BAGIAN 24

2.4K 258 29
                                    

Bagian 24



"Allegra! Sudah hentikan! Geez, Alle!"

Cara berseru panik seraya melerai amarah Allegra yang kini sibuk merutuk sembari menjambaki rambutnya sendiri dengan brutal. Gadis itu terlihat frustasi dan kesal. Terlihat dari amarahnya yang begitu meletup-letup dan kegilaannya terhadap jambakkan yang ia perbuat pada helaian rambutnya sendiri. Membuat rambut berwarna cokelat sebahu itu terlihat menyedihkan.

Cara tahu bagaimana dongkolnya Allegra ketika Justin terus-menerus membuatnya tidak nyaman. Justin yang menyandang status menjadi pacar seorang Allegra Stewart yang sebenarnya belum mengenal apa itu cinta. Cara tahu, Allegra terganggu dengan sikap Justin yang terbilang menyebalkan. Justin yang terlalu memaksakan kehendak dan itu membuat Allegra gila. Cara tahu itu. Dan ini adalah puncak amarah Allegra setelah sekian lama ia terlihat pasrah dan menerima ketika Justin terus mendominasinya.

Mungkin, Allegra merasa malu karena Justin selalu menggodanya setiap waktu selama dua hari belakangan ini, di hadapan banyak pasang mata. Justin tidak pernah sungkan untuk mengungkapkan perasaan cintanya pada Allegra di waktu-waktu tak terduga. Di tengah lapangan, di tengah koridor, di tengah kelas, bahkan di dalam ruangan kepala sekolah ketika Justin dipanggil ke ruangan itu untuk mendapatkan detensi yang kesekian kalinya. Cara sering melihat Allegra yang tersipu diam-diam, nerutuk dengan kata-kata kasarnya. Lalu tertunduk dan menahan malu dengan wajah memerah padam. Satu sekolah kini sudah tahu bahwa Allegra resmi dimiliki oleh seorang Justin Bieber Perkins. Allegra identik oleh Justin. Dan Cara tahu, Allegra sama sekali tidak menyukainya.

"Alle! Oh sudah, hentikan!"

Dengan tangkas, Cara meraih kedua lengan Allegra dan menahannya sekuat tenaga ketika Allegra berusaha meronta. Gadis itu benar-benar terlihat seperti orang sinting dengan amukkannya yang tidak wajar. Setelah berpuluh detik Allegra meronta dan Cara berusaha menahannya, ia menyerah. Allegra mendengus keras seraya menyentakkan tangannya untuk menjauh dari pertahanan Cara. Rambut yang kini kusut masih setia berjuntaian menutupi wajahnya, Allegra tampak enggan untuk membenahinya dan membiarkannya begitu saja.

"Jika kau ingin semuanya berakhir, kau akhiri saja! Aku yakin Justin tidak akan mati jika diputuskan olehmu. Kau..astaga, kau seperti orang sinting! Semua ini konyol, kau tahu?" sembur Cara cepat dengan sorot tak percaya. Pemandangan seorang gadis yang menjambaki rambutnya sendiri dengan brutal benar-benar baru bagi Cara.

Allegra menyibakkan rambutnya asal seraya memalingkan wajahnya yang tampak memerah. Dengusan sesekali terdengar dari mulutnya. Ia menyandarkan kepalanya di batang pohon lantas mendesah. Berusaha menahan deru napas yang keras mendera rongga dadanya.

"Kau tidak mengerti."

Cara mendengus. "Aku memang tidak akan pernah mengerti jalan pikiranmu yang konyol!"

"Lebih baik kau pergi saja." tukas Allegra ketus.

"Pergi dan meninggalkanmu yang tengah gila seperti ini? Tidak. aku tidak bisa bayangkan setelah ini kau menghajar orang lain lagi hingga pingsan sebagai pelampiasan."

"Dan aku sedang tidak mau menanggapi omong besarmu."

"Allegra!"

Allegra mendecak lantas kembali memalingkan wajahnya. Kehadiran teman dekat sama sekali tidak membantu banyak. Yang ia butuhkan kali ini adalah waktu untuk menyendiri. Kepergian Justin yang membolos membuat Allegra memiliki kesempatan untuk menenangkan diri namun Cara malah merusaknya. Dan itu membuatnya kian frustasi.

SOMETIMES [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang