Chapter Twelve.

5K 237 2
                                    

Dengan ragu Jonghyun memberanikan diri untuk menatap Yuna. Yuna hanya tersenyum, memang tidak dapat dipungkiri kalau wajah Yuna juga memerah karena menahan malu. Belum bisa dokter muda itu percaya apa yang ia lakukan tadi kepada mahasiswa yang sedang magang bersamanya. Ya selama ini memang ia terkenal sangat dingin dengan beberapa wanita, karena traumanya dulu terhadap beberapa wanita yang pernah singgah dihatinya lalu ia ditinggal dan dicampakkan begitu saja.

Tidak mudah untuknya bersikap ramah kepada wanita, ia terlalu cuek dengan keadaan sekitar tetapi bukan berarti ia seorang pria yang akan tinggal diam jika ada laki-laki yang bersikap kasar kepada wanita.

***

Waktu sudah menunjukan pukul 14.00, sedikit lagi mereka akan sampai dihotel tempat mereka menginap. Disini udaranya sangat dingin tetapi tidak sedingin sikap Jonghyun. Pria itu menghentikan mobilnya tepat didepan pintu utama. Jonghyun dan Yuna sudah saling bersikap seperti biasa seperti semula. Yuna dan Jonghyun turun dari mobil mewah berwarna putih, seorang pelayan menurunkan koper mereka, mobil Jonghyun diparkirkan oleh Vallet ia hanya tinggal duduk manis karena semua fasilitas sudah disediakan oleh pihak hotel.

Mereka berdua menuju receptionist dan mengambil kunci kamar atas nama Mr.Lee.

"Silahkan Tuan ini kunci kamar untuk nomor 405 atas nama Mr.Lee." Ucap receptionist.

"Terima kasih." Jawab Jonghyun dengan ramah.

Jonghyun dan Yuna jalan menuju kamar 405 yang berada dilantai delapan. Yuna hanya mengikuti Jonghyun dari belakang tanpa berbicara apapun. Mereka menaikin lift menuju lantai delapan dibantu oleh seorang pelayan yang mengantar koper mereka. Akhirnya mereka sampai didepan kamar nomor 405, Jonghyun membuka pintunya dan sang pelayan menaruh koper mereka didalam ruangan.

"Silahkan beristirahat Tuan. Kalau perlu sesuatu silahkan telepon kami." Bow.

"Ya terima kasih." Bow balik.

Pelanyan itu meninggalkan mereka dalam satu ruangan kamar ini. Kamar ini cukup luas, dilengkapi oleh dua tempat tidur yang berdampingan, memiliki satu LCD Televisi yang besar, loker, dan satu kamar mandi didalamnya. Dan dapat langsung melihat indahnya kota ini yang tertutup salju dari balik jendela yang polos.

Jonghyun membukan sepatunya dan menggulung lengan kemejanya sedangakan Yuna duduk diatas kasur menandakan ia lelah dengan perjalanan yang cukup jauh ini.

"Jonghyun, apakah kita akan tidur dalam satu kamar ini?" Mata Yuna menjelajahi setiap keliling ruangan ini.

"Ya seperti itu, kita hanya dapat satu kamar dari rumah sakit. Bertujuan agar lebih mudah dalam berkominukasi." Ucap Jonghyun seraya memindahkan pakaiannya dari koper kedalam lemari kecil.

"Hmm ternyata seperti itu, baiklah."

"Tenang saja, aku tidak akan membuatmu terluka." Jawab Jonghyun sambil tersenyum.

"Ya aku tahu itu Jonghyun." Yuna tertawa kecil.

"Aku mandi dulu ya, badanku terasa sangat lengket."

"Silahkan, aku akan membereskan barang-barangku."

Jonghyun bergegas mandi sedangkan Yuna membereskan barangnya dan memindahkan pakaiannya ke lemari kecil yang tersedia disini.

I Got You, Doc..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang