"Lo ingat apa nggak siapa gue?" tanya Fabian.
"Hmmm..."
"Mulai ingat?"
"Hm..."
"Udah mulai ingat?"
"Hm..."
"Ingat kan?"
"Sorry, sayangnya gue nggak ingat." jawab Ara datar.
Bag! Bug! Big! Big???
"Lo beneran nggak ingat siapa gue?!" seru Fabian shock.
"Iya." jawab Ara singkat dan jelas plus di tambah ekspresi polos.
"Mampus." gumam cowok itu.
"Emang... Kita pernah kenal?" tanya Ara.
"Ah, lupakanlah." ucap Fabian lalu keluar dari ruangan itu.
Ceklek
Pintu pun tertutup. Ara hanya terdiam di tempat ia berdiri dengan kebingungan. Sebenarnya apakah dia memang pernah mengenal cowok itu? Menurut ingatan Ara sih, sepertinya iya tapi Aranya yang memang lupa.
Ceklek
Pintu terbuka lagi membuat Ara mendongakkan wajahnya menatap siapa yang datang. Ternyata yang datang adalah Reza yang kebetulan mencari bahan-bahan refrerensi.
"Ara? Lo ngapain disini?" tanya Reza.
"Oh iya, Rez! Kenapa belakangan ini lo jarang kelihatan?" tanya Ara.
"Ah... Oh, gue sibuk. Ya, sibuk! Sibuk mengerjakan soal-soal latihan untuk olimpiade nanti. Kan perjalanan kita belum berakhir sampai disini kan?" jawab Reza.
"Iya, sih. Oh ya, gue dapat materi baru nih yang kayaknya penting dan bakalan keluar di soal tingkat nasional. Mau lihat?" tawar Ara.
"Boleh. Di perpus aja yuk, sekalian gue mau nyari buku-buku Kimia yang banyak karena gue rasa buku-buku yang gue pake belum lengkap."
"Oke, ayo." ajak Ara.
Mereka berdua pun meninggalkan ruangan itu dan menuju ke perpustakaan sekolah. Mereka menyusuri koridor sekolah, sementara itu Ara tetap mengalihkan pandangannya ke lapangan mencari sosok Alan.
Ya, semenjak taruhan aneh mereka berdua itu, Ara dan Alan beneran saling menjauh. Well, Ara meminta hal itu supaya dia bisa fokus ke olimpiadenya, dan Alan juga bisa fokus ke pertandingannya.
Sementara itu, sejak kemarin Christy, Robert, dan Chris seperti menjauh dari Ara. Ara sendiri bingung harus gimana, Christy hanya selalu memberikannya tatapan 'lo-ikut-gue-atau-Edward?', tapi Ara belum bisa memberikan jawaban.
***
Bel sekolah berbunyi menandakan bahwa sudah waktunya untuk para murid pulang sekolah dan mengakhiri kegiatan belajar mereka hari ini.
Ara berjalan menuju pintu gerbang sekolah. Reza pun menghampirinya dengan mobilnya dan menawarkan Ara untuk ikut dengannya sebentar saja.
"Ara, pulang bareng yuk!" ajak Reza.
"Hah? Oh. Oke." jawab Ara lalu naik ke dalam mobilnya Reza.
Selama perjalanan hening yang menemani mereka berdua. Ara memang tidak niat bercerita, begitu pula dengan Reza yang tidak berniat untuk bertanya padahal dia ingin sekali bertanya mengenai Ara dan Edward.
Setelah setengah jam berlalu, akhirnya mereka berdua sampai di kompleks perumahannya Ara. Ara pun turun dari mobil Reza dan berterima kasih karena Reza sudah menawarkannya tumpangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball Love
Teen Fiction[Sequel Hot Boy vs Stupid Girl] Kenapa jarak diantara kita begitu terbentang jauh? Bukankah kita bersahabat? Lalu kenapa kamu memilihnya? Apa aku tidak pantas untukmu? ------------------------------- Dilarang menjiplak ataupun meniru karya saya tanp...