Ravi memandang nanar selembaran kertas di papan mading. Kata-katanya seakan menusuk tepat di jantung.
'Kim Yongseop masuk penjara, harta kekayaan ludes disita pemerintah.'
'Anak semata wayang Kim Yongseop lenyap tak berjejak pasca rumah disita.'
'Bagaimana kah nasib Kim Ravi sang anak konglomerat?'
'Ketua gangster bangkrut.'
Ravi merobek kertas-kertas berisi gosip durjana itu dari mading dan meremas menjadi gumpalan bola. Ia melempar bola kertas tepat ke wajah Junhyung.
"Jaga omongan lo." ia menatap Junhyung berapi-api.
"Harus?" Junhyung dengan wajah sengak, walaupun habis menjadi korban lemparan Ravi, tetap saja santai menyikapinya. "Emang lo siapa, men?"
"Gue-"
"Lo mau bilang kalo lo ketua gangster? Bos gue? Hah! Masih punya muka lo ngaku jadi ketua?" semprot Junhyung. Tiba-tiba datang anggota The Gangster dari belakang Junhyung. Mereka semua menatap hina kepada Ravi seakan pria itu kotoran.
Berbalik 180 derajat dari yang tadinya mereka semua merasa takut dan sungkan pada Ravi.
"Kita semua udah berunding, dan mutusin kalo lo harus lengser dari jabatan ketua." kata Junhyung. Ia berdiri tegap seolah dirinya yang paling berkuasa. "Gue juga mau bilang, dengan sangat disayangkan kalo lo juga harus minggat dari kelompok kita. Lo bakalan malu-maluin The Gangster yang selama ini punya reputasi bagus."
HAH!!! Mau meledak Ravi rasanya. Anak buahnya yang satu ini sudah berani melawan. Dan yang membuatnya lebih gondok adalah, anggota yang lain pun mendukung Junhyung. Dia pikir siapa yang sudah membangun 'reputasi bagus' itu?
Ravi mendekat, mendesis tajam sambil menunjuk wajah hina Junhyung tepat di depan hidungnya. "Lo pikir siapa yang merintis semua dari 'nol'?"
"Gue gak peduli siapa. Lagian anak-anak sebenernya dari dulu juga udah muak sama lo. Thanks a lot buat bokap lo yang udah bikin kesempatan bagus kayak gini supaya kita bisa ganti ketua dodol macem lo."
Duak! Ravi menjotos wajah Junhyung dengan kepalan tangannya, yang sejak tadi sudah gatal ingin menonjok sesuatu. Namun Junhyung juga tak mau kalah. Dia membalas dengan bogem mentah ke pipi Ravi.
"Udahlah, Junhyung!" seorang dari kelompok maju dan melerai mereka yang hampir saling membuat diri mereka babak belur. "Ravi mantan ketua kita. Gimana pun lo harus respect sama dia."
Junhyung mengusap ujung bibirnya yang berdarah. Melirik sang teman sebelum akhirnya mengangguk. "Oke. Lo bener. Kali ini gue bakal ngalah."
"Ah banyak bacot!" Ravi hendak maju lagi, namun di halangi teman Junhyung.
"Kalo sekali lagi lo maju, gue ladenin bareng anak-anak." Junhyung berkata yang tak lain artinya adalah 'Ravi versus The Gangster'. Pria itu hanya akan cari mati.
Dengan sisa tenaga dan harga dirinya yang amat tinggi, Ravi membalas. "Gak takut gue! Gue juga mau menekankan, kalo gue gak butuh orang-orang bangke kayak kalian."
Junhyung hanya terdiam sambil tersenyum sinis. Menunggu apa lagi yang mau dikatakan Ravi.
"Sana, jauh-jauh lo dari gue. Pergi! Bau bangke lo semua cuma bikin gue mo muntah!" amuk Ravi.
"Haha, lucu lo!" sorak Junhyung diikuti tawa pengikutnya. Sebelum ia berlalu, Junhyung melambai dan berkata. "Dah, gangster pensiun!"
"Tunggu sampe gue bangkit lagi.." desis Ravi. Ia meninggalkan mading dengan perasaan gondok. Bukan hanya itu, walaupun berusaha mengingkarinya, Ravi tetap merasa sakit hati atas kemunafikan teman-teman nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
(On Hold) Lovely Gengsta
Fiksi Penggemar{Cover - @yoon-hana's artwork} "Kaya, tampan, terkuat, berpengaruh. Disini aku yang paling berkuasa!" -Kim Ravi Pria yang memiliki segalanya. Hampir di butakan gemerlap dunia. Hingga suatu hari dirinya harus percaya bahwa bumi selalu berputar, dan i...