8

3.9K 148 5
                                    

- REVISI -


.....


Hari weekend adalah hari yang cocok untuk bersantai, begitu juga dengan keluarga Marsya. Mereka sedang berada di ruang keluarga yang cukup besar dan elegan, menonton sebuah tayangan di tv sambil bersantai menghilangkan beban dari rutinitas mereka. Menonton sebuah tayangan kocak yang membuat mereka tertawa sampai terbahak-bahak.

Maya duduk ditengah diapit oleh sang Papa- Damian dan Mama- Farah. Dengan kepala Maya yang bersandar dibahu sang Mama, juga Damian yang merangkul dua mutiaranya dengan sebelah tangannya.

Marsya berdiri dibelakang sofa sambil mengamati keluarganya yang terlihat harmonis. Damian pun melirik ke belakang dan melihat putri sulung nya berdiri di belakang mereka.

"Loh kak, sini duduk samping papa jangan diem aja" titah Damian yang dibalas senyuman oleh Marsya yang langsung menghampiri Papanya dan duduk disamping Papanya.

"Kamu kenapa kok kusut gitu?" tanya Damian melihat raut anaknya sambil mengusap lembut rambut Marsya yang tergerai panjang.

" Capek pa.. tadi abis kerja kelompok terus les dan tadi baru ngerjain pr yang banyak bangeeet!!" seru Marsya terlihat lelah.

Memang Marsya sedang sibuk-sibuknya, walau sekarang weekend tapi tetap saja dia harus les dan kerja kelompok. Karena Marsya sekarang sudah kelas 3 SMA, dimana dia harus menyiapkan diri menghadapi Ujian Nasional, Ujian Sekolah dan Ujian Praktek .

"Ahh, Kakak lagi galau kali!!" celetuk Maya.

"Maya kamu jangan gitu, Kakak kamu lagi kecapean" tegur Damian kepada putri bungsunya.

Dan yang ditegur malah cengengesan, mengacungkan jarinya yang berbentuk V kepada Marsya.

"Ntar juga kamu ngerasain kaya kakak tahun depan" ujar Marsya.

"Ye.. masih lama kali Kak. Lagian juga kan ada Kakak yang bantuin Maya ngerjain pr" ucap Maya tenang.

"Enak aja, itu pr kamu yah. Kerjain sendiri" sahut Marsya.

Maya pun menatap Mama nya dengan tatapan memelas memohon bantuan.

" Kak kamu juga harus bantu adik kamu dong!!" bela Farah yang membuat senyum Maya merekah.

" Bener kata Mama, jadi Kakak ku yang cantic, pintar dan rajin menabung ini harus selalu membantu adiknya yang imut ini" tambah Maya dengan puppy eyes nya.

Marsya pun memutar bola matanya malas melihat Adiknya yang sedang merajuk , tapi pada akhirnya ia mengangguk pasrah dengan keinginan Maya.

"Ehh, gak bisa gitu dong kamu harus ngerjain tugas kamu sendiri, Kakak kamu aja selalu mandiri, kamu juga harus belajar mandiri" ucap Damian bijak.

"Papa jangan keras dong sama Maya, memang sewajar nya Marsya harus mandiri Karena dia anak sulung kita" bantah Farah.

Marsya pun hanya bisa tersenyum kecut mendengar ucapan mamanya, apakah semua anak sulung harus diperlakukan seperti itu?.

"Jadi Kakak akan selalu ngebantu aku kan!?" tanya Maya dengan raut senang.

"Iyaa" jawab Marsya dengan senyum Karena melihat adiknya bahagia.

"YESS!!" sorak Maya.

Sedangkan Farah dan Damian tersenyum melihat kelakuan putrinya.

Marsya memilih melanjutkan SMA di Bandung, dia masuk SMA favorit di kota ini dan setiap weekend kedua orang tuanya dan adiknya akan berkunjung ke Bandung.

"Oh iya Kak!" panggil Farah.

"Iya ma"

"Kamu kan bentar lagi lulus SMA, nanti kamu pilih kuliah jurusan bisnis yah!" seru Farah.

"Tapi kan aku gak tertarik sama bisnis, aku lebih suka design jadi aku mau jadi designer"ujar Marsya.

"Tapi kan sayang kamu yang bakal gan-"

"Kan masih ada Maya" potong Marsya.

Maya yang sedang memakan keripik kentang pun menengok ke arah Kakaknya "Kok aku sih, aku kan pengen jadi designer. Kakak aja, kan kakak anak pertama jadi yang harus nerusin Papa itu Kakak bukan aku" tolak Maya.

"Tapi kan –"

"Marsya, kalo bukan aku siapa lagi yang bakal gantiin Papa" mohon Farah setelah memotong ucapan anak sulungnya.

"Papa yakin kok kamu pasti bisa" ujar Damian sambil menatap harap putrinya.

"Kenapa aku gak boleh ngikutin kemauan aku?"tanya Marsya ingin rasanya menangis, menjadi designer seperti Mama nya adalah cita-citanya dari kecil dan apakah mimpi tersebut harus juga pupus gara-gara menjadi anak sulung?.

"Sayang, simpan dulu mimpi kamu yah! Demi Papa"pinta Damian.

Mau tak mau Marsya mengangguk pasrah mengikuti kemauan orang tuanya dan juga mengalah demi adiknya.

Setelah lulus SMA Marsya melanjutkan kuliahnya di Jakarta, kembali tinggal bersama orang tuanya. Ia kuliah bisnis disalah satu universitas ternama, sedangkan Maya bisa meneruskan keinginannya berkuliah designer di universitas yang dulu sangat di inginkan Marsya.


....


To Be Continue


Vote dan Comment!!

I'm sorry sister (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang