Arland Jordan Verald (Alan)

7K 268 45
                                    

Author

Khusus Arland part!!!

Arland Pov

Aku kembali ke tanah air kelahiranku. Kembali ke Indonesia lagi, seusai berlibur di Finlandia selama 2 minggu. Mama dan papa sudah menungguku di rumah. Dan aku yakin aku akan langsung di peluk dan di sayang-sayang. Oh jelas... Anak kesayangannya mama neh... Kalau Audrey mah anak kesayangannya papa tuh... Oh ya, Audrey adalah adik kandungku. Dia sekarang duduk di bangku SD kelas 5. Perbedaan usia kami ialah 6 tahun, dan aku sekarang kelas 2 SMA. Aku tidak sekacau ayahku saat SMA. Ayahku, Rivaldo Verald, memang King Of Disaster di sekolahnya dulu. Belum lagi dengan mamaku, Risa Vallencia yang tak kalah kacaunya dengan papaku itu.

Aku ini lebih mementingkan hobiku yang satu ini. Basket. Ya, basket adalah hobiku yang sangat sangat sangat aku sukai. Selain keren untuk cowok seumuranku, basket juga bagus untuk tubuh. Basket kan merupakan salah satu bidang olahraga, tentunya membuat tubuh bugar dan sehat. Alhasil tubuhku jadi sempurna dan ideal. Sampai membuat kaum hawa menggila-gila tentang diriku.

Tapi aku bermain basket bukan karna supaya aku menjadi populer. Tidak, aku bermain basket karna aku sangat menyukai olahraga yang satu ini.

Argh! Sial!

Sepatu basketku rusak saat aku ingin melakukan lay up. Tripple shit! Kayaknya aku sial banget deh... Tadi pagi masuk sekolah di kerumuni cewek-cewek yang heboh memberikanku surat cintalah, bungalah, kuelah, bahkan sampai bola basket. Aneh-aneh saja tiap hari yang aku dapat dari mereka. Sayangnya kuberikan semua hadiah mereka pada teman-teman satu tim basketku, sehingga mereka kegirangan dan para cewek itu menatap mereka sebal. Aneh kan? Seharusnya mereka marah sama aku, tapi ini malah marah sama teman-temanku yang hanya menerima dengan kebahagiaan tanpa berdosa. Kasihan mereka... Pikirku.

Yang kedua! Aku lupa membawa buku cetak matematika, sehingga bu Sri, guru matematikaku menghukumku berdiri di koridor sekolah sambil angkat kaki satu dan pegang 2 pot bunga di setiap tangan. Kalian tanya apa aku malu? Ya ialah jelas! Tapi yang ada malah para cewek menatapku dengan histeris kegirangan. Gila! Bukannya ledek kek, ini malah senyam-senyum nggak jelas. Jujur deh, nih sekolah cewek-ceweknya kok gila begini semuanya ya? Sementara Ara malah cekikikan dari dalam melihat kesialanku. Dan Tuhan mendengar keluh kesahku, sehingga Ara ketahuan sama bu Sri malah asik cekikan. Dan akhirnya dia juga ikutan menemaniku di koridor, hehe... Rasain tuh! Kualat...

Yang ketiga! Aku pulang sekolah. Dan W-O-Wnya itu aku terpeleset di depan ruang guru. Itu karna klining service sekolahku ini lupa membawa kain pel yang membuatku terpeleset dengan jeleknya di depan ruang guru. Para cowok terkekeh sementara para cewek... Jangan ditanya! Mereka malah makin menggila dan malah makin terpesona. Preeet...! Gila semua nih cewek, oiy!

Yang keempat! Aku ingin pergi jemput Audrey di sekolahnya, tapi ban mobilku kempes. Ya Tuhan!!! Cobaan apa lagi yang Kau berikan terhadap makhluk ciptaan maha karyaMu yang indah dan tampan ini?

Huffft...

Sial...

Dan yang kelima, yaitu inilah hasilnya. Sepatu basket yang biasanya aku banggakan dan aku pakai malah rusak di saat aku ingin memamerkan lay-up cantikku kepada pelatih baru kami. Oh, shit... Aku pun meminta tolong Ara untuk mengambil sepatuku yang satunya lagi karna aku lupa membawa sepatu cadangan. Kan sial banget coba! Mana lagi ini sepatu yang paling mahal dan kubanggakan karna di beli menggunakan uangku sendiri. Dan malah berakhir sudah ceritaku dengannya setelah 5 tahun aku selalu menggunakannya. Sepatu ini memang terbuat dari bahan yang sangat mahal dan berkualitas sehingga tahan lama. Selain itu aku memang merawat sepatuku ini dengan sangat hati-hati karna tidak bisa sembarang di cuci, disikat atau dilap. Tapi... Huft. Sayonara sepatuku tersayang...

Basketball LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang