Chapter 25.

3.5K 180 1
                                    

***

Tiga tahun berlalu, Yuna kembali ke kotanya dengan membawa satu kebahagiaan. Gelar "dr" telah ia sandang. Masa Koasnya sudah selesai, ia sekarang menjadi dokter seutuhnya. Rasa bahagia menyelimuti hatinya, senyuman bangga orang tuanya membuat ia bahagia.

Ia sudah memiliki pengalaman kerja, sehingga ia bisa memperbaiki rumahnya dan membeli kendaraan yang baru untuk ayah dan untuk dirinya sendiri.

Jas putih bertanda nama "dr. Yuna" sekarang telah resmi menjadi miliknya. Hari ini ia akan memulai praktiknya disalah satu rumah sakit besar. Bahagia dan bangga rasanya yang dahulu hanya dapat menaiki angkutan umum sekarang ia dapat mengendarai mobil hasil jerih payahnya sendiri selama ini.

Ia memarkirkan mobilnya ditempat parkir khusus dokter. Lalu bergegas membeli sebuah Hot Chocolate disebuah kedai coklat yang berada tepat disebrang rumah sakit.

Gadis itu berhasil mendapatkan satu gelas Hot Chocolate dan satu potong sandwich untuk bekal sarapannya. Gadis itu terlihat agak kesusahan karena tanganya begitu penuh. Memegang dua handphone, satu buah dompet, satu gelas Hot Chocolate dan sebuah bungkusan berisi sandwich. Gadis itu menoleh kekanan dan kekiri memastikan tidak ada mobil yang berlalulalang sejenak.

"Aaaaaaaa."

Terdengar sebuah teriakan kencang dan suara rem yang diijak mendadak. Sebuah mobil berkecepatan tinggi menabrak gadis itu hingga tidak sadarkan diri.

Oh Tuhan dia terluka sangat parah, kepalanya terbentur jalanan yang keras dan beberapa luka dikaki dan tangannya yang terus mengeluarkan darah. Hot Chocolatenya tumpah begitu saja, semua barangnya tergelat tak jauh dari tubuhnya.

Semua orang terkejut lalu menghampiri gadis itu yang sudah tergeletak tak sadarkan diri ditengah jalan. Seorang pria memakai jas dokter menghampiri, ia kenal siapa wanita ini. Pria itu segera menolongnya dan membawanya ke ruang UGD. Jasnya yang putih kini sudah berwarna merah akibat terkena darah gadis itu.

Wanita itu sudah tidak sadarkan diri, darahnya terus keluar, wajahnya terlihat sudah pucat.

"Tuhan aku mohon jangan ambil dia sekarang, Tuhan aku mohon." Batin pria itu berteriak, air matanya kembali menetes.

Pria itu terlihat sangat tergesa-gesa. Semua pengunjung yang datang ikut terkejut melihat gadis itu yang sudah berlumuran darah. Gadis itu diletakan diruang UGD, dipasangkan infus ditangannya dan selang oksigen dihidungnya.

Pria itu membersikan luka kepala, kaki dan tangannya. Ia melakukannya sendiri, ia tidak mau dibantu oleh siapapun. Jadi jika wanita ini harus pergi selama-lamanya, setidaknya ia melakukan yang terbaik diakhir hidup gadis ini.

Hari ini juga gadis itu akan dioperasi, kebetulan dokter muda itu adalah dokter bedah umum, jadi ia juga yang akan melakukan semuanya demi nyawa gadis ini. Bahkan jika ia dapat memilih, ia lebih memilih ia yang merasakan seperti ini dari pada gadis ini yang menanggung semuanya.

I Got You, Doc..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang