Memandangmu Dari Kejauhan

2.4K 134 0
                                    

Seminggu kemudian...

Tim basket putra sedang mengikuti kegiatan turnamen tingkat provinsi. Di saat yang sama pula, murid-murid yang ikut olimpiade sedang berjuang untuk maju di tingkat provinsi.

"Baik! Sekarang lakukan three on three!" seru sang pelatih tim basket sekolah.

"Baik pak!"

Three on three, tiga orang menjadi satu tim dan melawan tim lainnya yang juga beranggotakan tiga orang. Alan, Renaldy, dan Vallen melawan Edward, Patrick, dan Joshua.

Edward menatap Alan dengan tatapan mengintimidasi, sementara Alan hanya menatap Edward dengan ekspresi datar. Renaldy menatap Patrick sinis, Patrick juga tak kalah sinis menatap Renaldy.

"Go!" seru pelatih.

Alan dengan cepat merebut bola saat pelatih melemparkannya ke udara. Dengan cepat dia menggiring bola mendekati ring dan...

BLUNG!

"Satu kosong!" seru pelatih.

Patrick pun mengambil bola dan maju menuju ring lawan, tapi Renaldy dengan cepat menghadangnya sebelum ia mendekati ring.

Patrick pun mengoper bola tersebut kepada Edward dimana posisi Edward memang sangat dekat dengan ring lawan dan...

BLUNG!

"Satu sama! Ayo! Ayo! Ayo! Keluarkan kemampuan kalian!" seru sang pelatih.

Vallen pun mengambil bola dan mengopernya kepada Alan yang langsung di terima dengan cepat oleh Alan. Ia pun maju menyerang ring milik lawan, akan tetapi Edward datang menghadangnya.

"Mau sok jago?" sahut Edward.

"Tidak." jawab Alan singkat lalu mengopernya kepada Renaldy yang di sebelahnya.

Renaldy pun menangkap bola itu dan segera melakukan kemampuan andalannya yaitu three point shooter. Renaldy pun melempar dan bola itu pun masuk ke dalam ring.

"Bagus! Bagus! Pertahankan itu! Edward, kalian juga harus memperkuat offense dan deffense kalian!" seru sang pelatih.

Mereka pun kembali beradu kekuatan di lapangan itu. Menguji siapa yang terkuat sekaligus secara tidak langsung mereka menyelesaikan sesuatu yang tak dapat diketahui orang lain yang tak tau apa masalah diantara mereka.

***

"Ara," bisik Reza.

"Ya, Rez? Kenapa?" jawab Ara.

"Gue laper, istirahat dulu yuk. Daritadi kita kerja soal terus bikin otak jadi menyusut heheh."

"Oh, iya. Lo duluan aja ke kantin, nanti gue nyusul. Gue harus selesaikan satu soal ini dulu." ujar Ara tanpa berbalik melihat Reza.

"Hm, gue tunggu aja elo deh. Mending kita barengan."

"Oh oke."

"Loh? Bukannya itu soal yang tersulit saat olimpiade tahun kemarin? Lo serius mau pecahkan soal itu?" tanya Reza.

"Yup. Gue mau selesaikan soal ini siapa tau aja soal kayak gini muncul lagi." ujar Ara.

Besok adalah hari dimana olimpiade akan di laksanakan. Tentunya Ara harus semakin berjuang dengan menjawab soal-soal tes yang mirip seperti soal yang keluar saat olimpiade tahun kemarin.

Basketball LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang