-REVISI-
-------------------------
Marsya dan Maya hanya terpaut satu tahun, mereka selalu berbarengan tentunya Marsya sebagai pelindung Karena dia seorang Kakak. Tak jarang pula mereka disebut kembar. Padahal sebenarnya mereka tidak mirip. Jadi bisa dikatakan mereka itu kembar tidak identik.
Maya memiliki rambut yang lurus dan agak kecoklatan, dengan mata bulat dan badan yang cukup berisi tapi tidak gemuk. Sedangkan Marsya memiliki rambut hitam yang sedikit bergelombang, mata yang sedikit sipit juga bulu mata yang lentik dan dia mempunyai badan yang ideal dan tinggi badan yang cocok untuk seorang model diumurnya yang baru 13 tahun ini. Banyak sekali yang menawarinya untuk menjadi model , tapi ia menolak Karena ia kurang suka berdandan.
Untuk sifat, Marsya dituruni sifat dari sang Papa yaitu Damian Nanta. Mandiri, cekatan, bijak, bertanggung jawab, ramah dan cerdas. Sedangkan maya dituruni sifat sang Mama yaitu Farah, yang mempunyai sifat manja dan mudah marah. Tapi wajah Marsya dituruni sang Mama, bahkan ada yang menyebut Marsya seperti Farah sewaktu kecil Karena saking miripnya.Dan persamaan Marsya dengan Maya adalah sama-sama memiliki kulit yang putih.
Karena Marsya memiliki otak yang cerdas , diumurnya sekarang ini dia sudah naik kelas 3 SMP padahal seharusnya dia sekarang baru naik kelas 2. Sedangkan Maya dia baru naik kelas 1 SMP dengan sekolah yang sama dengan sang Kakak. Yaitu SMP Mentari Bangsa, SMP Mentari Bangsa adalah sekolah menengah pertama favorit yang ada dikota ini. Anak yang baru lulus SD pasti bercita-cita masuk sekolah ini. Begitu pun Maya. Apalagi hanya orang-orang yang mempunyai nilai bagus dan lolos seleksi yang cukup sulit yang bisa bersekolah disini. Ditambah sekolah ini juga cukup elit sehingga banyak anak-anak kalangan atas yang bersekolah disini.
Maya merasa senang saat ini, bisa sekolah di tempat yang ia impikan, dengan usahanya selama 6 tahun yang membuat ia bisa mendapat nilai diatas rata-rata, walau tidak sesempurna nilai kakak nya tapi ia banggga akan hal ini. Dan disinilah Maya berdiri , dilapangan SMP Mentari Bangsa dengan masih menggenakan seragam putih-merahnya.
Inilah hari pertama mereka bersekolah setelah libur kenaikan kelas usai. Sekumpulan murid yang akan bermetamorfosis seragamnya menjadi putih biru sedang baris di lapangan dengan semangat. Mereka akan mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa, sebelumnya mereka sudah diberitahu untuk membawa macam-macam barang yang dibutuhkan dalam kegiatan ini. Mereka berbaris di lapangan dengan tertib diiringi suasana pagi yang cukup cerah, mereka juga mendengarkan kata-kata sambutan dari kepala sekolah hingga guru-guru yang memiliki inti yang sama yaitu 'semoga kalian betah bersekolah di SMP Mentari Bangsa'. Setelah kata sambutan yang cukup membuat kaki mereka pegal, akhirnya mereka dipersilahkan untuk duduk dengan alas yang mereka bawa yaitu kertas karton yang sudah dilapisi plastik dan diberi nama.
"Okee, Selamat pagi semuanya!! Masih pada semangat gak?" tanya salah satu murid laki-laki yang menjadi panitia dan bertugas menjadi mc tersebut.
"Masih Kak!!!!" seru murid berseragam putih biru.
"Kurang semangat ah, masa masih pagi udah pada gak semangat apalagi ini para cowok gak semangat banget, ini pada belum sarapan?"tanya nya lagi kepada barisan murid laki-laki.
"Sudah kak!!!" seru mereka lagi.
"Eh ini juga anak ceweknya pada gak semangat gini, yaudah lah kakak panggil teman kakak dulu ya!!" seru sang mc.
Datang lah seorang murid laki-laki yang berperawakan cukup tinggi dan tampan, diatas nametag nya bertuliskan KETOS. Sontak membuat para murid perempuan menatapnya tanpa berkedip.
"Hai adik-adik!! Nama kakak Aldo Aldiansyah, panggil aja Kak Aldo, kakak adalah Ketua Osis SMP Mentari Bangsa untuk periode sekarang. Pokoknya selamat buat adik-adik yang bisa masuk SMP Mentari Bangsa, terus semangat mengikuti Masa Orientasi Siswa, Karena acaranya masih panjang" sambut Kak Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry sister (End)
Teen FictionWARNING!!! Typo bertebaran Setiap saudara pasti saling menyayangi, apalagi seorang kakak. Dia sangat menyayangi adiknya. Ia rela tidak dimanja agar adiknya yang dimanja, Ia rela mengalah segalanya agar adiknya dapat mencapai semuanya. B...