- REVISI -
...
Udara sejuk yang sangat dirindukan Marsya sejak 3 tahun yang lalu. Rumah ini dimana tempat ia pergi dari masalah, pernah juga menjadi tempat dimana ia diungsikan dari rumahnya sendiri.
" Gimana??"
Marsya pun menoleh ke samping tempat dimana wanita yang sudah berumur senja yang masih terlihat cantik yang sangat ia sayangi.
" Kangen bangetlah mih, walau kata orang ,Paris tempat yang bagus , tapi aku lebih suka di Bandung" ucap Marsya.
"Mimih kangen banget sama kamu" ucap Mimih lalu memeluk Marsya menyamping, Marsya pun membalas pelukannya.
" Kapan kamu balik lagi ke Jakarta??" tanya Mimih.
"Malam ini"
" Kamu itu kebiasaan pulang selalu malam , bahaya tau apalagi kamu perempuan sendiri lagi" nasehat Mimih.
" Yah! Mih jangan ngomong kaya gitu" ucap Marsya.
" Harusnya Mimih bilang hati-hati dan doain Marsya semoga selamat di perjalanan" lanjut Marsya.
" Itu mah gak usah di kasih tau lagi, Mimih selalu doain cucu-cucu Mimih dimana pun dan kapan pun!" ucap Mimih.
" iya" jawab Marsya masih dalam pelukan Mimih.
Mimih pun melepaskan pelukan tersebut, dan menatap cucunya yang 3 tahun lalu tidak ia ketahui dimana keberadaan nya.
" Kamu udah ke makam Adik kamu??"tanya Mimih, " udah , waktu Marsya balik ke sini Marsya langsung datangin makam Maya" jawab Marsya.
" Kamu udah ketemu Daniel?"
" Gak" jawab Marsya singkat sambil menatap lurus ke depan.
flash back on
Semua berkumpul di sebuah ruangan dengan wajah cemas , takut dan sedih. apalagi Farah yang tak hentinya meneteskan air mata melihat kondisi anak nya yang semakin parah, Damian pun sama sedihnya tapi dia tidak menampakannya mencoba untuk tegar.
Maya menatap sekelilingnya dengan sedih, ia sudah tak kuat lagi kalau menunggu kakaknya.Mungkin kakaknya benci pada dirinya sampai tidak ingin melihatnya, padahal ingin sekali ia meminta maaf padanya karena itu yang menjadi beban nya selama ini. Perihal Daniel ia pun sudah tau bahwa dia di bawa ke RS yang ada di Singapura, Maya pun berdoa untuk kesembuhan Daniel agar dia bisa kembali kepada Marsya.
Maya pun melihat ke arah kedua orang tuanya " Ma.." panggilnya lemah.
" ia sayang "
" Aku sayang Kak Marsya, Aku sayang kalian. Makasih udah ngebesarin aku selama ini"
Farah dan damian pun mengangguk.
" Ma tolong buka laci ini" ujar Maya.
Farah pun membuka laci yang berada di pinggir tempat tidurnya. lalu mengambil dua surat dan memperlihatkan kepada Maya, Maya pun mengangguk. " Berikan surat ini untuk kak Marsya dan kak Daniel, mungkin aku gak bisa ketemu sama mereka untuk meminta maaf jadi aku mutusin buat bikin surat itu" ucap Maya.
" Ma" panggil maya, " Jangan seperti dulu ke kak Marsya, dan tolong satukan mereka kembali, kalian baik - baik disini" ucap Maya agak terbata-bata.
" iya sayang, Mama janji" ucap Farah, " Maya sayang kalian semua, maafin semua kesalahan Maya yah!!" ucap Maya dan semua pun mengangguk.
Maya pun tersenyum lebar, tiba-tiba " akhh" semua pun panik dan ada yang berlari memanggil dokter.
' tuhan , bila ini sudah waktunya. Berikan aku kesempatan bertemu dengan kakak ku walau hanya dalam mimpi' batin Maya.
Dokter dan suster pun menghampiri Maya dengan tergesa-gesa lalu mengecek kondisi Maya.
" Dia sudah pergi" ucap Dokter tersebut.
Dan tangis pun pecah di ruangan tersebut.
flash back off
Mendengar cerita tersebut Marsya pun tak kuat menahan tangisnya. Mimih pun mengusap punggung Marsya.
" Semua ingin menyatukan kalian lagi, apa kamu masih mencintai nya?" ucap Mimih.
" Ya, tapi aku minta kalian jangan ikut campur karena kalau kami memang berjodoh kami akan kembali bersama, biarkan ini bagai air mengalir Mih" pinta Marsya.
" Iya Mimih paham"
tiba-tiba terdengar langkah seseorang dari belakang " huh dasar anak Mimih" ucap Marko.
Marsya pun melihat ke arah kembarannya itu " sirik lo"
-_-
" Kenapa baru kesini ?" ucap seseorang sambil membelakanginya.
" maaf" jawab nya.
Orang tersebut membalikan badannya, " Marsyaaa, kita itu sahabatan udah dari SMP tau" ucap nya marah.
" iya tau , maaf ya Kezz" ucap Marsya kepada Kezya.
" Lo tuh ya!! sebenernya lo kemana?? sampai di hari bahagia sahabat lo sendiri , hari dimana sahabat lo nikah cuma lo yang gak ada. orang yang gue tunggu-tunggu itu lo dan lo gak datang, gue gak butuh hadiah tapi gue cuma butuh kehadiran lo aja" ucap Kezya menggebu-gebu.
"Sebelum nya gue sangat sangat sangat minta maaf sama lo, maafin gue karena gue gak bisa dateng karena waktu itu gue lagi sibuk-sibuknya kuliah di paris" ucap Marsya, ia masih menyembunyikan hal ini kepada sahabat-sahabatnya kecuali Fiona tentunya.
"Yaudah gue udah lupain lagian sekarang juga gue udah punya anak" ucap Kezya.
Marsya pun tersenyum sambil memangku anak Kezya dan Adrian yang masih berumur 1 tahun.
Marsya saat ini sedang berada di rumah Kezya dan Adrian, mengunjungi sahabatnya yang sudah 3 tahun tidak bertemu itu, melepas kangen dengan sambil bercerita di kamar Kezya. Sedangkan di bawah ada Adrian dan Vian, Daniel masih dalam perjalanan menuju kesini. Mungkin ini seperti reunian tapi kali ini Fiona tidak bisa ikut karena sedang di pingit, ya Vian dan Fiona akan menikah 1 minggu lagi jadi hari ini mereka berkumpul untuk menerima pakaian dari Vian agar mereka semua seragam.
Daniel memarkirkan mobilnya di halaman rumah Adrian, ' mobil Marsya' batin nya saat melihat mobil Marsya yang terparkir tepat di sebelahnya. ' pasti dia di dalam' pikir daniel, Dalam hati Daniel bersorak akan segera bertemu dengan Marsya ia sangat rindu kepadanya.
Sesampainya di dalam , Daniel hanya melihat Vian dan Adrian ' dimana Marsya?' pikir Daniel lalu duduk di sebelah Vian.
" Nih baju lo" ucap Vian lalu memberikan sebuah kantong, " Thanks"
" Yang lain mana??"tanya Daniel.
" Biasa lagi pada ngobrol di kamar" jawab Adrian, daniel pun mengangguk. Lalu mereka mengobrol " Gue ikut kebelang yah!" ucap Daniel lalu pergi ke wc, tak lama Marsya turun " kalian, gue duluan ya!! ada keperluan, makasih Vian bajunya, sorry Dri ganggu" pamit Marsya. Vian dan Adrian pun mengangguk.
Setelah mobil Marsya menghilang, Daniel datang sambil membawa sebuah gelas berisi sirup " tumben lama" ucap Vian. " gue bikin minuman dulu, gak sopan emang yang punya rumah, tamu gak dikasih minum dari tadi dan suruh ambil sendiri lagi" ucap Daniel.
Vian pun melirik tangan Daniel yang hanya membawa 1 gelas " Lah cuma bikin satu?" tanya Vian, " Kalo mau ambil sendiri" ucap Daniel dan Adrian bersamaan.
' sudah 1 jam, kenapa Marsya tidak keluar' batin Daniel.
Tiba-tiba ada telepon dari Bunda Daniel dan menyuruhnya untuk datang cepat ke restoran Bundanya itu. Jadilah Daniel harus pergi tanpa bertemu dulu dengan Marsya.
Saat Daniel melihat kearah mobilnya ternyata mobil Marsya sudah tidak ada.
...
To Be Continue
Vomment!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry sister (End)
Teen FictionWARNING!!! Typo bertebaran Setiap saudara pasti saling menyayangi, apalagi seorang kakak. Dia sangat menyayangi adiknya. Ia rela tidak dimanja agar adiknya yang dimanja, Ia rela mengalah segalanya agar adiknya dapat mencapai semuanya. B...