Chapter 34.

4.7K 167 1
                                    

Pagi datang kembali. Aktivitas Yuna dimulai kembali pagi ini, semua ia lakukan seperti biasa, berangkat dan menyembuhkan setiap pasien yang membutuhkan pertolongannya.

Hari ini terulang kembali seperti kemarin, mawar merah dan ucapan manis lagi-lagi tergeletak di meja kerjanya dan di kap mobilnya, ia tidak tahu siapa yang menaruh tetapi dengan nama yang sama "Burning". Ia tidak bisa tahu jelas siapa yang mengirimnya.

Kejadian seperti ini terjadi hingga seminggu, terulang seperti itu terus menerus. Minggu ini adalah hari akhir kerja karena mulai besok akan libur akhir tahun, Yuna akan menghabiskan liburannya kesebuah pantai indah di Jepang.

Selesai praktik ia bergegas menuju apartementnya untuk mengemas semua perlengkapannya, tiket sudah ditangan. Ia beranjak meninggalkan rumah sakit.

Kota ini lumayan lenggang, sepertinya kebanyakan penduduk berlibur karena ini akhir tahun. Ia mengndarai mobilnya enam puluh kilo meter per jam. Tiga puluh menit ia habisnya untuk sampai di apartementnya.

Ia meletakan sepatunya di rak dan tasnya di tempat tidur. Sekarang jam menunjukan pukul empat sore. Yuna menarik koper berwarna biru muda yang berada diatas lemari. Membukanya dan memasukan beberapa pakaian kedalamnya, sepatu, kaca mata, topi, sandal, dan beberapa keperluan pribadinya. Selesai membereskan semua keperluannya untuk esok, wanita itu bergegas mandi untuk membersihkan kulitnya yang sudah terasa sangat lengket.

***

Alarm membangunkan wanita itu dari tidur nyenyaknya, ia membuka mata dan melirik jam yang berada tepat disamping lampu tidur. Pukul lima pagi, ia beranjak dari tempat tidur, menggulung rambut hitamnya yang terurai sepanjang tidurnya. Dilanjutkan bergegas untuk mandi.

Pukul enam pagi. Yuna sudah cantik dengan celana panjang hitam, kemeja pendek berwarna pink soft, sneakers, rambut ekor kuda dengan poni, maskara tipis, eyeliner tipis dan lipstik pinksoft yang membuat bibirnya semakin manis.

Ia membuka laci untuk mengambil tiketnya, kemudian menemukan tumpukan kumpulan kartu ucapan berbentuk hati, mengambilnya dan memasukannya ke tas kecil yang ia gunakan.

Menarik kopernya dan beranjak menuju taxi yang sudah menunggu di depan apartementnya. Area apartementnya sudah sepi karena kebanyakan pemiliknya berlibur akhir tahun, banyak pegawai yang juga mengambil libur panjangnya untuk bersenang senang pada akhir tahun.

Ia bergegas menuju taxi yang sudah menunggunya sekitar sepuluh menit yang lalu, melaju menuju bandara.Bandara terlihat ramai oleh orang-orang yang akan menggunakan jasa penerbangan. Yuna turun dari taxinya dan menarik kopernya perlahan, memberikan tiket kepada petugas maskapai dan segera menaiki pesawat.

***

Empat jam dihabisnya untuk mengantarnya sampai dikota Jepang. Ia membuka matanya dan memakai kacamata dan turun dari pesawat. Menuju tempat ruang tunggu bandara.

Ia menarik kopernya dan bergegas menuju ruang tunggu. Membuka handphonenya dan terlihat sebuah pesan singkat dari ibunya.

Seorang pria berkacamata hitam dan koper berwarna hitam menghampirinya dan duduk tepat disampingnya. Yuna seperti tahu aromanya, seperti seseorang yang tidak asing lagi baginya. Yuna melirikan pandangannya menuju pria itu, bola mata Yuna mendadak membulat.

"Astaga!" Ucapnya dalam hati. Ia segera memalingkan pandangannya.

Sapu tangan berwarna pink miliknya jatuh tanpa ia sadari tetapi pria itu menyadarinya. Pria itu segera mengambilnya, pria itu menyipitkan matanya setelah melihat sebuah nama dalam sapu tangan itu.

"Seo Yuna?" Tanyanya pelan.

Pria itu mencoba mendekati wajah Yuna untuk memperjelas siapa gadis ini sebenarnya.

"Sapu tanganmu jatuh." Ucapnya

Yuna terkejut dan berusaha memalingkan pandangannya seraya tanganya mengambil sapu tangan dari pria itu.

"Terima kasih." Ucap Yuna seraya bergegas menghindari pria itu.

"Hey mau kemana?"

Pria itu menarik kopernya dan berusaha mengejar Yuna yang menuju taman bandara. Tangan Yuna berhasil diraih pria itu.

"Tunggu Yuna, aku tau kau Yuna, Seo Yuna. Mengapa selalu berusaha menghindariku?"

"Lepaskan aku Jonghyun."

"Tidak."

"Lepaskan! Atau aku akan teriak!"

"Silahkan, aku hanya berusaha mengejar cintaku. Apa itu salah?"

"Jangan pernah mengangguku lagi!"

"Itu mustahil bagi ku Seo Yuna."

Sebelah tangan Yuna memberhentikan taxi. Bergegas memasuki taxi dan berusaha melepaskan genggaman tangan Jonghyun. Memasukan kopernya dengan terburu-buru dan bergegas meninggalkan Jonghyun begitu saja.

Jonghyun menghentikan taxi dibelakang taxi Yuna dan berusaha mengejar Yuna. Mengikuti kemana gadis itu pergi. Yuna mengambil sebuah hotel tepat di bibir pantai yang membentang indah.

Sebuah hotel yang nyaman dan pemandangan yang sangat indah. Yuna berada dikamar 310, sementara Jonghyun berada dikamar 311, satu kamar tepat disamping kamarnya. Tetapi sepertinya Yuna tidak menyadarinya.

I Got You, Doc..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang