Usai sholat subuh Nina justru tak tidur lagi, tekadnya adalah ia ingin lebih mengenal bunda Bima dengan membantunya di dapur menyiapkan segala sesuatunya sebelum sarapan pagi. Berbekal informasi dari Bima kemarin, bundanya suka memulai memasak jam 5 pagi karena sedari dulu ayah, kakak dan dirinya tak lupa sarapan pagi sebelum berangkat dari rumah dan memulai aktivitas jam 7 pagi.
Dari dalam kamar Bima, terdengar suara bunda Bima yang sepertinya sedang membangunkan Bima yang masih tidur di depan tv lalu kemudian terdengar suara seperti keran air yang terbuka dan suara lainnya. Dengan perasaan bahagia sisa semalam, Nina mulai beranjak keluar dari kamar menuju dapur. Benar ternyata, kekasihnya itu masih tampak nyenyak dalam tidurnya. Melihat wajah polos tidur Bima, Nina tertarik untuk berhenti sejenak dan membangunkannya untuk segera sholat subuh.
"Sayaang... udah sholat subuh belum? bangun gih"
Bima yang tampak terusik dengan bisikan suara Nina hanya menggeliat sebentar lalu kemudian tetap melanjutkan tidurnya.
"Banguuun... udah mau habis subuhannyaa" seru Nina lagi dengan menepuk-nepuk pipi Bima agar segera membuka matanya.
"Bimaa... wes bangun, le?"
Terdengar suara bunda Bima bertanya dari arah dapur.
"Iya tante, ini Nina bantu bangunin" sahut Nina
"Oh, iya mbak Nina... tolong yaa... anak e memang susak kok dibangunin subuhan" sahut balik bunda Bima
Bima yang merasa terusik akhirnya membuka matanya, merasa sedikit terkejut ketika pertama kalinya bangun tidur ia mendapatkan wajah gadisnya di depan matanya.
"Pagi" sapa Bima dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Bangun cepetan, subuhannya keburu dipatok ayam" gugah Nina
"Cium dulu" manja Bima dengan sebelah wajah yang masih terbenam bantal
"Ih maluuuu.. ayo bangun kasihan itu bunda kamu dari tadi bangunin, yanggg"
"Nggak mauuu, cium dulu bentar" eyel Bima seperti anak kecil dengan mata yang terpejam dan telunjuk yang mengetuk-ngetuk pipinya.
Cup
Tak tahan dengan rengekan Bima akhirnya Nina melayangkan kecupannya agar Bima segera bangun. Dan benar saja, pacarnya itu kontan bangun dengan senyum jahilnya kemudian balik mencuri ciuman di pipi Nina sebelum melesat ke kamar mandi. Tiba-tiba Nina terperangah. How romantic when a women waking up her man with a kiss!
Tak cukup dengan semalam Bima membuat Nina merona bahagia, paginya pun demikian hingga Nina harus menangkup kedua sisi wajahnya untuk meredam rona merah di wajahnya karena tingkah Bima sebelum ia benar-benar menuju dapur.
"Pagi, tante..." sapa Nina yang kini sudah berdiri di sebelah bunda Bima
"Pagi, sayang" sapa Bunda Bima balik dengan senyumnya dan kedua tangan yang sibuk menuang bubuk kopi serta gula ke dalam teko kecil "Gimana Bima sudah bangun?"
"Sudah, tante. Nina mau bantuin tante masak ya?" tanya Nina sopan. Lagi-lagi Nina semakin merasa disayangi oleh bunda Bima yang memanggilnya 'sayang'. Nothing can make them happy except when their mom-in-law give her blessing at their relation with her son/daughter. So blessed Nina karena sekarang mendapatkan itu. Kurang bahagia gimana lagi?.
"Aduh sudah tidak apa-apaa mbak Nina, tante ndak repot kok, wes biasa ngerjain sendiri" bunda Bima menuang air mendidih dari atas kompor ke dalam teko berisi bubuk kopi serta gula tadi.
"Nggak apa-apa tante, ini kopi buat om ya? Nina bantu bawain ke depan ya?" pinta Nina
"Yasudah ndak papa kalo mau ini tolong taruh saja di ruang tamu ya?" Bunda Bima menyodorkan nampan yang berisi teko kopi dan cangkir di atasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love Blossomed
AléatoireSequel First Sight Called Love [!!!] Part 14 sama 26 diprivate. Saya nggak cari followers karena saya lebih suka ditinggalin jejak di cerita saya daripada difollow. Tapi karna saya pengen tau ada yang baca nggak sih cerita ini selain mereka yang raj...