Chapter 19.

4.3K 211 1
                                    

Seminggu kemudian. Tepat hari pernikahan Jung Yonghwa dan Park Shinhye.

Seoul City. Semua tamu telah memberi selamat kepada kedua pengantin. Terlihat raut wajah bahagia di wajah Yonghwa dan Shinhye, para tamu sedang menyantap hidangan yang disediakan. Tempat ini ramai tetapi tidak pengap, karena berada di outdoor. Waktu sudah senja, terlihat sunset yang indah. Setiap orang memperhatikannya, terutama Yonghwa dan Shinhye. Yonghwa memeluk pinggang Shinhye yang memakai gaun putih yang terlihat sangat anggun.

Jonghyun hanya terdiam tanpa ada senyuman diwajahnya sambil memegang gelas wine seraya memperhatikan dua orang yang ia kenal dekat dengan tatapan yang menunjukan bahwa ia sedang emosi.

Sekarang waktunya untuk acara dansa. Terdengar suara yang sangat lembut dan indah untuk dinikmati. Setiap pasangan memeluk pinggang wanitanya begitu sebaliknya, diikuti hari yang sudah senja dan lampu-lampu kecil yang berkilau indah serasa menambah keromantisan yang ada. Begitu juga Yonghwa dan Shinye yang sedang menikmati dansa romantisnya, kemudian adik Jonghyun yaitu Lee Jungshin yang sedang berdansa dengan kekasihnya Shin Hyejeong lalu pasangan terakhir adalah Yuna dan Minhyuk. Hanya Jonghyun sendiri yang tidak ikut berdansa.

Malam ini Yuna sangat cantik, ia menggunakan dress putih sepaha dan sepatu higheels putih yang cantik. Entah Minhyuk dan Yuna memiliki hubungan atau tidak, karena selama ini mereka tidak pernah berbicara apapun tentang Yuna kepada teman-temannya.

Semakin berjalannya waktu semakin terasa keromantisan diantara pasangan yang sedang berdansa. Kecuali Jonghyun, yang menatap sinis seolah menandakan kalau ia sedang marah. Terus memegang gelas wine semakin keras dan tatapan yang semakin tajam. Ia membuang gelas itu hingga pecah, berjalan dengan penuh emosi, lengan kemejanya sudah terlipat sempurna, tangannya sudah mengepal keras menghampiri Minhyuk yang hampir mencium bibir Yuna.

Brug!!!

Hantaman keras dari tangan Jonghyun mendarat diwajah Minhyuk. Minhyuk terjatuh sambil memegang pinggir bibirnya yang mengeluarkan darah. Pria bermata sipit itu bangun dengan rasa emosi yang besar. Menghampiri Jonghyun, memegang satu kerah kemeja Jonghyun lalu mendaratkan satu hamtaman keras dari tangannya yang sudah mengepal, terliahat darah yang keluar dari pinggir bibirnya.Jonghyun memegang kembali kedua kerah kemeja Minhyuk membalas hingga wajah Minhyuk sekarang biru karena ulah Jonghyun, berbicara tepat didepan wajah Minhyuk.
"Kau merebutnya dariku brengsek!" Lalu menghempaskannya ketanah dengan keras dan meninggalkannya begitu saja.

Yonghwa, Jungshin dan semua tamu yang datang terkejut melihat apa yang Jonghyun lakukan, begitu pula Yuna. Yonghwa berjalan menghampiri Jonghyun tapi dihalangi oleh Yuna.

"Biar aku saja yang urus Sunbae."

"Kau yakin?"

"Ya Sunbae tenang saja."

Gadis itu berlari kecil mengikuti langkah Jonghyun yang terus berjalan cepat. Hingga sampai ditepi danau yang hanya diterangi oleh lampu-lampu taman disisi jalannya, terlihat pria itu sedang berdiri sambil memegang erat pagar yang berada ditepi danau dengan wajah yang masih menahan amarah. Penampilan Jonghyun sudah tidak beraturan lagi. Rambutnya sudah berantakan, pakaian yang sudah tidak rapih.

Yuna berjalan pelan menghampiri Jonghyun. Dan mengambil alih posisi tepat di samping Jonghyun, sambil memberanikan diri ia mencoba bertanya kepada Jonghyun.

"Jonghyun, apa yang kau lakukan tadi?"

Tanya Yuna pelan, Jonghyun diam memandang danau dan menyadari kehadiran Yuna disampingnya.

"Kau bilang apa ku lakukan? Kau tidak merasa kalau Minhyuk hampir menciummu?" Alasannya dengan wajah yang masih memandang danau.

"Itu bukan hal yang harus diselesai kan dengan emosi bukan? Kau telah melukainya." Jelas Yuna.

"Oh jadi dia terluka, kau pikir aku bagaimana?" Pria itu menoleh memandang Yuna kesal.

Terlihat raut wajah ketakutan.

"Hatiku sakit melihat kau dan Minhyuk seperti itu." Jawabnya dengan nada kesal sambil menatap tajam Yuna. "Ya mungkin aku salah memendam rasa yang tidah seharusnya ada ini." Seraya mengalihkan pandangannya.

"Hatimu sakit? Bukan kah kau juga sudah memiliki kekasih? Aku pernah melihat seorang wanita memeluk lenganmu." Ucap Yuna. "Apa yang akan kau ucapkan lagi? Semua sudah terlambat, aku tidak akan merusak hubunganmu dengan wanitamu."

Jonghyun memutar otak, berpikir siapa wanita yang pernah memeluk lengannya. Ah ia mengingatnya.

"Ya memang pernah, tetapi ia bukan kekasihku, ia wanita yang menyukaiku, tapi aku tidak pernah membalas rasa cintanya."

"Sudahlah cukup Jonghyun, hentikan semua sikap kekanak-kanakanmu. Aku tidak mau mendengar apapun lagi yang kau ucapkan. Besok aku akan keluar dari rumah sakit, aku kira kau seorang pria yang lembut, tetapi aku salah menilaimu. Aku kecewa." Ucap Yuna seraya meninggalkan Jonghyun sendiri.

"Hey apa yang kau lakukan?" Teriaknya seolah dapat menghalangi langkah Yuna. "Oke jika itu mau mu! Silahkan pergi." Teriaknya. Tetapi Yuna tidak memperdulikannya.

I Got You, Doc..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang