Jauhi Dia!

2.4K 135 0
                                    

"Alan please gue mau ngomong sesuatu yang penting nih." bujuk gue yang berusaha membuat Alan bicara dengan gue.

"Mau ngomong apaan? Cepetan gue mau latihan." sahut Alan sinis.

"Gue minta lo untuk jauhin Cindy, gue nggak mau lo diamukin kak Edward hanya karena Cindy." ujar gue sambil menatap Alan, tapi yang di tatap malah cuek ke arah lain.

"Lo nggak usah ikut campur dengan urusan gue."

"Gue sahabat elo, Alan. Tentunya ini urusan gue juga, gue nggak mau elo dan teman lo berantem hanya karena seorang cewek yang masuk dalam persahabatan kalian."

"Nggak, kita bukan sahabat lagi, Ara."

"Lo kenapa sih Alan? Tiba-tiba nggak mau bersahabat dengan gue lagi. Elo itu satu-satunya teman curhat gue, Alan. Lo kenapa menghindar dari gue belakangan ini? Apa karena Cindy? Jadi Cindy sudah jadi teman barunya elo gitu? Dan lo lupain gue yang sudah dari dulu bersahabat dengan lo gitu? Iya gitu?"

"Apaan sih. Gue lagi nggak mau bicara sama elo."

"Jawab dengan jelas, Alan!" seru gue.

"Lo nggak tau apa-apa." ujar Alan lalu beranjak pergi namun gue menahan tangannya.

"Elo kenapa jadi begini Alan? Ini bukan Alan yang gue kenal."

"Bukan urusan elo." ujar Alan datar dan menepis tangan gue dengan kasar.

Terlihat jelas sekali tatapan Alan itu dingin dan mengintimidasi. Bahkan permainan basketnya yang biasanya memukau malah menjadi permainan basket yang kasar.

Sebenarnya apa salah gue?

Kenapa Alan menjauhi gue tanpa alasan yang jelas begini?

Gue nggak ngerti!

Gue nggak ngerti sama sekali...

***

"Ara?! Lo kenapa?" tanya Christy saat gue balik ke kelas.

"Lo kenapa, Ra?" tanya Chris juga yang ikutan khawatir.

"Gue... Apa salah gue?"

"Udah, udah. Jangan nangis lagi oke? Kita ada disini untuk lo, kalo Alan ninggalin elo. Lagian Alan memang sudah terlalu sangat keterlaluan kali ini sampe bikin lo nangis segininya." ujar Christy sambil mengusap dengan lembut kepala gue.

"Gue nggak ngerti kenapa Alan segitu bencinya ke gue, dan kenapa saat dia benci gue terasa sangat menyakitkan? Inikah rasanya kehilangan seorang sahabat?"

"Sabar, Ra. Sabar... Kita ada untuk elo." jawab Christy lalu memeluk gue.

"Gue nggak ngerti, Christy..."

"Iya, gue juga sebenarnya nggak mengerti kenapa dia berubah kayak gitu, tapi satu hal yang gue tau yaitu dia nggak suka lihat elo bareng teman lo yang namanya Reza itu." ujar Christy yang membuat gue berhenti menangis seketika.

Gue baru ingat memang kalo selama gue bersama-sama dengan Reza, gue sering mengabaikan keberadaan Alan di sekitar gue. Betapa bodohnya gue! Kenapa baru sadar sekarang?

"Apa jangan-jangan Alan marah karena gue abaikan dia kali ya waktu sama-sama dengan Reza?"

"Mungkin saja." ujar Christy.

"Christy, Chris. Tunggu dulu ya! Gue mau minta maaf sama Alan...!!!" seru gue lalu berlari keluar kelas.

***

Basketball LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang