Depresi

262 24 1
                                    

Ara sudah mengingat semuanya sekarang. Ternyata dokter bilang Ara depresi karena mengingat hal yang tak diinginkan untuk diingat. Akibatnya sekarang Ara sering sesekali berteriak sendiri di dalam kamarnya.

Alesha senantiasa mengurus Ara beberapa hari ini setelah dari klinik. Ara memang tidak ke sekolah sejak dari klinik. Alice memang meminta ijin kepala sekolah untuk Ara yang memang tidak bisa ke sekolah untuk beberapa hari ini.

Mengingat kondisi Ara yang terlihat tertekan dan depresi, Alice merasa Ara perlu pengobatan khusus. Alesha juga setuju dengan hal itu, Ara perlu di tangani lebih lanjut kalau tidak dia bisa gila selamanya.

Sementara Alan, Christy, Chris dan Robert belum pernah bertemu dengan Ara sejak di klinik hari itu. Mereka khawatir dengan kondisi Ara karena tidak biasanya Ara berlama-lama tidak masuk ke sekolah.

"Apa gue harus ke rumahnya Ara ya?" tanya Alan.

"Serius lo mau kesana? Nggak takut bisa di telan sama kak Alesha?" tanya Chris.

"Iya, gue juga mikir itu, Chris. Tapi gue khawatir!"

"Kalau khawatir ya tengok aja keadaannya," ujar Robert.

"Ini gara-gara lu Robert!" seru Christy. "Lo yang suruh Alan ceritain ke Ara perihal kak Edward akhirnya jadi gini kan!"

"Lah kok malah gue sih?" ucap Robert.

"Hei kalian!" seru Abi yang tiba-tiba muncul bergabung dengan empat orang itu.

"Ngapain lu kesini? Bikin bad mood aja lu," cibir Alan.

"Uenak aja cakep gini harusnya pembawa good mood ya nggak?" ujar Abi.

"Idih! Najis!" seru keempatnya.

"Hahahahahaha, btw kalian lihat Ara nggak? Kok tumben dia nggak terlihat batang hidungnya sama sekali dari kemarin-kemarin?" tanya Abi.

"Dia lagi istirahat," jawab Alan singkat.

"Oh."

"Anjir singkat bener nyahutnya!" seru Chris heboh.

"Btw si Cindy nggak kelihatan juga loh akhir-akhir ini," ucap Christy.

"Eh iya hampir lupa nenek lampir satu itu. Gimana tuh keadaannya? Udah ke telan bumi ya?" tanya Abi.

"Mana kita tau. Lo juga tumben baru kelihatan," sahut Robert.

"Hehe iya nih gue kemarin lusa ke Singapore! Nengok nenek gue yang sakit tapi sekarang udah membaik jadi gue pulang lagi deh ke Indonesia."

"Oh."

"Anjir singkatnya!!!" seru Chris lagi.

"Chris lo kayak orang nggak ada kerjaan tau nggak," cibir Christy.

"Yeee sewot lu mah," ucap Chris.

"Booosssscccuuuueee!!!" seru Renaldy dari kejauhan sehingga semua sorot mata di kantin itu menatap kearah Renaldy.

Alan yang sudah tau itu suara khas alaynya Renaldy langsung memutar bola matanya dengan malas. Karena dia tau Renaldy akan mengganggu ketenangan hidupnya. Baru saja moodnya dirusak oleh Abi, lalu si Renaldy juga ikutan menambah kerusakan moodnya.

"Si kurcaci udah dateng, cih."

"Boscue akuh rindu padamuh!" seru Renaldy lalu memeluk Alan yang langsung menerima hadiah jitakan dari Alan.

Bletak!

"Sana jauh-jauh! Geli gue sama lo!" seru Alan.

"Ih abang mah, sok jual mahal atuh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Basketball LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang