30

3.7K 142 4
                                    

Baca baik-baik dulu ya!!

Yang baru baca jangan kaget, cerita ini emang masih ada lanjutannya. Kalo kalian puas sama ending yang kemaren cuman segitu ya gapapa next part nya gausah dibaca, tapi kalo ada yang masih pengen baca Marsya sama Daniel lagi dan belum puas sama ending yang kemaren , sini merapat lagi yoo!! Tapi, ada tapi nya karena part 31 - end bakal aku private setelah aku publish semuanya. Kapan tepatnya? 2 jam setelah aku publish part akhir langsung deh. Jadi setelah aku private dan kalian pengen baca , kalian harus follow aku dulu, inget yah aku gak maksa. yang gak suka sama peraturan aku gapapa karena ini cerita aku. oke deh langsung cus aja...

- REVISI -


...

3 tahun yang lalu

Menatap kosong bangunan gedung - gedung tinggi di depan, air mata yang membekas di pipinya. Membuat Fiona merasa sedih untuk kedua kalinya melihat sahabatnya seperti ini lagi. Dialah Marsya yang lemah.

Fiona pun menghampiri Marsya yang sedang duduk di balkon. Merasa ada gerakan di kursinya , Marsya pun menoleh sahabatnya pun hanya tersenyum.

Marsya pun kembali melihat ke depan tanpa ekspresi.

Hening..

" Lo udah 5 jam diem disini " ucap Fiona.

" Sekarang udah malem , kita masuk yukk!! Dingin nih" bujuk Fiona sambil mengusap kedua lengannya.

Tak ada tanggapan dari Marsya, Fiona merasa dirinya sedang berbicara dengan sebuah menekin
" Temen-temen yang lain ngucapin turut berduka cita, mereka datang ke pemakaman Adik lo!!"

"Mereka nanyain lo, gue-" ucap Fiona terpotong oleh Marsya.

" Jangan kasih tau tentang gue ke mereka" lirih Marsya sambil menatap langit yang sudah gelap.

" Gue emang gak kasih tau, tapi mereka itu sahabat lo juga, kita semua sahabatan sama lo udah lama. Ketawa bareng, sedih bareng udah kita lewatin 5 tahun ini" ucap Fiona menghela nafas.

" Suatu saat mereka juga bakal tau" lanjut Fiona.

" Biarin mereka tau sendiri, waktu yang akan kasih tau mereka" ucap Marsya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari langit yang gelap.

" Jangan salahin diri lo sendiri sya " lirih Fiona.

" tapi ini memang salah gue" jawab Marsya.

" kematian Maya bukan salah lo, sebelumnya Maya kecelakaan dan kematiannya itu adalah takdir Maya!! Jadi jangan salahin diri lo sendiri" tegas Fiona.

Marsya pun menoleh kaget ke fiona " Ke-Kece lakaan??" Tanya Marsya.

"Mak-maksud lo Maya sempet kecelakaan?" Tanya Marsya lagi.

Fiona pun hanya mengangguk.

" Tapi kok bisa? Bukan nya dia udah bahagia sama Daniel?" Tanya Marsya lagi dan tanpa ia sadari air matanya kembali mengalir bebas dipipinya.

" Kebahagiaan seseorang gak hanya ingin ia rasakan sendiri, tapi juga ingin orang-orang terdekatnya juga ikut merasakan kebahagiaannya " ucap Fiona sambil menatap wajah Marsya yang agak tirus.

Fiona pun menghapus air mata Marsya " Lo pasti ngerti ucapan gue" ucap Fiona sambil memegang kedua bahu Marsya.

Akan tau apa yang ingin Marsya katakan kepadanya, " Gue gak tau pasti ceritanya kaya gimana, yang pasti lo bisa tanyain ke orang tua lo nanti" ucap Fiona.

I'm sorry sister (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang