Try To Remember

2.1K 114 2
                                    

Ara Pov

Hai semuanya! Kangen dengan alur dari sudut pandang gue? Ini gara-gara si author capek katanya cerita dari sudut pandangnya dia, makanya gue gantiin. Soalnya Alan juga sibuk, dan hanya gue yang luang gitu, jadi part ini khusus sudut pandang gue lagi. Oke, tanpa basa-basi lagi mari mulai!

Pagi hari telah tiba. Matahari telah menampakkan diri semenjak beberapa menit yang lalu. Gue masih saja terus termenung di balkon kamar gue menerawang jauh ke dalam pikiran gue.

Mungkin ini sedikit lucu, tapi gue beneran tidak ingat dengan Fabian yang beberapa hari lalu bertemu dengan gue. Apa memang gue pernah berteman dengan dia? Tapi kenapa gue nggak tau kalau gue pernah temanan sama dia?

Apakah ingatan gue yang payah? Ataukah gue emang pelupa? Tapi gue tau diri gue melebihi orang lain. Gue jelas tau diri gue tidak akan melupakan orang-orang yang pernah gue kenal, apalagi sahabat gue.

Nah, lalu kenapa gue nggak ingat sama sekali soal Fabian? Apa dia yang berbohong ke gue atau memang gue yang melupakannya karena sudah sangat lama? Tapi masa gue lupa sih! Alan saja gue nggak lupa. Pasti gue melupakannya karena sesuatu, ya pasti ada alasannya.

Jam menunjukkan pukul 06.25

Oke, ini waktunya untuk gue pergi ke sekolah. Gue pun pergi pamit kepada mama gue, kak Alesha, papa dan juga ketiga adek-adek gue yang selalu saja heboh dan meributkan suatu hal yang kecil menjadi besar.

Gue pergi ke sekolah diantarin sama Chris karena dia singgah di rumah Alan bentaran gitu nggak tau ngapain. Well, intinya gue dapat tebengan untuk pergi ke sekolah walaupun sebenarnya gue kurang nyaman juga nebeng-nebeng mulu.

"Makasih ya, Chris udah antarin gue." ucap gue berterima kasih kepada Chris.

"Sama-sama. Lo kan sahabat gue dan Christy plus Robert dan Alan, jadi mana mungkin gue biarin lo berdiri sampe pegal-pegal kayak tadi. Gue juga masih ada rasa kasihan sebagai cowok ngelihat cewek berdiri kayak gitu." ujar Chris.

"Hahaha... Makasih banyak ya, gue beneran sangat berterima kasih." ucap gue lalu berjalan menuju ke kelasnya bersamaan dengan Chris.

"Ararara!!!" seru Christy lalu memeluk gue dan menjauhkan Ara dari Chris.

"Hai Christy!" sapa gue.

"Chris! Lo ngapain antarin Ararara gue hah?! Mau sok nyari perhatian ya elo? Nggak akan gue biarkan Ara berikan perhatiannya yang seharusnya untuk gue ke elo!" seru Christy menggebu-gebu.

"Oke, kalo gitu gue ambil Robert!" ledek Chris lalu memeluk Robert.

"Please deh, Chris. Berasa kayak kita berdua homo deh." cibir Robert.

"JANGAN SENTUH ROBERT GUE CHRIS SETAN!!!" seru Christy marah lalu menjitak kepala kembarannya itu.

Pletak!

"AWCH! SAKIT SETAN!" ringis Chris.

"Makanya jangan sentuh Robert gue! Ntar kalo dia jadi homo kek lu bagaimana dunia???" seru Christy dramatis.

"Udah ah kalian semua, guru udah mau masuk masih ribut." ujar gue menengahi.

"Chris itu pantas di buang di tempat sampah!" seru Christy sebal.

"Enak aja lo kalo ngomong! Elo lebih parah, bagusnya di buang di pembuangan sampah di dasar laut!" balas Chris.

Oh ya ampun...

Sampai kapankah kembaran ini akan terus saling beradu mulut bila menyangkut gue hah? Capek gue jadi penengah. Kayaknya gue yang jadi kepedean disini -_-

Basketball LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang