- REVISI -
VOTE nya ya!!
...
Pria itu berdiri di balkon kamarnya menikmati angin malam yang berhembus dan menusuk kulitnya yang hanya di balut kaos polos dan celana boxer hitamnya. Hatinya merasa sesak belakangan ini, sesuatu dalam jiwanya seperti menjerit ingin menangis. Apa yang terjadi dengan nya? Kenapa belakangan ini hatinya sangat rapuh. Apakah ini berkaitan dengan nya? Dan apa yang terjadi dengan nya? Apakah dia baik-baik saja? Pasti tidak, Karena ia dapat merasakan kalau dia sedang tidak baik-baik saja.
Dan pria itu kembali ke kamar setelah angin malam semakin kencang dan sebelum ia sakit konyol hanya Karena masuk angin saat ia diam di balkon kamarnya. Ia mengambil benda kotak pipih dan menghubungi seseorang yang dapat memastikan keadaannya.
-_-
Daniel POV
Sudah seminggu semenjak aku bertemu dengan nya, rasa rindu sudah pasti aku rasakan.
Tapi satu hal yang ingin aku tanyakan kepadanya kalau aku bertemu dengan nya 'kenapa dia melakukan semua ini?'
Setiap hari aku selalu menghubungi ponsel nya, tapi tidak aktif, datang ketempat yang biasanya kami datangi , tidak ada. Sampai setiap hari datang ke cafe itu yang ternyata dia selalu kesana sendirian pun tidak ada.
Kapan aku bisa bertemu dengannya? Haruskah aku bertemu dengan nya ketika hari pernikahanku? Aku tidak ingin itu terjadi.
Aku ingin bertemu dengan nya sebelum aku menikah, mungkin dengan pertemuan itu aku bisa membatalkan rencana ini. Walaupun sebelum aku tau bahwa Maya adiknya, dia menolak membatalkan ini.
Andai saja dia yang datang dipertemuan waktu itu, pasti aku akan memilihnya dan tentu dengan senang hati menerima perjodohan ini. Tapi takdir berkata lain, mungkinkah aku bisa merelakannya? Apakah dengan semua ini dia bahagia? Akan aku lakukan apapun asalkan dia bahagia, tapi melakukannya tidak semudah yang di ucapkan.
Jadi aku hanya berdiam diri di kamar, tak ada nafsu makan dan malas sekali hanya untuk sekedar keluar kamar apalagi keluar rumah.
Sampai hari itu tiba, hari pernikahan yang tidak aku inginkan dan aku anggap hanya sebuah mimpi. Tapi ternyata itu bukan hanya sebuah mimpi tapi ini nyata dan sekarang aku sudah memakai pakaian pengantin untuk acara ijab qabul.
Helaan nafas , bukan hanya sekedar gugup tapi tak ingin. Di perjalanan aku selalu berdoa apakah ini jalan terbaik untukku?.
Ingin rasanya aku meloncat dari mobil dan terdampar di sebuah daerah yang sulit ditemukan dan aku mengalami amnesia, tapi itu hanya seandainya. Aku sangat berharap ada keajaiban yang dapat membatalkan pernikahan ini.
Daniel POV end
-__-
Pagi nya Maya bangun dengan senyuman yang mengembang di bibirnya, lalu dia bersih-bersih dan dirias.
Semua keluarga nya sudah ada di Jakarta, tapi mereka menginap dihotel. Mimih nya dan adik dari Mama nya yang ada di Bandung datang, lalu nenek dan kakek nya dari papa juga datang jauh-jauh dari Belanda dan ada juga Kakak dan Adik dari Papa.
Karena ijab qabul diadakan dirumah jadi diluar memang sedang sibuk, setelah Maya dirias tak henti-hentinya dia tersenyum sambil melihat pantulan dirinya dicermin yang sudah memakai kebaya yang melekat di tubuhnya.
"Anak Mama cantik banget"puji Farah yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.
"Mama bisa aja"ucap Maya sambil tersenyum.
"Eh Mama liat Kak Marsya gak?"tanya Maya.
Memang dari sejak bangun tidur Marsya sudah tidak ada, tapi Maya hiraukan mungkin Kakak nya sedang membantu menyiapkan acara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry sister (End)
Teen FictionWARNING!!! Typo bertebaran Setiap saudara pasti saling menyayangi, apalagi seorang kakak. Dia sangat menyayangi adiknya. Ia rela tidak dimanja agar adiknya yang dimanja, Ia rela mengalah segalanya agar adiknya dapat mencapai semuanya. B...