Bully (2)

2.1K 123 9
                                    

Ara baru saja mau berjalan menuju ke sekolah, tiba-tiba ada sebuah surat di kotak pos yang terjatuh. Ara pun berjalan mendekati kotak pos rumahnya lalu mengambil surat yang terjatuh itu.

'JAUHIN ALAN DAN MATI AJA ELO!'

Itulah isi surat tersebut. Ara tidak tau siapa yang mengirimnya tapi Ara tidak takut sama sekali dengan surat-surat ancama yang menurutnya kekanak-kanakkan ini.

Ara hanya berjalan mendekati tempat sampah di dekat pintu gerbang rumahnya dan menaruh surat itu di dalam tempat sampah dan bersikap biasa saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Tiit tiit

Bunyi klakson berbunyi, Ara pun mengintip sedikit di pintu gerbang rumahnya. Mobil hitam pekat merek Lamborghini singgah di depan rumahnya. Seseorang keluar dari pintu pengemudinya.

"Ara!" panggil orang itu yang adalah Fabian.

Ara membuka pintu gerbang rumahnya menjumpai Fabian yang memanggilnya.

"Kenapa Abi? Tumben kesini." ujar Ara.

"Gue anter lo ke sekolah. Gue khawatir hal yang aneh-aneh terjadi lagi sama elo."

"Gue nggak apa-apa Abi. Gue itu nggak takut sama hal-hal kek gitu yang sangat kekanak-kanakkan, Abi. Jadi lo tenang aja okey?" ucap Ara dengan senyum.

"Nggak. Lo harus ikut gue, gue anterin lo ke sekolah. Ini demi kebaikan lo dan ini gue lakukan karna gue nggak mau lo kenapa-napa."

"Huft. Oke, oke, gue ikut lo... Tapi! Ada syaratnya."

"Apa?"

"Lo harus anterin gue pulang juga karna gue nggak jadi bawa mobil gue."

"Oke, tenang saja."

Sesampainya di sekolah, Christy langsung menghampiri Ara yang baru turun dari mobilnya Fabian. Chris dan Robert mengikuti Christy dari belakang.

"Ara, gue dengar lo dapat surat sial ya di rumah elo?" tanya Christy.

"Kok lo tau?" tanya Ara balik.

"Gue yang ngasih tau Christy." ujar Fabian menengahi.

"Kan udah gue bilang kalian nggak usah overprotektif sama gue, gue tuh baik-baik saja. Nggak akan ada juga yang berani celakain gue di depan umum, guys..." ujar Ara berusaha menyakinkan mereka berempat.

"Tapi gue nggak bisa lihat lo begini, Ra. Gue takut lo kenapa-napa," ujar Christy.

"Iya, Ra. Christy benar, mungkin lo memang nggak takut, tapi kalo terjadi sesuatu ke elo gimana coba?" tambah Chris.

"Masalahnya para cewek fanatiknya Alan itu lagi panas sama elo. Trus Cindy yang mulai beraksi membuat mereka juga tidak segan-segan beraksi sama elo." timpal Robert.

"Gue hargai kepedulian kalian sama gue, tapi gue beneran nggak apa-apa. Selain itu, gue juga nggak perlu di awasin kayak gini tau nggak..." ucap Ara.

"Okelah kalau itu mau lo, kita juga nggak mau memaksa keinginan kita untuk lo." ujar Christy.

***

"Ara!" panggil Alan saat Ara pulang sekolah.

"Alan?! Lo udah selesai latihan intensif?" tanya Ara.

"Yap! And here i am..." ucap Alan bangga.

Alan pun berjalan ke rumahnya Ara dan melihat Ara lebih dekat lagi. Ara hanya tersenyum simpul menandakan ia meminta oleh-oleh yang di janjikan Alan untuknya.

Basketball LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang