Chapter Nine.

6.1K 278 1
                                    

***

Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Waktunya untuk bergegas pulang karena jadwal magangnya hari ini sudah selesai. Yuna membereskan semua peratalanya, menaruh kembali jas putih yang dipakaikan ketempat semula. Menggendong tasnya yang kelihatannya sangat berat.

"Dokter, saya pulang. Selamat sore Dokter." Yuna membungkukkan badannya ke arah Jonghyun dan tersenyum.

"Ya hati-hati dijalan." Jonghyun mengangguk dan melambaikan tangannya ke arah Yuna.

Hari sudah hampir petang, entah masih ada kendaraan umum atau tidak. Pilihan terburuknya jika memang tidak ada Ia harus jalan sampai rumah. Dengan keadaan wajah yang sudah lelah ditambah membawa tas yang kelihatannya begitu berat Ia melangkahkan kakinya ke arah halte. Sambil terus melihat Bis yang mungkin saja masih tersedia. Wajahnya begitu resah dan terus melirik jam tangan yang ada ditangannya.

"Semoga saja masih ada Bis yang lewat." Yuna menggembungkan pipinya.

Tidak lama kemudian scooter kuning berhenti di depan halte itu. Yuna memasang wajah bingung karena scooter itu belum juga pergi dari hadapannya. Yuna mendongak dan terkejut melihat sang pemilik scooter itu.

"Hai, kita bertemu lagi." Ujar pria itu sambil tersenyum dan melambaikan tangannya. Yuna menyipitkan matanya menyelidik.

"Maaf, kamu siapa?" Tanya Yuna bingung.

Pria itu terdiam lalu menyadari sesuatu. Ia membuka helmnya dan kembali menyapa Yuna.

"Ehem, ayo kita ulang. Kalau sekarang pastikan kau menjawab salamku ne." Ujar pria itu. Yuna yang awalnya terkejut sekarang malah tersenyum geli melihat pria tinggi itu.

Pria itu menarik nafas pelan lalu berkata, "Hai, kita bertemu lagi." Ujar pria itu sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.

Yuna tertawa pelan lalu melambaikan tangannya, "Hai, Lee Jungshin."

"Haha. Hmm, apa kau menunggu bis? Setahuku jam segini sudah tidak ada bis yang lewat sini." Jelas Jungshin sambil mengedarkan pandangannya.

"Benarkah?" Tanya Yuna kaget. "Ah bagaimana ini?" Wajah Yuna terlihat panik. Jungshin tersenyum melihat Yuna yang sedang panik.

"Kalau kau mau aku bisa memberi tumpangan." Tawar Jungshin.

"Ah.. Tidak usah, terima kasih, Jungshin-ssi." Tolak Yuna halus.

"Eih, ayolah. Kau tidak akan bisa pulang nanti. Aku bersumpah tidak akan berbuat yang macam-macam kepadamu." Ujar Jungshin mantap.

"Hmm, baiklah. Terima kasih Jungshin-ssi."

"Naiklah."

Jungshin memberikan helm ke pada Yuna yang sudah memposisikan diri untuk duduk di belakangnya dan melajukan scooternya setelah memakai helm. Senyum tak meninggalkan wajahnya. Jantungnya berdegup cepat walaupun Yuna hanya memboncenginya dan tidak memeluk pinggangnya. Setidaknya Yuna bersamanya, dan itu membuatnya senang.

"Rumahmu disini?" Tanya Jungshin setelah mereka sampai di depan sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Yuna mengangguk dan turun laku memberikan helm itu kepada Jungshin yang masih sibuk memandangi rumah itu.

"Rumahku memang sederhana." Ujar Yuna.

"Hmm. Rumah ini terlihat sangat nyaman. Lain kali aku akan berkunjung kesini. Sekarang sudah malam, hyungku bisa membunuhku jika aku belum juga pulang. Masuklah. Sampai jumpa nanti." Jelas Jungshin lembut.

"Baiklah, terima kasih banyak Jungshin-ssi. Hati-hati di jalan."

Yuna pun masuk ke rumahnya setelah Jugshin menjauh dari rumahnya.

I Got You, Doc..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang