Realize

1.8K 109 9
                                    

Semua orang yang berada di depan ruangan itu frustasi dan takut. Takut untuk menghadapi kenyataan bilamana seseorang yang di dalam ruangan itu terjadi apa-apa.

Ceklek

"Dok! Bagaimana kondisi keponakan saya?" tanya Alice yang langsung berdiri mendekati dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.

"Dia tidak apa-apa. Hanya tadi dia sedang dalam masa kritisnya sehingga dia entah mengapa bisa sesak napas. Tapi tenang saja pasiennya sudah baik, ada kemungkinan besok dia sudah sadar." ucap si dokter.

"Benarkah? Terima kasih dok."

"Tidak, berterima kasilah kepada Yang Maha Kuasa yang masih memberikannya kesempatan karena tadi 70% kemungkinan dia bisa meninggal, tapi mungkin belum waktunya."

"Makasih dok."

"Iya, saya tinggal dulu."

Setelah dokter pergi, beberapa suster keluar. Alice, Alan, dan Alesha pun masuk ke dalam ruangan itu untuk melihat kondisi Ara.

"Tadi dokter bilang apa tan?" tanya Alan.

"Dia bilang antara besok atau lusa nanti Ara sudah sadar."

"Benarkah? Wah itu berita yang baik! Iya kan, kak Alesha?" sahut Alan.

"Iya, benar."

"Ya sudah, malam ini tante Alice dan kak Alesha yang akan jaga Ara, Alan kamu pulang saja ya kasihan kamu udah bela-belain jaga Ara sampai larut gini." ucap Alice.

"Iya tan."

Akhirnya Alan memutuskan untuk kembali ke rumahnya setelah mengetahui bahwa Ara baik-baik saja kondisinya.

Ceklek

"Ekhm. Darimana kamu?" tanya Risa.

"Eh mama..." cengir Alan.

"Lah? Kenapa lu nak? Jangan-jangan lo udah jadi gila ya lantaran stres mikirin Ara mulu?" tanya Risa sambil menyentuh dahi anaknya itu.

"Mama apaan sih," cibir Alan. "Alan tuh senang karna Ara sudah nggak kritis lagi, kata dokter besok atau lusa nanti Ara bakal bangun dari komanya."

"Hah? Serius? Syukurlah..." ucap Risa.

"Kak Ara seriusan bakal sadar kak?!" sahut Audrey yang buru-buru turun dari lantai dua.

"Iya, tapi dokter bilang dia tidak akan mengingat ingatannya umur 14 tahun hingga sekarang." jawab Alan.

"Maksudmu hilang ingatan?" tanya Risa.

"Iya, ma."

"Memangnya nggak ada cara untuk membuat ingatannya kembali?" tanya Audrey.

"Ada, tapi dokter bilang sebaiknya jangan. Kata dokter, Ara mengalami trauma berat pasca kecelakaannya itu, jadi ada kemungkinan secara tidak sadar otaknya telah memblokir kenangan-kenangan dan memori ingatannya dari dia umur 14 tahun hingga sekarang." jawab Alan.

"Parah sekali kondisinya," ucap Risa pelan.

"Ada apa ini? Kalian sedang membicarakan apa? Kenapa tidak ada yang ajak-ajak papa?" tanya Valdo yang baru keluar dari kamarnya.

Basketball LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang