Fakta

2.5K 139 0
                                    

Hari ini seperti biasanya gue ke sekolah dan pulang sekolah. Tapi selama di sekolah tadi, gue nggak ngelihat Alan biar hanya bayangannya di lapangan basket. Apa dia sakit kali ya?

"Kak Araaaa!!!!!!!" seru Audrey saat gue baru pulang sekolah.

"Kenapa Audrey?" tanya gue dengan cemas karna melihat Audrey sangat panik.

"Kak Alan... Kak Alan pingsan!"

"APA?!"

Gue dan Audrey segera menuju ke lantai dua tempat Alan berada dan pingsan disitu. Gue, Audrey beserta kedua pembantunya Audrey membantu untuk mengangkat Alan ke tempat tidurnya.

Gue pun mengambil air hangat dan mengompres kepala Alan yang demam. Demamnya sangat tinggi dan dia terlihat sangat lemah. Gue merasa sangat iba saja melihatnya.

Setelah beberapa menit kemudian...

"Ma.. Pa... Jangan berkelahi... Plis, Alan mohon..."

"Alan! Alan!" seru gue membangunkannya.

"Hah? Apa yang?" tanya Alan saat dia bangun.

"Lo pingsan tadi di depan pintu kamarmu, trus Audrey panik dan panggil gue kesini." jelas gue.

"Ngapain lo disini? Pergi saja sana!" serunya.

"Kak Alan! Apa-apaan sih kak Alan?! Kak Ara kan udah nolongin kak Alan!" seru Audrey.

"Lo nggak bakalan ngerti Audrey..." kata Alan ke Audrey. "Mending lo pergi sana! Gue nggak butuh perhatian dari lo!" seru Alan ke gue.

"Lo kenapa Alan? Emangnya gue salah apa?" tanya gue dengan hati yang sedikit berat dan piluh mendengar dia mengusir gue tanpa gue tau apa sebabnya.

"Pergi! Gue nggak mau lihat muka lo lagi disini!" seru Alan dengan keras.

"Kak Alan!" marah Audrey.

"Audrey mending lo diam!" seru Alan ke Audrey.

"Oke, gue pergi, gue nggak akan lagi menampakkan diri di depan lo." ujar gue lalu pergi dengan hati yang berat.

Gue hanya berjalan dengan gontai menuju ke rumah gue. Kak Alesha yang baru saja tiba dari pasar langsung mendekat ke arah gue dan bertanya.

"Ara lo kenapa? Kok malah lesuh gini?" tanya kak Alesha.

"Kakak... Hiks."

"Udah, mending masuk dulu trus kamu ceritain ke kakak apa yang terjadi oke?"

Gue hanya mengangguk dan mengikuti kak Alesha masuk ke dalam rumah. Untungnya Flora, Nayla, dan Tiara sedang tertidur lelap, jadi mereka tidak perlu khawatir sama gue.

Gue pun menjelaskan semuanya terhadap kak Alesha. Sempat gue menangis karna gue bingung kenapa Alan menjauhi gue beberapa hari ini. Apakah gue berbuat salah sama dia? Tapi apa? Kenapa Alan tidak mau mengatakannya pula?

"Yang sabar ya, Ra. Mungkin dia sedang dalan kondisi yang terpuruk atau bisa jadi dia sedang dalam keadaan yang galau. Kan tadi lo cerita kalo dia sempat ngigau mama dan papanya, mungkin saja dia kangen sekali sama mereka dan membutuhkan kasih sayang lebih apalagi dia sedang dalam kondisi sakit." jelas kak Alesha.

"Makasih ya, kak. Curhat sama kakak memang selalu buat Ara agak enakkan deh!" sahut gue.

"Kan gue kakaknya elo."

"Hahaha... Dan gue adiknya kakak."

"Yup! Makanya jangan sedih lagi ya,"

"Iya, kak."

~~~

Gue pergi ke sekolah dengan hati yang sedikit kacau balau karna gue dan Alan jarang banget bertengkar sampe lama begini. Rasanya benar-benar sangat kesepian.

"Ara?" panggil Christy.

"Christy? Kenapa?" jawab gue.

"Nggak. Lo kenapa murung, Ra? Nggak kayak lo yang biasanya." ujar Christy.

"Gue nggak apa-apa, Christy." elak gue.

"Lo nggak usah bohongin gue deh, Ra. Gue bisa lihat kalo elo memang ada masalah. Gue tau lo, Ra! Sejak dari kelas 4 SD."

"Sebenarnya gue dan Alan sedang renggang."

"WHAT?!"

"Plis deh, Christy. Kenapa elo yang selalu heboh." ujar gue.

"Tapi nggak biasanya kalian... Berkelahi ataupun renggang... Emang kenapa?" tanya Christy. Gue pun menjelaskan semuanya ke Christy.

"Aduh, Ra. Gue pingin jelasin sih kenapa dia kayak gitu, tapi sorry gue nggak bisa jelasin sekarang, karena Alan masih mode yang bad mood dengan lo. Tapi tenang aja gue tetap bakalan cerita sama elo apa yang terjadi hingga Alan jutek sama elo." ujar Christy.

"Iya, gue bakalan ngerti dan menunggu sampai lo ceritain semuanya."

"Good. Gue mau tanya sesuatu ke elo."

"Apaan tuh?"

"Lo pasti kenal Cindy kan?"

"Yup, kenapa dengan Cindy?" tanya gue.

"Jadi gini, Cindy itu ternyata pacaran sama kak Edward, lo tau kan kak Edward yang mana?"

"Yang kalo latihan selalu bareng Alan kan? Kalo nggak salah kak Edward itu kan partner alias teman dekatnya Alan."

"Nah, itu dia! Belum lama ini Cindy dan Edward putus,"

"Trus?"

"Cindy entah apa alasannya main mutusin Edward trus dia tiba-tiba dekat sama Alan, dan itu membuat Edward benci sama Alan."

"Apa?! Berarti Cindy ngerusak persahabatannya Alan dan Edward dong!"

"Ya, begitulah. Gue, Chris, dan Robert nggak senang sama Cindy. Soalnya akibat kecentilannya Cindy sama Alan, Edward melakukan hal-hal yang buruk terhadap Alan."

"Apa?!"

"Well, gue, Chris, dan Robert udah pernah ingatin Alan kalo dia nggak boleh terlalu dekat juga dengan Cindy, soalnya kak Edward jadi merusak barang-barang milik Alan."

"Berarti yang kapan tuh kalo nggak salah mobilnya Alan penuh sampah itu akibat perbuatannya kak Edward?"

"Yup. Cindy memang orangnya playgirl, Ra. Chris kan sekelas sama Cindy waktu SMP, dan pas waktu itu Cindy naksir berat sama Chris, makanya dia sok akrab atau dekat sama Chris kayak yang ia lakukan sekarang sama Alan."

"Kecentilan dong namanya!" seru gue refleks.

"Makanya elo harus jauhin Alan dari Cindy sebelum kak Edward mungkin akan buat hal yang lebih dari ini. Gue kenal Edward sedari SMP, Ra. Jadi gue tau sifatnya Edward kalo dia semakin marah itu apa yang akan ia lakukan. Jadi gue nggak mau teman gue di perlakukan tidak baik sama dia."

"Oke, makasih Christy. Gue paham maksud lo, gue akan usahakan Alan menjauh dari Cindy."

"Good. Kalo gitu gue balik ke kelas dulu ya, my lovely Robert udah mau lumutan nungguin gue."

"Hahahah... Iya, langgeng ya lu berdua."

"Yaialah! Cinta sejati kok mau di lawan?"

"Oke, dah!"

"Iya, dah! Jangan lupa ya, Ra!"

"Yoi!

***

Tbc.

Halo again! Author bawa chapter baru BCvsSG nih! Kangen sama author atau ceritanya nih?

Semoga kangen dua-duanya ya! Hehehe...
Jangan lupa vommentsnya ya!
Seeyu! :*

Basketball LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang