SLB - 6

158 6 0
                                    

Bau harum makanan buatan mamanya tercium jelas saat Nina melangkah turun dari kamarnya menuju dapur. Mama tersayangnya tak hanya berujar belaka saat ia berucap akan membuatkan makanan buat sahabatnya yang akan bermain ke rumahnya hari ini.

Didengarnya suara wanita paruh baya lain yang tengah berbincang dengan mamanya dari arah dapur.

"Eh, ada Tante Rahma?" sapanya

"Iya sayang, ini minta bantuam mama kamu buat bikinin soto Ayam. Mama kamu kan jago kalo masak"

Sementara itu, Nina melihat Mamanya tersenyum mendengar pujian dari Tante Rahma. "Ah Mbak Rahma bisa aja"

"Iyaa donkk Mama siapa dulu..." ucapnya bangga "Tumben tapi, Te bikin soto ayam?"

"Mbak Nisa katanya pengen soto, jadi Tante buatkan"

"Loh mbak Nisa mau kesini, Te?" tanyanya antusias. Bayangan akan bertemu dedek Asa membuatnya senang seketika.

"Tante Rahma sama Om Cahyo kan belum pernah ke rumah mbak Nisa, dek. Jadi mereka mau main kesana sekalian jenguk cucunya" mamanya malah yang menjawab karena Tante Rahma sedang fokus memindah panci berisikan kuah soto yang panas.

"Nina ikuuttt, Teeee...." serunya tertarik

Tante Rahma mengangguk yang membuatnya bersorak riang

"Loh, kamu ini gimana sih dek? Kan Fani, Oka sama Sinta mau kesini?" potong mamanya menyadarkan

"Aahhh iyaa" desahnya kecewa

"Tante berangkatnya sore kok" ujar Tante Rahma tak tega melihat raut kecewanya.

"Beneran, Te??" tanyanya memastikan "Nina ikuuttt. Nanti temen Nina suruh Nina pulang aja kalo sore" cengirnyaa

"Loh mbak Rahma bukannya mau berangkat siang?" ujar mama Nina "jangan gara-gara Nina malah waktu ketemu anak cucu malah sebentar doank nanti mbak"

"Nggak apa-apa Nina juga kangen sama Asa. Biarin lah..." jawab Tante Rahma

Nina sudah berlalu dari dapur saat mendapat anggukan dari tante Rahma tadi. Bersandar malas di sofa depan tv dengan se-toples camilan ditangannya sambil menunggu kedatangan para sahabatnya.

Sebuah kecupan mendarat di pipinya tiba-tiba yang otomatis menghentikan kunyahannya

"Faniiiiiiiiiiii" teriaknya senang ketika melihat sahabatnya itu yang sudah berbulan-bulan tak bertemu.

"Kangeeeennn" ucapnya sambil memeluk erat Fani. "Bareng sama Oka?" tanyanya melonggarkan pelukannya.

Fani hanya menaikkan alisnya sembari melirik ke arah dapur.

"Kebiasaan ya itu anak langsung nyosor ke dapur! Awas ya!" serunya jengkel

Terkekeh Fani melihat Nina yang kemudian berlalu ke dapur. Sudah bisa dipastikan keributan apa yang akan terjadi.

Dijambaknya rambut Oka tiba-tiba saat cowok itu akan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Adooohh" seru Oka meringis merasakan tarikan kuat pada rambutnya

"Kebiasaan lo yaa main nyelonong ke dapur!"

"Ma, punya anak gadis kok makin kaya preman sih kelakuannya?" Adu Oka pada mama Nina yang tergelak mendengar kata-kata Oka.

Kembali Oka rasakan sebuah pukulan di punggungnya "Ngatain gue preman lagi! Rasakan ini!"

"Lo ya yang ngajarin? Parah lo dia jadi liar gini" tuduh Oka pada Sinta yang sedari tadi datang berbarengan dan berebut kue bikinan Mama Nina di dapur. Alibi memancing respon Sinta agar lengah dari sepiring kue yang sedang dikuasainya.

Second Love BlossomedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang