BAGIAN 23

2.4K 270 32
                                    

Bagian 23




"Uh..kenyang sekali."

Justin menggeleng tak percaya melihat Allegra yang mendengus seraya bersandar di kursi sembari mengusap-ngusap perutnya yang tetap terlihat rata. Benar-benar gila! Gadis itu nyaris menghabiskan seluruh hidangan yang tersedia di atas meja. Justin bahkan enggan menghabiskan makanannya lagi karena merasa cukup kenyang dengan hanya melihat aksi Allegra saat makan. Justin tak habis pikir, mengapa gadis itu begitu rakus? Dasar gadis aneh. Lalu, mengapa Justin tidak terlalu keberatan melihat aksi Allegra yang terbilang menjijikkan itu? Hm, cinta memang buta.

"Kau..tidak takut gemuk? Geez! Kau makan seperti ikan paus." ujar Justin sambil mengelap sudut bibirnya dengan tisu.

Mendengar penuturan Justin yang kelewat jujur itu, Allegra langsung menatap Justin tajam. Lantas mendelik tak peduli. "Aku bukan pecundang yang takut kelebihan berat badan."

"Oh, lalu? Kalau kau gemuk, bagaimana? Aku tidak mau punya pacar sebesar tubuh gajah nantinya."

Allegra memutar mata mendengar segala ejekkan Justin yang sudah dianggap angin lalu baginya. Menyebalkan! Dinner macam apa ini? Jika Justin berniat untuk menyudutkannya seperti ini, Allegra lebih memilih untuk menyesap coklat panas sembari menonton film bergenre action di apartemennya. Tapi..tunggu. Saat Allegra mencerna kalimat lain yang dilontarkan oleh Justin, ia merasa disengat. Pacar katanya?

"Apa katamu!?"

"Tidak." Justin tiba-tiba beranjak. "Kau sudah cukup kenyangkan? Ayo, ikut aku."

Justin memutari meja hingga berdiri tepat di samping Allegra. Satu tangannya bergerak mengisyaratkan Allegra untuk bangkit, sementara tangannya yang lain bergerak merapikan tatanan rambutnya yang sudah terlihat keren. Justin lalu menatap Allegra dengan satu alis yang terangkat. Dan Allegra mendongak lantas mendesah pelan. Ia tengah kekenyangan, tubuhnya terasa lemas. Ia terlihat enggan untuk bangkit.

"Kita akan ke mana?"

"Jangan banyak bertanya." tukas Justin ketus.

"Geez! Justin, perutku rasanya mau pecah! Kau mengajakku pergi dan aku harus memakai heels kuning sialanmu itu. Kau tahu?"

"Aku tahu."

Allegra mendecak. Beberapa detik kemudian, ia pun menghembuskan napas untuk menahan rasa jengkel yang bercokol dalam dirinya. "Bisakah kita menunggu beberapa menit lagi? Sungguh, aku kekenyangan."

"Itu salahmu sendiri. Kau makan seperti monster." ujar Justin datar. "Ayo, cepat bangun!"

Allegra mengerang kecil, dan kejengkelannya semakin bertambah saat Justin benar-benar memaksanya untuk pergi. Ada apa sih dengan lelaki itu? Batin Allegra kesal. Dasar lelaki bipolar! Saat Justin menjemput Allegra tadi, ia tampak ceria. Bahkan Justin sempat menjahilinya di sepanjang perjalanan. Lalu tiba-tiba, saat mereka memasuki restoran, Justin tampak ketus. Kemudian sebelum makan, Justin tampak..cukup manis. Dan sekarang? Ia kembali ke perangainya yang ketus seperti semula. Cih, dasar lelaki aneh. Allegra tidak habis pikir. Ia mendecak lantas mendengus keras.

"Memangnya kita mau ke mana? Kenapa tidak diam di sini saja? Lalu kita pulang dan..selesai."

"Kubilang jangan banyak bertanya."

Lagi-lagi, Allegra mendengus. Dengan enggan ia beranjak dari duduknya lalu berdiri di hadapan Justin. Ia menapaki lantai dengan kaki yang telanjang, sementara heels kuning pemberian Justin tersimpan rapi di samping kursi.

SOMETIMES [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang