Chapter 32.

3.4K 148 1
                                    

Yuna sudah cantik dengan kaus pendek dan juga cardigan yang ia kenakan, jeans panjang berwarna hitam, rasel kecil yang ia gendong dan sepatu running berwarna tosca. Rambutnya tertata rapi dengan kucir ekor kuda tidak lupa poni yang ia sisakan untuk menutupi keningnya. Sedikit eyeliner dan lipstic yang tipis berwarna merah muda.

Malam ini ia akan bertemu dengan rekan ketika ia duduk dibangku kuliah dulu. Gadis itu keluar dari apartementnya, earphone terpasang dikedua telinganya ia berjalan menuju mobilnya sambil memakan permen karet dimulutnya.

Malam ini cerah, bintang bertebaran dilangit, sangat terlihat indah. Ia memacu pelan mobilnya, terlihat gemerlap kota ini yang sangat ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang, kendaraan yang berlalu lalang dan juga oleh lampu-lampu kota yang berwarna warni. Perjalanan memakan waktu tiga puluh menit, ia sampai disalah satu kedai kopi terkenal, memasuki dan mencari rekannya.

Disini sangat ramai, banyak sekali yang berkunjung, untuk sekedar meminum kopi atau berbicang-bincang. Ternyata temannya berada dibagian pojok dan sedang asik memainkan ponselnya, Yuna segera menghampirinya.

Setelah berbincang-bincang, Yuna menuju meja pemesanan dan memesan segelas Ice Chocolate.

Brug...

Ia tidak sengaja menabrak seorang pria tua dan menjatuhkan kunci mobil milik pria itu.

Gadis itu mengambil kunci mobilnya dengan wajah yang bersalah. "Tuan saya sangat minta maaf, saya sangat tidak sengaja." Ucapnya seraya memberikan kunci mobil milik pria itu.

"Tidak apa-apa anak muda, ini salah saya."

"Tidak Tuan ini salah saya, apa ada yang terluka?" Tanyanya dengan wajah yang panik.

Pria itu tertawa kecil. "Saya baik-baik saja."

"Saya meminta maaf sekali Tuan." Bow.

"Iya anak muda. Saya rasa kita pernah berjumpa."

"Iyakah?" Yuna memutar kembali ingatannya. "Ya saya ingat, anda Tuan Lee Nam Gyu, yang ketika itu bertemu saya di bis, iyakan?"

"Ya benar."

"Sedang apa disini Tuan?"

"Hanya sekedar keluar untuk menyegarkan otak bersama istri dan kedua anak saya, mereka disana." Pria itu menunjuk istri dan anaknya.

Yuna menoleh dan meyipitkan matanya dan seketika membulatkan matanya. "Oo-hh ya Tuan, salam untuk keluarga anda." Bow. Ucapnya dengan gagap seketika wajah Yuna berubah menjadi terkejut. "Saya duluan Tuan, semoga kita bertemu lain waktu. Maaf kan sikap saya tadi."

Yuna memesan segelas ice chocolate sembari sesekali melirik kearah salah satu anaknya Tuan Lee.

"Oh Tuhan, ternyata." Iya berjalan pelan sambil memegang segelas ice chocolate dan memalingkan wajahnya. Iya menundukan kepalanya dan sesekali melirik ke arah pria itu.

"Kau kenapa Yuna?"

"Hah? Ttidak-ttidakk." Jawabnya terbata-bata.

Ia terus menunduk dan meminum ice chocolate, pikirannya tertuju kepada pria itu. Mana mungkin? Mana mungkin pria menyebalkan itu adalah seorang anak dari Tuan yang sangat baik. Gadis itu tidak habis pikir kalau pria paruh baya itu mengetahui semuanya, akan ditaruh dimana wajahnya?

Yuna melirik ke arah pria itu dan melihat mereka berempat sedang bersenda gurau. Ya benar pria itu adalah Lee Jonghyun, pria yang menyebalkan menurut Yuna. Ternyata ia adalah salah satu putera dari Tuan Lee yang ia kenal baik. Yuna berfikir mengapa dunianya terlalu sempit, yang ia temui hanya pria itu dan pria itu lagi? Apa didunia ini hanya pria itu yang ditakdirkan untuk bertemu dengannya? Apa tidak ada pria yang tidak menyebalkan yang disiapkan Tuhan untuknya?

I Got You, Doc..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang