Chapter Eleven.

5.1K 256 4
                                    

"Seo Yuna, ayo naik." Kata Jonghyun yang sedikit agak teriak dari dalam mobil.

"I-iyaa." Jawabnya gagap sambil menarik kopernya dan menghampiri Jonghyun yang telah berada didalam mobil. Kemudian ia membuka pintu mobil dan menaiki mobil mewah itu.

"Sini biar aku taruh kopermu dibagasi belakang."

"Ehh, i-iya terima kasih Dokter."

Menyambar koper Yuna dan meletakannya dibagasi belakang bersamaan dengan koper miliknya. Yuna melihat sekeliling interior mobil Jonghyun dan berdecak kagum.

"Mobilnya bagus sekali, woaah!" Tangannya mengusap pelan interior yang berada didalamnya sambil melihat sekelilinya. "Harum pula." Mengambil napas dan menikmati harumnya mobil Jonghyun.

Tiba-tiba Jonghyun tiba dan tidak sengaja memperhatikan Yuna, sedikit tertawa melihat ekspresi Yuna. "Kamu sedang apa Yuna? Haha."

"E-eh tidak Dok."

"Ah, tidak udah panggil aku dokter, ini kan bukan jam kerja. Panggil saja Jonghyun."

"Ah benarkan? Apa itu tidak terlalu lancang?"

"Tidak, tenang saja Yuna." Sambil menghidupkan mesin mobil lalu bergegas berangkat.

"Baiklah Jonghyun." Wajah Yuna memerah karena malu.

Perjalananya akan memakan waktu yang lumayan, ia hanya pergi berdua dengan Jonghyun. Karena yang ditugaskan oleh pihak Rumah Sakit hanya Jonghyun. Jadi, otomatis Yuna harus mendampingi kemanapun Jonghyun bertugas. Perjalanan telah memakan waktu hampir 3 jam, ia melihat Yuna yang terlelap tidur menghadap jendela. Sebagian wajahnya tertutup oleh rambutnya yang berwarna hitam. Melihat savebelt yang belum terpasang dibadan Yuna, ia memberhentikan mobilnya sebentar dipinggir jalan. Memasang savebaelt dengan sangat berhati-hati karena takut jika Yuna terbangun dari tidurnya.

Ia memasang savebelt dengan perlahan, kemudian merapihkan rambutnya agar tidak menutupi wajahnya yang cantik. Memegang kedua pipi Yuna dengan berhati-hati lalu memindahkan wajah Yuna kearah Jonghyun. Wajah mereka sangat dekat, mungkin hanya beberapa centimeter.

Tiba-tiba Yuna terbangun. Mata mereka bertemu, saling berpandangan satu sama lain. Jonghyun semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Yuna, Jonghyun menutup matanya dan bibir mereka hanya berjarak kurang dari 1 centimeter. Yuna hanya membeku melihat wajah seorang dokter muda tampan yang sekarang hanya berkisar beberapa centimeter dari wajahnya. Yuna gugup, entah harus melakukan apa, aliran darahnya seolah berhenti sejenak, detak jantungnya berdegup sangat kencang, matanya tidak bisa berpaling dari pandangan tajam Jonghyun. Bibir Jonghyun semakin mendekat seketika Yuna berkedip dan mengalihkan wajahnya. Jonghyun tersadar dan segera mejauhkan tubuhnya dari tubuh Yuna.

Diam sejenak, detak jantungnya berdegup begitu kencang, wajahnya memerah, padangannya kosong, yang ada hanya fikiran tentang apa yang hampir ia lakukan tadi terhadap Yuna.

"Yuna maafkan aku." Tatapannya masih mengarah kedepan, ia tidak berani untuk menatap Yuna untuk saat ini.

"Ya Jonghyun tidak apa-apa."

"Kau boleh marah padaku, tidak seharusnya aku melalukan itu padamu."

"Aku tidak marah, ayolah percaya padaku. Jangan alihan pandanganmu seperti itu." Yuna tersenyum kearah Jonghyun.

Jonghyun masih ragu untuk menatap Yuna.

I Got You, Doc..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang