintanya.

Rambutnya acak-acakan, kacamatanya miring, dan sudut bibirnya berdarah. Ravi kasihan, sih. Tapi bagaimana kalau dia dapat masalah dengan berandal itu? Belum juga Ravi menyetujui, lelaki itu sudah sembunyi di belakang Ravi. Ternyata para berandalan berjalan menuju mereka.

"Mana si cupu? Gue belum selesai sama dia!" bentak lelaki yang sepertinya pimpinan dari berandal lain.

Ravi diam. Haruskah dia sembunyikan si cupu atau sebaliknya?

"Lo temen si cupu, ya? Gak usah ikut-ikutan kalo lo gak mau jadi sasaran gue berikutnya!" Ravi di dorong oleh lelaki sangar itu.

Jadilah si cupu dan ketua berandal saling berhadapan. Dia meringkuk ketakutan sambil menunggu kepalan tangan mampir di wajahnya.

Bukkk

Si cupu membuka mata dan ketua berandal tak lagi berdiri di depannya. Apa yang terjadi? Ravi meninju ketua berandal sampai jatuh!

"Kurang ajar?!" seru ketua berandal dengan syok. Bukan hanya dia, tapi seluruh kawannya juga syok sampai mereka diam mematung.

"Apa yang lo pada tunggu? Mampusin nih!"

Berandalan lain yang berada di sekitar mereka langsung maju dan mengeroyok Ravi. Si cupu berlari dan melapor ke guru.

Aksi melerai berlangsung cukup lama. Mereka semua termasuk Ravi dan si cupu dipanggil ke ruang BK.


÷÷÷

"Tunggu!"

Ravi berbalik. Si cupu berlari kearahnya lalu berhenti dengan jarak 2 meter dari hadapannya. Dibandingkan pertama kali Ravi melihat lelaki ini, penampilannya sudah lebih baik sekarang.

"Aku Lee Hongbin." Dia berbicara sambil ngos-ngosan, "dan aku ingin berterima kasih karena kau sudah membantuku."

"Ya ... Sama-sama." Ravi menggosok-gosok tengkuknya, "aku Kim Wonshik."

"Kau juga anak baru, Wonshik?"

"Panggil Ravi saja. Ehm, iya."

"Dimana kelasmu Ravi?" tanya Hongbin lagi.

"Karena tadi aku telat, jadi aku tidak tahu dimana kelasku." Ravi membuka tasnya dan mengambil secarik kertas, "tapi menurut kertas ini aku kelas 10-09."

"Hei! Kita satu kelas. Sungguh kebetulan." Hongbin tersenyum dengan lesung pipinya.

"Ha, betul. Kebetulan sekali," Ravi berkata datar. Tidak tahu dia harus senang atau tidak.

(On Hold) Lovely GengstaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang