07.00 pagi. Matahari sudah mengintip dari balik gorden berwarna putih, menandakan hari baru akan dimulai. Gadis mungil itu terlihat sedang memasak didapur untuk sekedar sarapan pagi pengisi perut. Tercium aroma roti bakar berisikan selai coklat dan susu coklat hangat diatas meja makan. Jonghyun terlihat masih nyaman dalam tidur nyenyaknya, tetapi tidak lama kemudian ia terbangun, menyipitkan kedua matanya yang silau karena sinar matahari yang semakin memaksa masuk kedalam ruang hotel yang berukuran besar tersebut. Ia mencoba bangun dari tempat tidurnya dan bergegas pergi ke kemar mandi untuk membersihkan wajahnya dan menggosok gigi.
"Kamu sudah bangun dari tadi?" Tanyanya sambil berjalan menghampiri yuna dan merapihkan rambutnya.
"Sekitar pukul 05.00, silahkan duduk, aku membuatkan roti bakar coklat dan susu coklat hangat." Jawabnya diikuti senyum manis dibibirnya yang berwarna pink.
"Pagi sekali." Seraya duduk dihadapan Yuna sambil melihat roti bakar yang kelihatannya lezat. "Kamu membuatkan ini untuk sarapan? Kelihatannya lezat, boleh aku mencicipinnya."
"Silahkan." Ia tertawa kecil. Memperhatikan Jonghyun yang sedang mencicipi roti bakar dan susu hangat buatannya.
"Ini lezat sekali, ngomong-ngomong kamu pandai memasak?" Ucapnya sambil menyatap roti bakar.
"Ah tidak juga, hanya sekedar membuat roti bakar aku bisa melakukannya. Aku terbiasa hidup mandiri sejak kuliah."
"Hebat kalau seperti itu, memang kita hidup jangan terlalu bergantung pada orang lain. Karena yang menjalankan hidup ini kita sendiri bukan orang lain."
"Iya Jonghyun, aku juga berpikir seperti itu."
"Hm." Mengangguk, ia tidak bisa bicara karena mulutnya penuh dengan makanan.
"Hihi." Yuna tertawa kecil. "Kalau seperti itu aku akan membereskan semua berkasnya."
"Baik, aku akan bergegas mandi. Kita akan berangkat pukul 08.00."
"Baiklah."
Yuna mempersiapkan berkas-berkas yang akan dibutuhkan nanti sedangkan Jonghyun sedang mandi. Selesai ia mempersiapkan berkas ia merapihkan kembali rambutnya. Hari rambut sebahunya ia buat kepang kecil dibagian depan dan menyempatkannya kebelakang tidak lupa menyisakan poni untuk menutup keningnya, ia terlihat sangat cantik ditambah dengan menggunkan eyeliner, bedak seperlunya dan sedikit mempertebal lipstik yang berwarna pink agar bibirnya tidak terlalu pucat. Stelan pakaiannya hari ini masih sama dengan kemarin, ia menggunakan rok hitam seluntut, kemeja berwarna biru pucat dan sepatu flat berwarna hitam yang mengkilat. Ia sudah siap hanya tinggal menunggu Jonghyun.
07.45 aroma parfum Jonghyun tercium, tidak lama kemudian ia keluar menggunakan kemeja berwarna biru muda garis-garis putih, celana berwarna hitam dan sepatu pantopel yang sudah mengkilat bersih. Ia berjalan menghampiri Yuna sambil merapihkan lengan kemejanya.
"Sudah siap?"
"E-eh." Yuna menoleh. "Sudah." Jawabnya sambil tersenyum dan agak sedikit menunduk."
"Baiklah, kita berangkat sekarang."
"Baik."
Yuna menggendong ranselnya dan jalan keluar kamar hotel. Jonghyun mengikuti dari belakang dan langsung mengunci kamar hotelnya. Mereka berjalan menuju lift yang tidak jauh dari ini. Gadis itu hanya fokus berjalan tanpa menghiraukan Jonghyun.
"Yuna." Panggil Jonghyun.
"Iya?" Ia menoleh dan menghentikan jalannya.
"Biar aku yang bawa ranselmu, kelihatannya berat."
"Tidak usah Jonghyun, ransel ini ringan tidak berat seperti yang kamu fikirkan."
"Tidak baik jika kita jalan berdua lalu wanita yang membawa ranselnya yang terlihat berat. Berikan padaku, tidak usah sungkan."
Yuna hanya terdiam dan masih menggendong ranselnya. Seketika Jonghyun menyambarnya dan tersenyum.
"Tidak usah sungkan." Ucapnya sambil tersemyum. "Ayo lanjutkan perjalannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You, Doc..
RomanceAku sudah beberapa kali berhasil menyelamatkan nyawa orang lain. Tapi aku belum cukup berhasil untuk menyelamatkan diri untuk tidak mencintaimu.