Extra - A

2.6K 64 0
                                    


Sinar matahari menyusup ke dalam, mengintip secara terang - terangan kedua pasangan akhir nya di satukan seutuhnya. Mereka sudah lolos menghadapi jalan setapak yang panjang juga rintangan yang menerpa mereka. Daniel mengerejapkan matanya, senyum nya langsung terbirit ketika setiap pagi kedapatan Marsya yang masih bergelung di dekapannya. Marsya nya selalu cantik, bahkan sangat terlihat cantik ketika tidur dan Daniel tidak pernah bosan memandangi wajah lelap Marsya lama-lama.

Mata Marsya bergerak kecil menyesuaikan penglihatannya, ketika mata nya sudah terbuka sempurna pandangan mereka langsung bertubrukan. Ada rasa hangat menjalar di pipi nya walau ini sering terjadi semenjak mereka menikah.

"Morning!!" ucap mereka bersamaan.

Daniel mengecup kening Marsya lama, begitu juga Marsya yang memeluk Daniel erat seolah takut di pisahkan.

"Aku hari ini mau ke butik Mama" ujar Marsya setelah melepaskan pelukan.

"Oke, aku anter kamu terus ke kantor"

Marsya pun mengecup pipi Daniel lalu bangkit dari tidurnya, mencepol rambut panjang nya agar tidak menghalangi aktifitasnya. "Kamu mau sarapan apa?" tanya Marsya di depan pintu kamar mereka.

"Apa aja asal kamu yang buat" jawab Daniel.

"Oke aku mau buat racun aja"

Mendengar ucapan Marsya, Daniel pun memberengut "Masa aku di kasih racun, kamu tega" ujar Daniel mendramatis.

Marsya hanya geleng-geleng melihat sikap Daniel "kan asal aku yang buat, jadi kalo aku nanya mau apa kamu harus jawab yang bener" ucap Marsya.

"Yaudah aku mau makan kamu" ujar Daniel langsung.

"Oke terserah aku mau buat apa" Sahut Marsya langsung pergi ke dapur tanpa menatap Daniel yang sudah cekikikan berhasil menggoda istrinya.

Marsya sudah selesai menyiapkan nasi goreng spesial menu sarapan yang mudah dan juga dua gelas susu untuk mereka. Marsya melarang Daniel meminum kopi di pagi hari, jadi Marsya menggantinya dengan susu, teh atau jus yang lebih sehat.

"Pagi sya!!"

"Pagi sha!!"

Masha duduk di hadapan Marsya dan Marko selalu setia mendampingi istri dan calon anak mereka. Perut Masha sudah semakin membesar, wajar saja karena usia kandungan nya sudah memasuki 7 bulan. Marko tentu saja sangat protektiv menjaga Masha, bahkan Marko mengusulkan agar istrinya bedrest selama masa kehamilan yang tentunya langsung di tolak Masha karena kandungan nya baik-baik saja.

"Biasa sya" ujar Marko kepada adiknya .

Marsya mengangguk "itu waffle nya tinggal dikasih topping" ujar Marsya, Marko pun bergegas ke dapur untuk menyiapkan waffle untuk istri nya.

Rumah Marko dan Marsya bersebelahan bahkan mereka bertetangga dengan Fiona juga Kezya. Setiap pagi Marsya selalu di repot kan oleh calon keponakannya yang masih di dalam perut ipar nya. Entah kenapa sudah satu bulan ini Masha ingin makan sarapan buatan Marsya, bahkan bulan lalu Masha selalu ingin makan malam di rumah Marsya. Tentu Marsya sangat senang, ia sama sekali tidak merasa di repotkan oleh keinginan kakak ipar nya ini.

Daniel menghampiri Marsya yang sudah rapi memakai kemeja nya, satu kancing masih di biar kan terbuka. "Sayang!" ucap Daniel setelah mengecup Pipi Marsya. Marsya pun kembali ke kamar nya untuk siap-siap ke butik.

"Hai kakak ipar!!" sapa Daniel.

"Halo juga adik ipar, numpang sarapan ya!"ujar Masha.

Daniel pun terkekeh " tentu"

Marko datang dengan membawa dua piring waffle yang salah satu nya porsi double "Makan yang banyak ya sayang"

Masha tersenyum lalu melahap makanan buatan Marsya yang selalu enak.

I'm sorry sister (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang