Bagian 16
Lima hari setelah kejadian itu, hubungan Allegra dengan Harry semakin dekat. Entah Allegra harus menyebutnya hubungan apa, ia hanya menjalaninya. Dengan Harry yang mengecup bibirnya di tepi pantai dan berkata bahwa ia menyayanginya, itu sudah cukup memuaskan. Apa benar?
Mengenai hubungannya dengan Justin, bisa dibilang buruk seperti sedia kala. Justin dan Allegra yang saling membenci. Saling memaki, saling mendesis bak ular berbisa. Dan tahu apa? Allegra melihat Justin dan Hailey yang kembali bersama. Oh, tentu ia tidak cemburu. Sangat tidak mungkin. Ia hanya..kesal. Hailey dengan mudah memaafkan Justin sedangkan Allegra tidak. Hailey dengan mudah menerima Justin kembali sedangkan Allegra tidak. Apa karena 'cinta', Hailey jadi senaif itu?
Hubungan buruk antara Justin dan Allegra semakin memanas ketika mereka bersanding di dua meja bersebelahan. Justin dengan Hailey yang saling bermesraan, disertai Allegra dan Harry yang sama mesranya. Romansa sengit itu sontak menjadi tontonan para murid Perkins yang berada di tengah Kantin.
Justin dan Allegra mengabaikan semuanya. Bahkan, mereka mengabaikan pemandangan Jaden yang duduk bersama dengan Selena dan Cara. Mereka terlalu sibuk bersaing.
Bersaing soal siapa yang paling romantis dengan pasangan masing-masing.
"Justin, buka mulutmu." Suara lembut Hailey memperkeruh suasana. Ia menyodorkan satu kentang goreng yang dibalas oleh Justin dengan membuka mulutnya antusias. Hingga satu suap kentang goreng berhasil masuk ke dalam mulut Justin.
Allegra mendelik sebal lantas memutar matanya bosan. Ia tidak bermaksud bersaing. Ia hanya kesal melihat pemandangan memuakkan di sampingnya. Itu sebabnya Allegra tampak lebih agresif pada Harry dari biasanya. Semua itu terlihat ketika Allegra dengan berani menyuapkan puding kesukaannya pada Harry yang ternyata dibalas juga oleh Hailey.
Gadis itu lantas memakan burgernya dengan brutal. Mengunyahnya cepat, lalu menelannya dalam ukuran yang masih cukup besar. Ia membayangkan kepala Justin yang tertelan di kerongkongannya saat ini.
"Sayang."
Allegra terlonjak lantas menoleh. Hingga menemukan iris mata hijau yang kini terlihat keabuan. Mata yang sama dengan miliknya. Mata indah yang selalu berhasil mengendalikan dirinya. Ada aliran hangat yang masuk ke dalam hatinya ketika mendapat tatapan lembut dari Harry.
Oh, Allegra punya sosok yang lebih berharga dibanding mantan temannya juga mantan kekasih sialannya. Dan dia adalah Harry Styles.
Melihat Allegra yang termangu sontak membuat Harry terkekeh. Ia menggeleng samar seraya menjentikkan jarinya. Lamunan Allegra seketika buyar ketika Harry mengusap sudut bibirnya dengan ibu jarinya yang lembut. Menghapus noda saus di sana. Dan tak diduga, Harry menjilat noda saus yang kini menempel di ibu jarinya, lantas mengerling nakal.
Perut Allegra terasa melilit melihatnya.
"Jangan sampai aku membersihkannya dengan lidahku." Ujar Harry sambil tersenyum. Tangannya kembali bergerak dan mengusap rambut Allegra dengan sayang.
Allegra menegang. Sudah cukup lama Allegra mengenal Harry namun sentuhan lelaki itu masih saja memberikan efek dahsyat untuknya. Jantung yang sempat berdegup kencang karena amarah, berganti menjadi sensasi lain. Entah istilah apa yang harus Allegra sebutkan mengenai jantungnya. Yang jelas, rasanya menyenangkan.
Tanpa Allegra sadari, perasaannya betul betul teralihkan. Amarahnya terbuang begitu saja hingga kini masuk ke dalam benak Justin. Kini giliran Justin yang merasa kesal. Diam diam, mata hazel itu memperhatikan. Gadis pirang di depannya bahkan sudah tak ia hiraukan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETIMES [DISCONTINUED]
FanfictionAllegra Stewart. Gadis bengis, rakus, aneh, angkuh, dan menyebalkan. Wajahnya juga tidak terlalu cantik. Yaa..walaupun otaknya cukup pintar. Tapi, siapa yang menyangka jika gadis sejenis itu bisa diperebutkan oleh dua cassanova tampan di sekolahnya...