Permulaan

31.3K 1.9K 368
                                    

Ckrek.

Jimin dan Hoseok menoleh bersamaan. Keduanya refleks membulatkan kedua mata mereka.

"K-Kim Taehyung?!"

Taehyung mengulas senyum kecil. "Hai, teman-teman."

"Ya, Tuhan!" Jimin mendorong kursi rodanya mendekat. Sedangkan Hoseok hanya tercengang melihat Taehyung yang berdiri manis di mulut pintu.

"Apa yang kau lakukan disini? Kau sudah baikan?" Senyum Jimin melebar saat dia berusaha bangkit dan ingin mengacak rambut awut-awutan milik Kim Taehyung.

Taehyung yang masih memakai baju pasien dibalut hoodie abu-abu dan sendal rumah sakit hanya bisa tersenyum kecil.

"Bagaimana kau bisa sampai kesini? Sendiri? Kau tidak kedinginan? Kau bahkan tidak pakai kaus kaki. Kau kabur? Kau tidak mungkin dibolehkan berkeliaran begini, kan?" Pertanyaan Jimin terus mengalir dari mulut cerewetnya. Taehyung dibuat tertawa olehnya.

"Aku baik-baik saja, sedikit. Iya, aku sendirian kesini. Gampang saja, aku naik taksi. Tidak, aku tidak kedinginan, sudah biasa." Taehyung tersenyum seiring dengan jawabannya.

"Dan iya, aku kabur." Lanjut Taehyung.

Jimin dan Hoseok sama-sama menahan napas.

"Untuk apa?" Tanya Jimin kemudian.

"Kalian lihat Hyorim? Kupikir dia ada disini." Taehyung tampak mengedarkan pandangannya.

"Bukannya Hyorim pergi dengan Seokjin Hyung untuk menemuimu?" Kali ini Hoseok bersuara.

"Hah?"

"Tadi Seokjin Hyung sudah menjemput Hyorim. Katanya kau ingin bertemu dengan Hyorim." Jimin ikut menimpali.

"Eh?"

"Kau.. tidak tahu?" Tanya Hoseok kemudian. Kali ini lelaki itu berani melangkah mendekat.

Kening Taehyung berkerut. "Tidak, tidak. Sepertinya aku tahu. Aku pernah meminta Hyung untuk membawa Hyorim. Tapi aku tidak tahu kalau itu hari ini."

"Jadi, alasan kau kabur?" Jimin pun bertanya.

Taehyung menatap Jimin dan Hoseok bergantian. "Ada yang mengirimiku surat."

"Isinya?"

Taehyung menelan ludah. "Katanya Hyorim dalam bahaya."

Hening. Jimin dan Hoseok pun berpandangan.

Tiba-tiba Hoseok berjalan cepat melewati Taehyung dan langsung menutup pintu.

BRAKK!!

"AAAAA....!!!!"

Tiga lelaki itu refleks berteriak.

Mata mereka membelalak. Terlebih lagi Hoseok. Itu karena pintu kamar rawat Jimin sudah bolong dengan sebuah tangan yang mencengkeram pisau lipat menyembul masuk dan mulai menggores-gores permukaan pintu.

"KIM TAEHYUNG! DIMANA, KAU?!"

Hoseok menggunakan seluruh tubuhnya untuk menahan pintu supaya tidak didobrak. "La..ri..!" Lirih Hoseok. Napasnya terputus-putus seiring dengan energi yang dikeluarkannya untuk menahan pintu.

Bukannya lari, Taehyung malah tercengang.

"Apa yang kau lakukan?! Lari, Bodoh! Dia akan membunuhmu!" Jimin segera mendorong Taehyung tepat di perutnya. Otomatis, lelaki bermarga Kim itu mengerang kencang.

"Akh! Kau yang bodoh!" Gerutu Taehyung sambil menyentil dahi Jimin.

"Itu tidak penti—AAAARGGGHH..!!!!!" Kali ini Hoseok yang mengerang.

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang