BAGIAN 3

4K 317 26
                                        

Bagian 3



Allegra bersandar dengan gusar. Terduduk di kursi Bus yang sedang membawanya kesekolah. Keadaan Bus lebih sepi, dan langit masih didominasi oleh semburat kebiruan. Allegra memutuskan pergi sepagi ini hanya untuk menghindari tatapan-tatapan siswa Perkins di lobi dan disepanjang koridor, yang pasti akan menyerangnya kembali.

Allegra merasa sedikit...bingung. Tindakannya di hadapan Mr. Lincoln dan di Kantin kemarin sangatlah tidak baik. Hal yang ia lakukan telah menggemparkan seisi sekolah dan ia yakin hari ini akan menjadi hari yang lebih berat dari kemarin. Ia akan mendapat dampak yang tak di duga karena tindakannya. Dan yang lebih parah, prestasinya pasti akan tercoreng. Namun, itu semua bukan sepenuhnya salah Allegra kan? Ia juga tak mengharapkan ini terjadi, Justin dan Jaden menganggunya. Allegra hanya melakukan itu sebagai bentuk pembelaan diri. Dan Allegra tak habis pikir mengapa Justin bisa sekasar itu padanya hanya karena ejekkan Albino saja. Justin yang lebih dulu menyebutnya Bocah Tengil? Iyakan? Ia tak pernah di pukul oleh lelaki jika bukan sedang mengikuti kejuaraan Karate saat di Atlanta. Justin memang tidak memukul, hanya cengkraman dilengannya menanggalkan bekas merah dan terasa kebas sekarang. Allegra jadi harus memakai kaus berlengan panjang untuk menutupinya. Semua itu karena Justin. Pria hiphop sialan. Ia benar-benar benci dan mentalnya serasa berontak untuk menghindar. Entah mengapa.

Decitan Bus yang cukup keras menyadarkan Allegra dari lamunan. Setelah Bus berhenti dengan sempurna, Allegra segera bangkit dan segera turun. Hawa dingin di pagi hari segera membelai tubuhnya yang hanya terbalut kaus tipis itu. Ia menarik napas perlahan, berusaha rileks dan menjaga mentalnya untuk bersiap memulai kontroversi baru di Perkins.

"Kau kesini? Naik itu?!"

Allegra terkesiap. Ia terpaku dalam diam. Hembusan angin dingin di pagi hari tak terasa menenangkan lagi, melainkan membekukannya ditempat. Terdengar decitan Bus berbunyi lagi, dan Allegra merasakan rasa hangat disekitar kakinya karena deru knalpot Bus yang mulai melaju pergi. Allegra disambut kembali saat turun dari Bus. Namun, disambut oleh sosok yang berbeda. Ia tahu siapa pemilik suara itu, bukan Harry. Dan sungguh Allegra tidak ingin tahu.

"Kau merusak nama baik Sekolah."

Jangan menggubris apapun yang ia lakukan. Kuperingatkan padamu.

Allegra meneguhkan hatinya. Ia tak boleh terpancing. Pria itu gila! Pria itu tidak waras! Pria itu menyebalkan! Ia selalu ingat pesan Harry yang satu itu. Ia yakin, apa yang Harry katakan itu untuk kebaikannya.
Allegra sedikit menaikkan kepalanya sambil menarik napas berat. Sebisa mungkin untuk mengendalikan wajahnya agar tidak terlihat terkejut atau apapun. Ia mulai melangkahkan kakinya perlahan dengan pandangan yang tetap lurus kedepan menghadap gerbang Perkins. Walaupun sosok Justin yang berdiri di samping gerbang masih bisa terlihat di ekor matanya. Hell! Kenapa pria itu datang sepagi ini?!

Allegra mempercepat laju langkahnya dengan gusar. Jantung Allegra terasa ditikam dan jatuh ke perut karena tatapan Justin yang tak henti-hentinya menusuk tajam kearah Allegra. Dan ketika Allegra membutuhkan beberapa langkah lagi untuk masuk, semua tersendat. Tangan Justin menggenggam tangannya. Menahan Allegra untuk pergi. Allegra berusaha memaksakan diri untuk terlepas dan cengkraman Justin yang semakin menguat.

"Apa maumu?!" Cercah Allegra frustasi. Sungguh, ia sudah tidak mau berurusan dengan pria hiphop sialan ini.

Justin mematapnya begitu tajam dengan mata hazel yang terus menusuknya semakin dalam apalagi dalam posisi yang berdekatan seperti ini. Allegra tertusuk dengan tatapan itu, tapi ia tidak takut. Ia hanya jengah dan ingin melewati hari-harinya yang normal tanpa teror seperti ini. Manik mata Allegra menyusuri sosok Justin dari atas hingga bawah. Berusaha beralih dari tatapan Justin yang membuatnya muak. Menyusuri penampilan Justin dengan gaya hiphop berlebihannya, kalung emas besar, sepatu supra berwarna merah menyala, dan beanie yang berwarna serupa. Justin jadi seperti Chris Brown yang siap konser. Benar-benar bukan tipe pria idaman bagi Allegra. Dan rasanya Allegra jadi ingin memuntahkan seluruh isi perutnya yang telah diisi oleh pancake strawberry.

SOMETIMES [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang