Bagian 9
"Bangun, gadisku. Kita sudah sampai."
Bisikan berat seorang pria berhembus hingga meremangkan seluruh permukaan kulit Allegra yang tengah terlelap seketika. Ia langsung menggeliat dalam tidurnya seraya membuka matanya perlahan-lahan, lantas mengerjap. Pandangannya langsung tertuju pada langit-langit mobil dari kulit yang berwarna hitam. Ia tertegun sesaat, lantas menoleh ke arah kanan dan seketika pandangannya dikejutkan dengan wajah pria tampan yang tepat berada di hadapannya, tengah memandang intens dengan senyuman miringnya yang khas nan memabukkan. Ditambah lesung pipi yang menghias di sekitar pipinya.
"Kau mendengkur."
Deg! Seketika perutnya ngilu bak di hantam batu besar yang menindih. Allegra hanya bisa menahan malu dengan menggigiti bibirnya seraya menunduk. Ini memalukan!
Tiba-tiba Harry mengerang, ia sedikit menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal seraya memejamkan matanya kuat-kuat. Helaan napas panjang dari pria itu membuat jantung Allegra berdetak lebih cepat. Harry terlihat seksi dengan wajah seperti itu di tambah dengan kemeja putih terbalut di tubuh kekarnya. Bagian dadanya sedikit terbuka memamerkan sedikit dada bidangnya yang menggoda. Oh astaga.
"Jangan menggigit bibirmu, okay? Jangan membuatku panas."
Batu besar yang menindih perut Allegra seakan berganti menjadi kupu-kupu yang kini berterbangan menggelitik di dalam sana. Sungguh! Oh, apa maksudnya itu? Membuatnya panas? Apa Allegra membuatnya tergoda? Gadis itu hanya bisa menahan dirinya agar tidak histeris karena di rayu sedemikian rupa. Sensasi aneh yang baru terbangun dari tidur seakan betul betul hilang menguap tanpa sisa.
Tiba-tiba tangan Harry merayap seraya menggenggam jemari Allegra. Ia mengajak gadis itu untuk keluar dari Zenvo-nya yang kini diambil alih oleh supir. Allegra hanya bisa menurut dan mengikuti pergerakan Harry yang tengah merangkak keluar dari mobil.
Seketika manik mata hijau Allegra disambut oleh pemandangan gemerlap malam dari hotel mewah yang di gosipkan milik keluarga Hailey. Red carpet yang memanjang menyambut langkahnya di sepanjang jalan menuju pintu masuk. Allegra terkagum-kagum melihat kemewahan itu. Tubuhnya terpaku dan matanya bergerak-gerak melihat detail bagian luar hotel yang sungguh luar biasa. Ini seperti berada dalam penyambutan acara awards dunia. Hanya saja, tidak ada paparazzi di sekitarnya. Tak sia sia rasanya Allegra memilih untuk mengambil izin cuti dari pekerjaan paruh waktunya untuk datang ke tempat semewah ini. Oh, California memang luar biasa.
"Kita akan terus disini? Aku tidak keberatan jika kita berdiam disini, hanya berdua." Suara berat Harry seakan menyadarkan Allegra bahwa dirinya tidak sendirian. Gadis itu terkesiap dan hanya bisa tersenyum kikuk seraya menarik-narik ujung dressnya yang terlalu pendek menahan gugup.
Melihat gelagat Allegra yang menggemaskan membuat Harry rasanya ingin meraih tubuh mungil gadis itu ke dalam pelukkannya sekarang juga. Tanpa bisa ditahan, sejurus kemudian pria itu meraup bahu telanjang Allegra seraya menghadapkan tubuh gadis itu ke hadapannya.
Allegra terkejut, mau tak mau matanya harus kembali bertemu dengan mata hijau misterius milik Harry yang indah. Yang sama sepertinya. Harry menatapnya jauh ke dalam, mengetuk bagian inti terdalam bola matanya membuat Allegra terpaku pada Harry tanpa bisa sedikit pun untuk berpaling. Jantungnya kian berdegup kencang disertai gelenyar aneh yang kini merayapi perutnya, semakin menggila.
Harry mendekatkan wajahnya. Spontan Allegra menegang dan jantungnya semakin bergemuruh tak karuan. Sejumput rambut yang terurai milik Allegra, Harry raih lantas menyelipkannya ke belakang daun telinga gadis itu. Mereka berdekatan begitu intim di depan hotel yang tak tahu mengapa terlihat sepi. Seperti tidak ada pesta atau acara sama sekali.
Dan dalam gerakan yang lihai, Harry mengecup kedua bahu Allegra yang terbuka secara bergantian. Ia bisa merasakan bibir lembap Harry yang basah nan menggoda itu menyentuh permukaan kulitnya. Rambut ikalnya yang tertata rapi sedikit menyentuh bahunya dan menggelitik disana. Seketika sekujur tubuhnya terasa tersengat. Permukaan kulit Allegra kini meremang tanpa kendali membuat gejolak kasmaran Allegra kian meletup-letup. Rasanya panas! Rasanya ia ingin meledak sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETIMES [DISCONTINUED]
FanfictionAllegra Stewart. Gadis bengis, rakus, aneh, angkuh, dan menyebalkan. Wajahnya juga tidak terlalu cantik. Yaa..walaupun otaknya cukup pintar. Tapi, siapa yang menyangka jika gadis sejenis itu bisa diperebutkan oleh dua cassanova tampan di sekolahnya...