Bagian 4Allegra Stewart's View
Aku tersenyum dan batinku serasa bersorak-sorai penuh kemenangan. Tubuhku dengan lembut bersandar pada kursi yang kududuki lantas melipat tangan didada saat melihat Mr. Taylor yang keluar santai dari kelasku dengan wajah tenangnya. Bibirku berkedut kecil lantas tersenyum penuh kepuasan saat memutar mata dan menemukan Bob yang tengah menatapku dengan sinis.
Kami baru saja menyelesaikan materi Biologi yang di terangkan oleh Mr. Taylor mengenai jaringan tumbuhan. Dan ketika kegiatan belajar mengajar itu berlangsung, tak henti-hentinya Mr. Taylor bedecak kagum atas kecerdasanku yang menjawab semua pertanyaan yang ia kemukakan pada seluruh murid. Aku menjawab semua dengan cepat sampai-sampai Bob sang juara kelas bertahan di kelas ini selalu tersendat untuk bicara. Dan aku puas akan itu. Itu sebabnya ia menatapku sinis penuh dendam. Aku harus bisa mengalahkannya, aku harus bisa menjadi bintang kelas dan mengalahkan Bob yang menjadi juara bertahan.
Aku harus bergegas menyusul kepintaran Bob dan murid lain yang memasuki deretan tiga besar. Sebelum terlambat, aku harus segera memperbaiki sikapku. Aku tidak mungkin mampu membayar anggaran sekolah ini dengan gaji ibuku. Aku tak mau jika anggaran beasiswa yang telah kudapatkan di cabut karena ketololanku yang kalah telak melawan pria culun seperti Bob. Harus kuakui Bob memang cukup pintar, orang-orang bilang pria itu cukup berbahaya dan sulit untuk dikalahkan. Tapi lihat? Aku berhasil hari ini.
Imej pertama saat aku memasuki sekolah sudah sangat buruk. Aku masuk pertama kali dan membuat sensasi mengejutkan di sekolah yang terbilang cukup elit di California. Bagaimana rasanya? Kalau boleh jujur itu sangat tidak menyenangkan. Apalagi disini aku mengenal sosok Justin Bieber Perkins yang dipercayai semua orang bahwa ia adalah pemilik sekolah. Hell, sampai saat ini aku sama sekali tidak mempercayainya. Walaupun aku tahu marga Justin sama dengan nama sekolah ini. Tapi mungkin saja kan itu hanya kebetulan dan Justin hanya mengaku-ngaku saja? Sungguh aku sangat membencinya!
Aku memutar mata dan memejamkannya sesaat merasa begitu berbunga-bunga. Mood-ku terasa naik dan terus terbang. Pagiku sangat indah. Bangun tidak terlambat dan menemukan ibu di meja makan, sarapan bersama, menaiki Bus, lalu berjalan riang melewati lobi dan koridor dengan tatapan asing yang masih saja menghantuiku walaupun aku sudah tidak memperdulikannya lagi. Dan tadi, saat jam belajar aku benar-benar merasa sebagai murid paling bersinar dan aku mendapatkan tatapan segan lagi dari orang-orang. Okay itu berlebihan. Tapi aku senang.
Ini hari kelimaku bersekolah di Perkins dan rasanya tidak terlalu buruk juga. Aku sudah mengenal dengan baik seluruh teman sekelasku. Semenjak kejadian menjijikkan antara aku dan Justin yang benar-benar membuatku ingin muntah jika mengingatnya--aku sudah mual sekarang--aku dan Justin saling menjauh. Dan rasanya kami seperti menjadi musuh sejak lama. Tidak sepenuhnya sih, Justin masih selalu mengangguku di kelas dengan sindiran-sindiran sinis atau lemparan kertas yang ia hasilkan menjadi bulatan-bulatan kecil. Terkadang, kami juga berdebat lalu bertengkar hebat di hadapan guru yang mengajar dan berakhir dengan bentakkan peringatan dari guru. Lalu, jika kami berpapasan di kelas, aku Justin dan Jaden akan saling menyenggol bahu secara sengit satu sama lain. Tapi aku tidak terlalu terganggu akan hal itu, karena jika kami sudah keluar dari kelas, kami akan saling menjauh dan menganggap bahwa aku dan mereka tidak pernah saling mengenal.
Terakhir kali Justin berbuat ulah yang menyebalkan, adalah dua hari yang lalu. Ketika aku menyusuri koridor menghampiri lokerku dengan bosan karena dihimpit oleh mulut cerewet Selena dan tingkah menyebalkan Hailey, tiba-tiba aku dikejutkan oleh mereka yang jatuh pingsan dalam waktu yang hampir bersamaan ketika sebelumnya menjerit keras melihat lokerku yang di penuhi sepuluh ekor cicak yang masih hidup. Aku sama sekali tidak takut, aku tahu binatang itu sangat baru dimasukan kedalam lokerku jadi tidak meninggalkan bekas kotoran atau bau apa-apa saat cicak-cicak itu merangkak keluar. Saat itu aku benar-benar tertawa kencang dihadapan semua orang melihat Selena dan Hailey yang pingsan--aku menolong mereka setelahnya, tidak sekeji yang kalian pikirkan-- sekaligus mengetahui Justin yang gagal mengerjai-ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETIMES [DISCONTINUED]
FanfictionAllegra Stewart. Gadis bengis, rakus, aneh, angkuh, dan menyebalkan. Wajahnya juga tidak terlalu cantik. Yaa..walaupun otaknya cukup pintar. Tapi, siapa yang menyangka jika gadis sejenis itu bisa diperebutkan oleh dua cassanova tampan di sekolahnya...