Alan - Ara - Abi

2K 119 1
                                    

Hai semuanya. Cukup sudah gue mengizinkan si Ara ambil alih dua chapter sekaligus. Kemalasan gue udah hilang, jadi kali ini kembali lagi dari sudut pandang si author. Oke, tidak perlu berlama-lama, ACTION!

Ara menyadari sesuatu yang memang ia lupakan selama ini. Ternyata ia mengingatnya kembali beberapa saat sebelumnya.

"Eh? Fabian mana?" tanya Ara kebingungan.

"Udah balik ke kelasnya. Soalnya lo kelamaan bengong ya udah tadi dia udah jalan. Tapi sebelum dia jalan, dia udah pamit sih." jawab Christy yang ada di sebelah Ara.

"Oh..."

"Emang lo kenapa Ra? Bengong sendiri kayak orang gila."

"Nggak kok. Nggak ada apa-apa. Oh ya, ternyata tempat ini beneran indah ya! Gue pikir lo ngarang-ngarang aja, ternyata memang indah." ujar Ara.

Ara mulai mengingat sesuatu yang dia lupa. Hanya saja dia baru mengingat saat-saat dia, Alan dan Fabian bermain bersama saat kecil. Ara benar-benar merutuki dirinya sendiri karena melupakan salah satu temannya dari kecil itu.

Flashback...

Karena kedua orangtua Alan sering sibuk dengan urusan perusahaan mereka, Alan pun sendirian dan kurang mendapatkan kasih sayang yang penuh meskipun orangtuanya tetap memberinya kasih sayang.

Memang Alan mendapat kasih sayang, tapi yang namanya anak kecil, pasti maunya mendapat kasih sayang yang penuh dan utuh dari kedua orangtuanya. Tidak setengah-setengah dari kasih sayang itu.

Alan pun bertemu dengan Ara karena hal itu. Dia berteman dengan Ara yang juga tidak beda jauh nasibnya seperti Alan. Mereka memiliki orangtua yang sibuk dan kurang memperhatikan mereka sepenuhnya.

Mereka semakin akrab dan suatu saat Fabian atau di panggil Abi saat itu, datang bermain bersama-sama dengan Alan dan Ara karena kedua orangtuanya juga kurang memperhatikannya.

"Hai! Namaku Fabian, panggil saja Abi. Kalau kalian?" ucap Fabian memperkenalkan dirinya kepada Alan dan Ara.

"Hai Abi! Gue Alan." sahut Alan seraya merangkul Fabian.

"Hm... G-gue Ara." ucap Ara gugup karena Ara memang sangat pendiam dan pemalu.

"Oh ya Abi, main di rumah gue yok! PS3 gue nganggur." ajak Alan.

"Ayo!"

"Ara ikutan nggak?" tanya Alan.

"Hm... Kayaknya nggak deh." jawab Ara malu-malu.

"Baiklah kalo gitu, hari ini milik kita berdua yaitu hari dimana para lelaki berjaya!" seru Alan ngawur lalu pergi bersama Fabian.

Tapi sebelum pergi, Fabian sempat menghampiri Ara dan memberikan sekuntum bunga yang ia buat menjadi seperti tiara. Fabian memakaikannya diatas kepalanya Ara membuat Ara senang sekali.

"Cocok untukmu." ucap Fabian lalu berlari ke arahnya Alan.

"Lo ngapain?" tanya Alan kebingungan.

"Buatin mahkota dari bunga untuk Ara. Dia kan cewek, harus seperti putri dong..." jawab Fabian sambil tersenyum ke Ara.

"M-makasih." jawab Ara saking senangnya dengan mahkota bunga itu.

"Cih! Gue juga bisa bikin kok!" sahut Alan dengan raut wajah yang sedikit kesal melihat Ara sebegitu bahagianya mendapatkan tiara dari Fabian.

"Ih Alan mah cuma bisanya ngomong doang." cibir Ara.

"Lo nggak percaya ya? Awas saja kalo besok gue buat yang lebih cantik lagi daripada itu!" seru Alan lalu beranjak pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya membuat Ara dan Fabian terkikik geli.

Basketball LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang