"Ibu, ayah, oppa. Aku berangkat!" Hyeri melewati meja makan begitu saja, ia hampir telat ke sekolah.
"Kau tak sarapan dulu?" panggil ibunya.
"Tidak bu, bisa telat aku nanti." Hyeri memakai sepatunya, dan berlari keluar. Dalam keadaan terdesak Hyeri akan bergerak sangat cepat, kalau kata oppa nya 'berlari dengan kecepatan cahaya.'
"Sana kau susul adikmu." pinta ibu.
"Benar juga, antar saja ia sampai sekolah." dukung ayah Hyeri.
"Baru saja aku mau melakukannya." Jung Taekwoon- kakak lelaki Hyeri tersenyum lebar pada kedua orang tua nya. Di pakainya tas ransel dibahu lebarnya, kemudian segera mengejar adik semata wayangnya.
"Hyeri-ya, berhenti! Tunggu aku!" Taekwoon kewalahan mengejar Hyeri.
"Huh?" Hyeri mengerem langkahnya. Berbalik dan melihat sang kakak yang ngos-ngosan dibelakangnya. "Ngapain oppa mengikutiku?"
"Ayo oppa antar ke sekolah naik motor."
"Tidak usah, arah ke universitas oppa kan berlawanan dengan sekolah ku."
"Tidak apa. Oppa lebih senang telat daripada gak ngantar kamu." di acak-acaknya rambut Hyeri. Membuat gadis itu cemberut.
"Ayo, kamu sih larinya kencang banget." Taekwoon menggandeng tangan adiknya kembali ke rumah. Untung mereka belum berlari jauh.
Taekwoon mengambil motornya di garasi, Hyeri selalu senang jika diantar naik motor itu. Motor gede milik Taekwoon mampu membuat teman-teman menatap kagum.
Kakaknya dari dulu suka ikut balapan, beruntung ibu-ayah mau memberikan motor sebagus itu pada Taekwoon.
"Kok melamun?" Taekwoon melambaikan tangannya di depan wajah Hyeri. "Naiklah, atau kita akan benar-benar terlambat."
Hyeri naik di boncengan motor. Memeluk erat pinggang Taekwoon. "Jangan ngebut oppa."
"Kenapa?" kakaknya tersenyum iseng, membuatnya makin menawan.
Hyeri menggeleng. "Kalau aku tak sengaja melepas peganganku, bisa-bisa aku melayang ke belakang?"
Taekwoon tertawa mendengar kalimat polos adiknya. Hyeri suka mendengar tawa merdu itu, yang jarang di keluarkan saat berada di luar rumah.
"Baiklah, aku takkan mengebut."
"Oppa! Ini sih tetap saja kencang sekali!" Protes Hyeri. Sang kakak tertawa makin kencang, suaranya terbawa udara yang melewati mereka.
Sesampainya di sekolah, Hyeri berjalan sempoyongan turun dari motor Taekwoon. Wajahnya pucat. Memang dasar usil kakaknya itu- bicara manis tapi suka mengerjai Hyeri.
"Kenapa lo terlambat?!" Seseorang menghadang jalan Hyeri. Dia lagi- batin Hyeri.
"Pesuruh itu harus datang 30 menit sebelum majikannya sampai!"
Jika saja oppa dengar aku di perlakukan begini, sudah habis dihajar ia oleh Taekwoon oppa. Geram Hyeri dalam hati. Namun rasa takutnya mengalahkan kesal dihati. Hyeri cuma menunduk sambil memegang tali tas selempangnya.
Siswa-siswi mulai menjadikan Hyeri yang dimarahi salah seorang teman Ravi sebagai tontonan. Mereka tak punya hati, bukannya membantu malah menertawakan Hyeri.
"Ayo ikut gue-" dia menyeret-nyeret Hyeri. Membawanya ke markas rahasia (?) kelompok Gangster sekolah.
Hyeri menutup mulutnya. Tempat ini sangat menyeramkan, juga pengap dan remang-remang. Salah apa Hyeri dibawa kesini?

KAMU SEDANG MEMBACA
(On Hold) Lovely Gengsta
Fanfiction{Cover - @yoon-hana's artwork} "Kaya, tampan, terkuat, berpengaruh. Disini aku yang paling berkuasa!" -Kim Ravi Pria yang memiliki segalanya. Hampir di butakan gemerlap dunia. Hingga suatu hari dirinya harus percaya bahwa bumi selalu berputar, dan i...