Remember (Part 2)

983 47 10
                                    

Alan panik sekali karena Ara belum juga sadarkan diri. Alan cemas melihat kondisi Ara begitu juga dengan seorang pemilik pondok yang ikutan cemas.

"Maaf mas, tapi gimana kalau di bawa saja ke rumah sakit mbaknya," ucap pemilik pondok itu.

"Ah baiklah," jawab Alan.

Alan pun mengangkat tubuh Ara yang masih lemas dan belum sadarkan diri sejak satu jam yang lalu. Alan pun segera meninggalkan desa itu dan menuju ke arah kota mencari rumah sakit atau klinik terdekat untuk Ara.

Setelah sampai di sebuah klinik, dokter pun segera menangani Ara karena Alan meminta dokter tersebut untuk memeriksa Ara terlebih dahulu. Bukan karena tidak mau antri tapi keadaan Ara sedang dalam masalah. Kalau Alan mau antri bisa saja Ara tak bisa di tolong.

Sejam Alan menunggu Ara yang sedang di periksa oleh dokter itu dan selang beberapa menit kemudian tante Alice dan Alesha datang menemui Alan di klinik tersebut.

"Ara gimana kondisinya, Lan?" tanya Alice.

"Masih di dalam tan, lagi di periksa dokter."

"Tapi Ara nggak apa-apa kan?" tanya Alesha namun Alan hanya diam tak menjawab.

Ceklek

Dokter pun keluar dari ruangan tersebut dan langsung saja tante Alice dan Alesha serta Alan berdiri menahan langkah dokter.

"Dok, keponakan saya baik-baik saja kan dok?" tanya tante Alesha.

"Dia baik-baik saja, kalau boleh tau pasiennya ini lupa ingatan ya? Soalnya saat saya periksa dia sepertinya mengingat sesuatu sehingga kepalanya perih dan membuatnya tak sadarkan diri," jawab dokter.

"Oh iya dok, memang keponakan saya kehilangan ingatannya karena kecelakaan beberapa hari yang lalu."

"Saya sarankan saja dia istirahat yang banyak untuk saat ini karena kepalanya masih sering merasakan nyeri," ujar si dokter.

"Baik dok. Jadi apakah saya boleh menengok keponakan saya?"

"Oh iya, silahkan bu. Tapi saya perlu bicara dengan orangtua dari pasien ini tentang apa yang di alaminya."

"Orangtuanya sedang di luar negeri jadi saya walinya," ucap Alice.

"Oh, kalau begitu anda ikut dengan saya."

Dokter dan tante Alice pun pergi beranjak dari ruangan itu menuju ruangan si dokter. Alan dan Alesha pun masuk ke dalam ruangan itu untuk melihat kondisi Ara. Tampak sekali Ara terlihat sangat lemas.

"Ara?" ucap Alan.

"Gue udah ingat semuanya," sahut Ara dengan suara yang terdengar marah.

Alan sedikit tertohok mendengar kata-kata Ara. Alan takut Ara akan ingat kejadian kecelakaannya itu. Alan hanya tidak mau Ara akan menyalahkan dirinya sendiri karena kecelakaan waktu itu.

"Ara lo baik-baik aja kan?" tanya Alesha.

"Gue baik-baik saja kok," jawab Ara sinis.

"Syukurlah. Kita semua khawatir loh sama lo, Ra."

"Hmm."

Ceklek

Pintu terbuka lagi dan tampaklah sosok Christy, Chris dan Robert yang terlihat seperti kehabisan nafas karena berusaha datang ke tempat itu secepatnya. Christy sangat senang sahabatnya, Ara, baik-baik saja.

"Araaaa!!!" seru Christy lalu berlari memeluk Ara.

"Astaga Christy," ucap Ara terkejut.

"Lo nggak apa-apa kan? Nggak kenapa-napa kan? Nggak ada yang lecet kan? Nggak ada yang luka kan?"

Basketball LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang