6

3.5K 162 3
                                    


- REVISI -


.....


20 menit kedian Marsya sudah sampai di gerbang rumahnya, lalu ia membuka gerbang dan menutup nya kembali. Ia heran melihat mobil papanya terparkir dihalaman rumah padahal seharusnya Papanya pulang ke rumah sekitar 2 jam lagi.

Marsya POV

"Assalamualaikum, Marsya pulang" ucapku ketika melangkah masuk kedalam rumah.

Karena tidak ada yang menyahut aku pun menuju ruang keluarga, pasti mereka ada disana. Dan betapa kagetnya ketika aku melihat ruangan ini acak-acakan seperti terkena angin topan. Papa terlihat frustasi, Maya sedang menangis dan disampingnya Mama mencoba meredakan tangisan Mama. Aku bingung apa yang terjadi sebenarnya, kenapa Maya bisa nangis sepeti itu?.

Aku pun mencoba mendekati Maya "Maya kamu kenapa?"

Mendengar suaraku hanya Papa lah yang melihatku, sedangkan Mama masih menenangkan Maya dengan raut khawatir.

"Seneng lo? Lo seneng kan!!" ujar Maya sambil berusaha menahan tangisnya.

"Maya dia kakak kamu" ucap Papa saat mendengar Maya menyebutkan 'Lo' pada ku tanpa embel-embel 'Kakak' sebagai penghormatan.

"Udah mas biarin aja dia lagi emosi" bela Mama.

"Maksud kamu apa? Kakak bener-bener gak ngerti" ujar ku bingung.

"Jangan pura-pura gak ngerti deh lo" sinis Maya.

"Bener Kakak gak tau apa-apa" aku berdiri 2 meter dari Maya dan menatapnya bingung.

"Itu" tunjuk Maya kepada bunga yang masih aku pegang.

Aku menatap bunga tersebut yang masih aku pegang, bunga pemberian Aldo. Dan aku sama sekali tidak mengerti apa hubungannya dengan adikku.

"Selamat lo udah jadian sama Kak Aldo" ucap Maya kesal.

"Dan selamat Karena lo jadian masa orang yang gue suka dan bikin gue patah hati" ucap Maya lagi dan kali ini membuatku mengerti.

Aku memang tahu Maya dekat dengan Aldo, tapi aku tidak tahu bahwa dia menyukainya sedalam itu. Aku mengangkat bunga pemberian Aldo dan akan menjelaskan semuanya.

"Maya, aku sama Aldo gak jadian" jelasku.

"Ngaku aja deh lo, lagian kenapa lo bawa bunga itu?"ucap Maya masih memanggil ku dengan kata 'lo' walau aku agak kesal Karena bagaimanapun aku kakaknya.

"Aldo cuman ngasih bunga ini ke aku, tapi aku gak nerima dia"jelasku lagi.

"Tapi aku udah terlanjur sakit hati dan benci sama lo" ujar Maya yang membuatku sedih, hanya Karena seorang cowok dia membenci kakaknya.

"Maya itu mungkin hanya rasa suka biasa saja, kamu gak boleh membenci Kakak kamu seperti itu" ujar Papa yang aku harap dapat membuat Maya sadar dengan tingkahnya.

Tapi lagi-lagi Mama membela Maya, aku hanya membuang napas Lelah. Sedari dulu hal yang menyangkut Maya adalah prioritas utama bagi mama, mama akan melindungi Maya dan membela Maya walau yang dilakukan Maya salah . Dan akan memarahiku untuk menuruti keinginan Maya.

"Pokoknya aku cinta sama Kak Aldo, dan dia adalah cinta pertamaku"ujar Maya penuh penekanan.

Aku hanya tercengang dengan ucapan Maya, dia baru akan menginjak masa remaja. Itu hanya rasa labil saja.

I'm sorry sister (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang