Alan Pov
Gue capek banget nih sepulang sekolah kan udah langsung tancep gas ke ruang ganti trus main basket. Mana lagi makin dekat pertandingannya. Menu latihan gue juga makin full dan semakin padat.
"Hei bro! Lo kenapa? Galau ya? Sabar... Dikit lagi Cindy bakalan datang sorakin elo." sahut Renaldy, salah satu teman sesama pemain basket.
"Cih. Enak banget lo ngomongnya, dan Edward mungkin akan semakin benci gue." jawab gue ke Renaldy.
Teman gue yang naksir sama Cindy dan merupakan center di tim basket gue itu namanya Edward. Dan beberapa hari ini Edward menjauh dari gue karna Cindy dekat banget sama gue.
Gue jadi ngerasa sangat bersalah pada Edward. Sebenarnya gue nggak maksud untuk ngerebut Cindy, lagian gue lagi sibuk dengan urusan basket dan tidak mau pacaran untuk sementara waktu. Tapi memang Cindy yang mau dekat dengan gue, dan gue rasa sih masih wajar aja soalnya dia mau jadi teman gue. Lagian apa salahnya kalo gue berteman dengan Cindy?
"Gue tau maksud lo bukan untuk ngerebut Cindy, tapi sepertinya Cindy naksir deh sama lo." sahut Renaldy.
"Ah, ngaco aja lo! Mana mungkin Cindy naksir sama gue." jawab gue mengelak.
"Ya ampun, Alan! Lo tuh bego atau idiot apa? Lo itu kapten tim basket sekolah, dan lo itu sangat atletis dan juga pintar karna lo rajin juga belajar. Selain itu lo ganteng, tinggi, putih, baik hati, juga lo itu seru banget orangnya. Ya cewek mana coba yang nggak bakalan jatuh hati sama elo?" sahut Renaldy.
"Ish... Lo terlalu melebih-lebihkan gue aja. Gue nggak sebagus itu juga tau, gue masih banyak kelemahan dalam bermain basket." ujar gue.
"Menurut gue sih lo udah sangat berbakat, buktinya banyak sekolah sampe takut kalau berhadapan dengan sekolah kita karna ada elo."
"Lo terlalu memuji gue dengan sangat. Lagian Edward juga kan sama bagusnya kayak gue, buktinya dia jadi center di tim basket kita."
"Hm... Lo terlalu merendahkan diri, Alan. Itu fakta! Kalo saja gue terlahir jadi cewek, pastinya gue udah kejar-kejar lo demi mendapatkan cintanya elo."
"Ih, najis."
"Hahahahah... Yuk latihan!" ajak Renaldy.
"Ayo!"
~~~
Gue pun selesai latihan dan segera mandi dan berganti pakaian di ruang ganti sekolah yang memang fasilitasnya cukup mewah karna ada kamar mandinya pula.
Gue pun menuju ke parkiran dan bertemu dengan si kembar Clifford dan Robert. Mereka ngapain ya? Kok belum pulang? Oh iya! Cindy tadi tumben nggak sorakin gue... Baguslah kalo dia nggak sorakin gue bisa jadi Edward makin jauhin gue.
"Hei kalian! Ngapain belum pulang?" tanya gue ke Christy, Chris, dan Robert.
"Alan? Hm. Habis latihan ya?" tanya Chris.
"Yup! Kalian ngapain disini?" tanya gue.
"Lihat tuh!" jawab Christy sambil menunjuk ke arah Edward yang sedang menaruh banyak sampah diatas mobil gue.
"Edward?!" pekik gue.
"Gue nggak tau apa masalah lo dengan Edward, tapi sebaiknya lo jauhin Edward karna dia memang orangnya begitu." ujar Robert.
"Maksudnya?" tanya gue.
"Dia mungkin benci sama lo, dan yang gue tau sih mengenai dia memang dia orangnya suka bully orang yang dia benci. Dan sepertinya lo sudah masuk dalam salah satu daftar nama orang yang dia benci." jawab Chris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball Love
Teen Fiction[Sequel Hot Boy vs Stupid Girl] Kenapa jarak diantara kita begitu terbentang jauh? Bukankah kita bersahabat? Lalu kenapa kamu memilihnya? Apa aku tidak pantas untukmu? ------------------------------- Dilarang menjiplak ataupun meniru karya saya tanp...