28

3.4K 159 8
                                    

- REVISI -

vote sebelum baca!!!

...

Waktu sudah menunjukan tengah malam, apalagi diluar sedang hujan deras. Tapi Marsya tetap bersikukuh ingin pergi menemui Adiknya.

Tadi pagi dia mendapatkan kabar mengenai keadaan Maya dari sang nenek.

Alhasil Marsya langsung pergi tentu ditemani oleh sang Kakak kembarannya Marko. Marko diam saja, dia menuruti kemauan Marsya dan mengikutinya dari belakang.

Tidak mempedulikan keadaannya yang kebasahan, Marsya berlari disepanjang lorong rumah sakit disusul Marko yang berada dibelakangnya. Rasa lelah selama perjalanan hilang sudah, yang ada dipikirannya hanya ada Maya.

" Marsya jangan cepat-cepat" ucap Marko.

" aku harus cepat sampai ruangan Maya, Marko!!! " ucap Marsya disela ia berlari.

Sesampainya didepan ruang rawat Maya, Marsya pun segera membuka pintu tersebut.

"Kenapa baru datang sekarang hah!! " bentak Farah ketika Marsya masuk.

" Ma, tenang" ucap Damian memegang bahu Farah menenangkan sang istri.

Tak mempedulikan omongan sarkatis dari sang Mama, Marsya segera melangkahkan kaki nya menuju ranjang dimana Maya terbaring lemah.

" kamu kemana aja Marsya ??" Tanya F.arah dengan wajah yang menahan emosi

" Adek nya sekarat aja baru kamu datang" ucap Farak sarkatis.

" Ma , tenang !! " ucap damian menenangkan Farah yang sangat emosi.

" kemana aja selama ini kamu Marsya?? Kemana hah?" Teriak Farah.

" menghilang gitu aja gak kasih kabar , kenapa gak usah balik kesini lagi aja "

" sekalian aja gak anggep kita keluarga kamu lagi"

" Marsya kamu tuh kekanak-kanakan, hanya Adik kamu ngerebut pacar kamu , kamu sampai gak mau datang ke hari pernikahan adik kamu dan pergi gitu aja"

" Dan liat sekarang, Maya sekarat gara-gara kamu" teriak Farah sambil mengacungkan jari telunjuk nya kearah Marsya.

Marsya hanya terdiam kaku mendengarkan ocehan Farah-sang mama yang sangat membuat hatinya teriris.

Dia tak menyangka Mama nya berkata sepedas itu kepadanya , tak terasa air mata sudah mengalir di pipi nya.

" Seharusnya kamu gak usah ngasih tau semua nya ke Maya, cukup kamu aja yang tau dan menderita" ucap Farah lagi dan seketika tangis Marsya pecah walau dia susah payah menahan air mata yang lolos mengalir bebas di pipinya dan isak yang keluar dari mulutnya juga bahu yang bergetar.

" Cukup Ma!!" Ucap Damian menghentikan omongan yang akan keluar dari bibir Farah.

" Farah kenapa kamu berkata seperti itu, dia itu anakmu " bentak Mimih sambil menekankan kata anakmu.

" Aku gak mau punya anak kaya dia mi, kenapa gak dia aja yang diculik dan mati" ucap Farah gamblang tanpa mempedulikan perasaan Marsya.

Mendengar perkataan Farah , Marko geram tangannya mengepal. Bisa-bisanya Mama nya berkata seperti itu.

"Mami sangat kecewa sama kamu Farah, Mama macam apa kamu hah!! Ingat dia itu anak kandung kamu" ucap Mimih.

"Ma, jangan salahin kak Marsya " lirih Maya.

Memang selama perdebatan Maya di hiraukan, dan ucapan Maya membuat Farah dan yang lainnya bungkam,

" Kak!!" panggil Maya pelan.

I'm sorry sister (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang