Take A Chance

244 19 8
                                    

Hyeri masih disana. Duduk tenang di dekat jendela, membaca Chicken Soup: For Teenage Soul seraya menikmati cahaya senja. Semilir angin diam-diam mengayunkan helai kecil yang menyembul nakal dibalik kepangan rambut berhias pita warna putih. Sore hari yang indah, mencoba mengalihkan pikiran Hyeri sejenak dari Ravi. Tapi dia masih disana, sekali lagi, seperti halnya seekor kupu-kupu yang terbang di sekitar bunga mawar.

Ravi juga ada disana. Mendiami ruang yang sama. Berbagi udara, cahaya, dan pemandangan dibalik jendela yang sama. Tapi tak sedikit pun ia menoleh. Terpaku pada hidangan di meja dengan sendok di genggaman, hanya termenung tak bergairah.

Dua orang yang dipisahkan sekat imajiner. Situasi rumit macam apa ini?

Pintu diketuk dari luar. Tidak dikunci, jawab Hyeri. Pemuda berkulit tan yang tidak asing lagi membuat wajah Hyeri sedikit cerah. Sudah lama ia tidak menjumpainya.

"Aku bawa buah untuk Ravi dan ini," Hakyeon memberikan USB biru bermotif bintang-bintang kecil.

"Ini apa?"

"Semua hal yang kalian lewatkan selama tidak masuk sekolah. Tolong dipelajari ya? Minggu depan kan sudah ujian."

Hyeri tidak bisa menahan diri untuk tak memeluk sahabatnya itu. Hakyeon sampai bingung dan kacamata melorot dari hidung mancungnya.

"Oppa pasti sudah bekerja keras mengumpulkan semua materi itu, tapi bagaimana caranya?"

"Ah ... Itu bukan apa-apa." Hakyeon tersenyum malu-malu.

Ravi melirik keduanya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Dia tak bilang apa-apa, tapi pasti yang ada dipikirannya adalah semacam: bukankah dia mau menjengukku? Kenapa sibuk sendiri?

Satu tamu lagi mengejutkan keduanya. Kali ini Hayoung, si gadis berambut sebahu yang selalu punya senyum manis di wajahnya. Belum saja ia masuk, Hyeri sudah ditariknya keluar. Hakyeon dan Ravi ditinggal berdua.

"Ada yang ingin bicara denganmu, Hyeri-ya. Sementara itu aku akan menjaga Ravi untukmu. Setuju, kan?"

Hayoung menepuk kedua pundak Hyeri sampai dia terduduk di bangku ruang tunggu.

"Kau tidak perlu cemas bahkan kau bisa mengambil waktu sebanyak-banyaknya. Ravi bersamaku. Sampai jumpa~"

Setelah itu Hayoung masuk ke ruang inap Ravi. Hyeri tadi belum sempat membantah apapun! Mungkin dia akan menyusul dan meminta penjelasan lebih lanjut.

"Lama tidak berjumpa Hyeri-ya."

Hongbin.

"Sunbae," balas Hyeri. Ada sedikit keraguan dalam suaranya. Hongbin, orang yang saat ini jadi pilihan terakhirnya untuk ditemui. Apalagi kalau bukan karena peristiwa hari itu? Jangan dikira Hyeri sudah melupakannya.

Tatapan pemuda itu nelangsa. Dalam diam ia mendekati Hyeri. Belum terlalu dekat, Hyeri bangkit dan memberikan gestur 'jangan mendekat'. Hongbin langsung berhenti dan wajah tampannya tampak lebih menderita.

"Bukankah aku pernah bilang tidak mau menemui sunbae lagi?"

"Ya, aku tau. Aku tidak pernah melupakannya." Hongbin tersenyum pahit.

"Lalu apa yang kau lakukan disini?"

"Karena aku sudah berubah." Hongbin maju satu langkah, "aku mencoba memperbaiki apa yang sudah aku hancurkan."

"Kepercayaanku?"

Hyeri tidak tau pasti apa yang melintas dipikirannya saat menjawab dengan satu kata itu. Apakah ia membuka jalan bagi Hongbin untuk memperbaiki kesalahan? Ia sendiri tidak percaya.

(On Hold) Lovely GengstaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang