Huek.. huek..
Suara itu sukses membangunkan Daniel pagi itu, suara yang berasal dari kamar mandi yang berada di dalam kamar mereka. Walau berat, Daniel tetap memaksa untuk bangun padahal ia baru saja terlelap pukul 2 pagi. Karena Marsya tiba-tiba ingin menginap di rumah Mama Farah tadi malam dan permintaan itu meski dituruti demi calon anak mereka yang umur nya baru memasuki bulan ke empat. Jadi suara siapa kah itu? Apakah kalian mengira itu Marsya yang sedang mengalami morning sickness.
"Kenapa sayang?" Tanya Daniel saat melihat kedua putri nya yang kembar. Kamaya Aldiani Alvani dan adik nya yang berbeda 10 menit Kamiya Alania Elvani dua batita yang menggemaskan dan entah kenapa wajah nya perpaduan Marsya dan Maya.
Kamaya atau sering di panggil Al itu mengusap punggung adiknya , wajah Kamiya atau El pucat dan dia masih mengeluarkan sesuatu yang mengganjal perutnya. Daniel tersenyum melihat anaknya yang sangat menyayangi kembarannya itu, padahal usia mereka baru menginjak tiga tahun tapi ajaran Marsya sudah melekat dalam diri mereka. "El masup angin yah" ujar Al.
Setelah menyeka mulut El, Daniel menggendongnya ke ranjang. Tadi malam mereka berdua ngotot ingin ikut ke rumah Oma nya untuk mengantar Marsya, lalu pulangnya mereka tidur bertiga di kamar Daniel. Mungkin angin malam membuat salah satu anaknya ini tidak enak badan.
"Al suruh bibi buat teh manis anget yah, Ayah mau usap-usap perut El dulu pake kayu putih" titah Daniel pada Kamaya yang menatap sedih kembarannya yang pucat. Al mengangguk dan keluar kamar menuruti perintah Daniel.
Daniel mengusap perut El, anak nya itu memejamkan mata menikmati usapan dari Ayahnya "Mau ke bunda sayang?" tanya Daniel, putri nya itu menggeleng lemah "cama A-yah" jawabnya. Daniel mengangguk, anak nya itu sangat sayang kepada Marsya mereka tau di perut Bunda nya ada adik mereka , jadi mereka tidak ingin menyusahkan Marsya.
"Yah ini teh nya" ujar putra sulung Daniel sambil memberikan secangkir teh manis anget.
Daniel membetulkan posisi El agar bisa menyender di bantal yang sudah disusun Al agar posisi tidur nya lebih tinggi."Minum dulu sayang"ujar Daniel lembut sambil mengarahkan bibir cangkir ke mulut El. Kamiya meneguk minuman tersebut hingga tersisa setengahnya.
"Adek El kenapa yah?"tanya Kavin Damasyaniel Ale atau sering di panggil Ale, putra pertama Daniel dan Marsya yang umurnya menginjak lima tahun. Wajah duplikat dan sifat dari Daniel ini sudah memasuki sekolah dasar, dia sekelas dengan anak kembar Marko Algivaro dan Algivero yang umurnya lebih tua satu tahun darinya.
"El cakit Abang!!" sahut Al dengan wajah yang menggemaskan.
"Iya, sakit apa?"
"Masup angin Abang!!" ujar Al.
"Yah kan Al sama El kembar, biasa nya kalo bang Varo sakit , bang Vero juga ikutan atau sebaliknya. anak kembar kan katanya suka sakit barengan" ujar Ale kepada Daniel.
Belum sempat Daniel menjawab, Kamaya sudah kembali membuka mulut kecilnya "abang!! kalo Al ikut cakit siapa yang jaga El? Al harus kuat kan Al harus selalu ngejaga El" jawaban kecil dari Al membuat Daniel tersenyum, Ale mengangguk mendengar jawaban adiknya yang memang sedikit cerewet.
Ale duduk di samping Al, sedangkan El ada di tengah - tengah ia sedang terlelap dan Daniel berada disamping El sambil memandang putrinya yang tidur dengan napas teratur. Tanpa sepengetahuan Daniel, Al mengambil ponselnya yang ada di nakas sebelah Ale dan menelepon Marsya.
"Halo Bunda!!!"
Ujar Al membuat Daniel menatap anaknya yang sedang meletakan benda persegi panjang tersebut di telinganya.
"Bunda El cakit!!" serunya.
"El masup angin bunda!!"
"Tadi pagi muntah-muntah terus Al usapin punggungnya kaya Ayah usapin punggung Bunda kalo lagi muntah"
["..."]
"Terus Ayah tidurin El sambil usapin perut nya, Al ambilin air, air apasih Al lupa"
Kamaya menatap Kavin "Abang!! tadi air nya air apasih?" tanya nya.
"Teh manis anget"
"Haa!! iya teh manis anget Bunda!! terus El udah tidur sekarang"
["..."]
Al pun memberikan ponsel nya kepada Ayahnya, Daniel pun mengangkatnya dan beranjak dari ranjang, Daniel mengisyaratkan agar putra sulung nya menggantikan tempatnya yang langsung dilakukan oleh Ale.
["Aku puter balik lagi aja"]
"Jangan!! kamu bentar lagi nyampe Bandung kan!?"
["Iya, tapi El lagi sakit yah"]
Daniel bisa mendengar suara cemas Marsya di sebrang sana.
"Tadi Ayah tanya El mau suruh Bunda pulang , tapi katanya sama Ayah aja. Kamu tenang aja Ada Ale sama Al yang jagain El, Ayah juga gaakan masuk hari ini"
Terdengar helaan napas di sebrang sana.
["yaudah, bunda tutup dulu"]
"Hati-hati!!"
Daniel pun menatap ketiga anak nya yang saling berpelukan, hari ini Daniel akan menghabiskan waktunya dengan anak-anak. Karena sudah satu minggu pekerjaan sudah menyita waktunya, menghabiskan waktu dengan anak-anak tanpa Marsya mungkin akan menyenangkan dan sedikit melelahkan. Daniel pun ikut berbaring di samping Al, ia baru menyadari ketiga anak nya sudah terlelap kembali dan akhirnya Daniel memutuskan untuk menyusul mereka.
...
The End
Akhirnya cerita ini benar-benar tamat, segitu ajalah ya extra partnya. Awal nya bener-bener gak niat ngetik part ini tapi karena gada kerjaan yang mau aku lakuin, akhirnya tara!!!! part ini pun selesai. berat sih ya meninggalkan Daniel and family tapi kalo di lanjutkan takutnya kaya sinetron jaman sekarang.
boleh dong kasih komen mengenai cerita ini disini!!!
Vote dan Komennya!!
sampai jumpa di cerita aku lainnya.
Intip yuk ceritanya bang Alga!
Apa yang dilakukan Alga ketika Mama nya berniat menikah lagi?
Bunuh diri? Gak
Sekian-
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry sister (End)
Teen FictionWARNING!!! Typo bertebaran Setiap saudara pasti saling menyayangi, apalagi seorang kakak. Dia sangat menyayangi adiknya. Ia rela tidak dimanja agar adiknya yang dimanja, Ia rela mengalah segalanya agar adiknya dapat mencapai semuanya. B...