Nightmare or Daydream?

223 21 4
                                    

Sejak kapan aku disini?

Aku duduk di tengah taman yang indah. Sepanjang mata menatap, bunga-bunga berbagai warna mengelilingi. Wangi semerbak menggelitik hidungku. Rupanya aku tidak sendirian, hewan-hewan berbulu putih berlarian di sekitarku. Aku tertawa saat seekor kelinci itu melompat-lompat kecil kearahku kemudian duduk di pangkuan ku.

"Dari mana kau berasal, kelinci putih?" aku membelai bulu nya yang halus.

Hop! Hop!

Makhluk dengan telinga yang panjang menggemaskan itu melompat dari pangkuan ku. Aku tergoda untuk mengikuti nya. Ia berlarian lincah kesana-kemari, mengejar kupu-kupu yang beterbangan di semak-semak penuh bunga.

"Tunggu aku!" aku sangat bersemangat bermain kejar-kejaran dengan kelinci. Kami mengelilingi pancuran air dengan patung cupid di tengahnya.

"Tidakkah kau lelah?" aku bertanya seakan kelinci itu manusia. Lucu, memang. Dan lebih lucu lagi saat kelinci itu seakan mengerti aku, ia berhenti melompat.

"Air ini jernih dan kelihatan segar. Boleh tidak ya kalau aku minum?" Aku menyidukkan segenggam air dari air mancur. Ku hirup dengan nikmatnya, sensasi menyegarkan langsung mengalir di kerongkonganku.

"Oh! Kau mau kemana, kelinci putih? Aku ikut!" aku terkejut saat kawan putih ku kembali melompat dan berlari menjauh. Kembali ku ikuti dia, melewati pohon sakura yang sedang berguguran.

Tentu saja aku takjub dengan pemandangan di depan ku, karena aku belum pernah lihat sakura sebelumnya. Aku berhenti berlari dan berdiri di tengah hujan kelopak bunga sakura, menengadah tangan sambil mendongak. Si kelinci berlarian mengelilingi ku sampai hidung bantet nan mungil nya menggelitik kaki ku.

"Kau masih bersemangat ya?" aku tertawa geli. Kelinci itu lagi-lagi mengajak ku untuk mengejarnya. Baiklah, lagipula aku juga belum lelah.

Tapi tidak seperti sebelum nya, kali ini si kelinci tidak berhenti lagi. Ia melompat semakin kencang lurus ke depan, dan kali ini napasku mulai terengah.

Sebenarnya dia mau kemana?

Kami sampai di depan tepian hutan. Lagi-lagi aku di buat terperangah, taman ini sangat luas bahkan ada hutan nya juga?

"Kelinci! Kita akan masuk hutan?" seru ku. Kelinci menoleh, kemudian dengan tak acuh ia semakin laju melompat.

Masa sih aku akan berhenti setelah sejauh ini? Jadi aku tak gentar mengejar si lincah memasuki hutan. Kami berlari di antara pohon-pohon tinggi yang lebat, tiba-tiba kelinci menghilang saat aku sedang menoleh ke arah lain.

"Kelinci putih... Dimana kau?"

Aku panik bukan main. Aku berhenti berlari dan menatap sekeliling ku. Yang ada hanyalah pohon berbatang kokoh dan tinggi, kesunyian menyelimuti ku.

Oh, tidak. Aku tadi tidak perhatikan jalan masuknya.

Lalu bagaimana aku akan kembali?

Aku menunduk menatap kaki telanjangku yang kotor, dan ujung gaun putih yang telah lusuh.

Seakan diikuti firasat kuat, aku menengadah dan kali ini melihat setitik cahaya di ujung sana. Tidak ada pilihan, aku berjalan mengikuti cahaya itu sebagai petunjuk.

"Woaah.." decakan kagum keluar dari bibir ku. Ini masih di hutan, tapi seperti sisi lain yang lebih terang. Bermandikan cahaya dengan bunga lili putih bermekaran, dan pohon yang berdaun putih pula. Memangnya ada ya pohon jenis ini?

(On Hold) Lovely GengstaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang